"Sabar, sabar, sabar. Sabar ada batasnya juga kali," kata seorang kawan, ketika saya menasihatinya. Ia begitu kesal atas persoalan rumah tangganya. Kesal atas sikap suaminya yang di matanya tak jua berubah. Kami memang bersahabat. Jadi dia mencurahkan kekesalan hatinya.
"Ini sudah berulang kali soalnya. Selama belasan tahun coba, bayangin. Kesabaran gue udah habis. Kayaknya gue pengen pisah aja," cerocosnya. "Sabarrrr," kata saya sekali lagi, mencoba menenangkan emosinya. "Ah loe sih nggak ngalamin kayak gue," tukasnya.
***
Apakah sabar memang ada batasnya? Kadang saya sering mendengar ucapan bahwa "sabar itu ada batasnya" ketika seseorang merasa mengalami persoalan hidup yang "sama" dengan orang yang "sama" pula. Sepertinya, saya juga pernah memasuki fase "sabar itu ada batasnya juga kali" deh.
Lantas, apakah sabar ada batasnya? "Sabar itu nggak ada batasnya karena jika kita sabar pahala kesabaran terus mengalir," tutur ustadzah Hj Siti Nurlaela saat memberikan kajian rutin Islami komunitas "AyoNgaji" yang mengangkat tema "Hikmah di Balik Covid-19", Jumat (3/7/2020), yang saya ikuti secara daring.
Terkadang ketika kita dihadapi dengan beragam ujian, kita selalu merasa nikmat kita tengah terenggut. Padahal ujian yang kita rasakan itu tidak seberapa jika dibandingkan dengan kenikmatan lain yang kita dapatkan. Sebut saja kita masih bisa bernapas, kita masih bisa berjalan, kita masih bisa bergerak, dan banyak lagi. Coba dihitung-hitung lebih banyak ujiannya atau nikmatnya?
Ustadzah menyampaikan pandemi Covid-19 ini juga bagian dari ujian kesabaran. Jika terus bersabar pahala kesabaran akan terus mengalir. Pahala yang didapat juga tidak hanya satu atau dua kali lipat, tapi berkali-kali lipat. Kebaikan yang kita rasa tidak hanya di akhirat kelak, tetapi juga di dunia. Itu artinya, kita mendapatkan kebaikan di dunia dan di akhirat. Sungguh beruntung bukan?
"Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar." (Surah Al Baqarah: 155)
"Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung" (Surah Ali Imrah: 200).Â
Jadi bersabar itu bukan hanya sekedar sabar, tapi tetap sabar, sabar, dan sabar, atas ujian atau musibah yang dialami. Dengan kata lain harus memperkuat sabar.
Ketika kita bersyukur kepada Allah, maka Allah akan tambahkan nikmat itu menjadi semakin banyak. "Dan (ingatlah juga), tatkala Rabbmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih" (Qs. Ibrahim: 7).