Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Pengembaraan Hati

30 Juni 2020   22:37 Diperbarui: 1 Juli 2020   17:27 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

malam begitu buta, tapi perempuan itu tetap pergi ke kota, inginnya menyusuri bibir pantai kuta, yang nun jauh di pulau dewata, mencoba hilangkan luka yang tercipta, dari rasa yang telah berdusta.

dia terdiam tak banyak kata, ke manakah ketulusan cinta? sekian lama jiwanya terlunta, kandas sudah cita-cita, "antara aku dan dia: ah bukan kita!" lantas untuk siapa kau dicipta?

tubuhnya bersandar pada dinding kereta, perlahan di sudut mata mengalir delta, tangisnya pecah melantunkan gita, menyuratkan sisi lemah wanita, namun tetap terlihat jelita.

"aku tak takut kehilangan harta, tak peduli harus turun tahta, tak penting merendah kasta, tak banyak yang aku pinta, kita sudahi saja cerita," suaranya terdengar menderita, oleh suara hati yang saling bersengketa.

hatinya kian meronta, saat ia tuliskan puisi dengan tinta, menggoreskan sisi lain fakta, bahwa rasanya kian menggurita, "selamat tinggal nista, aku ingin bersukacita," bisiknya kala terasa melaju kereta.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun