Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Mengambil Hikmah dari Puasa Ramadan

27 Mei 2020   11:04 Diperbarui: 27 Mei 2020   10:55 366
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puasa ramadan telah berlalu. Apa yang bisa kita pahami dari puasa ramadan? Selama ini yang kita pahami bahwa puasa adalah ajang latihan untuk mengendalikan hawa nafsu. Ya nafsu makan, nafsu minum, nafsu amarah, serta segala sesuatu yang dapat membatalkan puasa.

Lantas, apakah kita sudah berhasil mengendalikan segala hawa nafsu? Terutama setelah puasa ramadan? Mari kita simak wejangan Ustad Dr. dr. Muh Khidri Alwi, M.Ag, yang juga dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar.

Sang ustadz kebetulan menjadi narasumber dalam diskusi online bertajuk "Lebaran Sehat 1441 H" yang diadakan Yayasan Gerakan Masyarakat Sadar Gizi, Komunitas Literasi Gizi (KoaLizi), Literasi Sehat Indonesia (LiSan) dan Departemen Kesehatan BPP Kerukunan Masyarakat Sulawesi Selatan (KKSS), belum lama ini.

Katanya, berkaitan dengan pengendalian nafsu semuanya bermula dari perut. Untuk mengukur kadar sehat seseorang, tidak hanya dilihat dari badan fisiknya yang prima, tetapi juga jiwa yang stabil. Dalam hal ini kemampuannya dalam mengendalikan nafsu. Nafsu ini, dalam al-Qur'an biasa disebut "nafs ammarah bis-suu". Nafsu yang selalu mengajak ke hal-hal negatif. Salah satu nafsu itu adalah nafsu perut.

Nah, nafsu perut yang bertetangga dengan syahwat (terutama nafsu di bawah perut) adalah "tokoh utama" yang melahirkan malapetaka terbesar umat manusia dalam melakoni hidupnya di dunia ini. Nafsu ini adalah salah satu peletak dasar terjadinya musibah dari dosa-dosa yang dilakukan manusia.

"Duduklah sejenak di hadapan TV, bukalah HP dan tengok info di medsos. Setiap hari muncul berita-berita kriminal dari kecil hingga besar seperti pembunuhan, tawuran, begal, perampokan, pemerkosaan, dan kejahatan lainnya berawal dari nafsu perut," ujarnya.

Kasus-kasus korupsi dan kejahatan di dunia maya yang menjadi langganan berita, yang mempertontonkan mulai dari mafia-mafia berdasi atas nama "paduka yang terhormat", dari para birokrasi dan legislasi pejabat sampai yang dilakukan wong cilik adalah bentuk penghambaan total dari nafsu perut.

Jabatan diperjualbelikan, martabat digadaikan, kehormatan dicampakkan, urat malu sudah hilang. Muncul dengan muka topeng diselingi senyum kearifan yang penuh kemunafikan. Berkulit badak yang tak lagi memiliki rangsang saraf perifer sehingga mengalami anastesi (hilang rasa) kepekaan akan penderitaan rakyat, berbalut nurani dengan qalbu yang sudah mati (qalbun mayyit).

"Dan, seperti biasanya hampir semua berujung dengan komplikasi ke nafsu bawah perut yang melahirkan tamak, serakah, haus kekuasaan, gila harta, gila wanita, dan berbagai penyakit-penyakit qolbu lainnya," terangnya.

Menurutnya, perut yang "rakus" tidak hanya mendatangkan keluhan fisik yang setiap saat dapat menimbulkan berbagai penyakit gastrointestinal. Tetapi lebih dari itu sangat mempengaruhi aktifitas psikis (jiwa) dan rohani. Walaupun belum ada penelitian bagaimana hubungan makanan dapat mempengaruhi perilaku dan jiwa seseorang.

"Namun kita biasa menyaksikan bagaimana orang yang sering makan makanan yang haram dan berlebihan (melampaui batas) selain bentuk fisiknya, akan turut mempengaruhi kepribadian dan jiwanya. Kepribadian menjadi labil, melahirkan kegelisahan dalam hidup seperti mudah putus asa, cemas, stres sampai depresi," ujar dr. khidri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun