Mohon tunggu...
Tety Polmasari
Tety Polmasari Mohon Tunggu... Lainnya - ibu rumah tangga biasa dengan 3 dara cantik yang beranjak remaja
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, insyaallah tidak akan mengecewakan...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ciptakan Suasana "Home Sweet Home", Jadi Sumbangsih Nyata Perempuan Menghadapi Covid-19

9 Mei 2020   14:51 Diperbarui: 9 Mei 2020   14:56 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejak Covid-19 mewabah di Indonesia, sudah berapa lama mendekam di rumah? Kalau saya sih hampir 3 bulan ini. Jadi rutinitas saya ya lebih banyak di rumah. Ibadah di rumah, bekerja di rumah, mendampingi anak-anak di rumah. Kegiatan yang jarang saya lakukan, kini nyaris setiap hari saya lakoni: memasak.

Setiap hari saya mendampingi anak bungsu saya, Fattaliyati Dhikra, siswa kelas 2 SD belajar. Mengerjakan tugas sekolah yang dikirim setiap pagi oleh Ibu Wali Kelas lewat group whatsapp. Berapa lama saya mendampingi tergantung bagaimana anak saya mengerjakannya. Sementara dua kakaknya, Putik Cinta Khairunnisa dan Annajmutsaqib, yang pelajar SMP, belajar sendiri. Kalau tidak ada yang dimengerti baru bertanya pada saya.

Menjalani rutinitas yang itu-itu saja di rumah lama-lama membuat saya bosan. Anak-anak juga bosan. Berulangkali anak-anak mengeluhkan rasa bosannya. Tidak bisa "melihat dunia" seperti hari-hari sebelum Covid-19. Saya yang pekerja lapangan rasanya juga mulai suntuk. Biasanya suka "keliling-keliling" ke beberapa titik, kini otomatis di rumah saja. Pertemuan pun dilakukan secara daring. Ya tetap saja tidak segreget pertemuan secara tatap muka.

Bisa jadi ibu-ibu yang lain pun mengalami rasa yang sama. Banyak ibu yang mulai bosan, jenuh, jemu atau apalah yang bingung harus berbuat apa lagi agar suasana rumah semenarik suasana di luar rumah. Nah, kita sebagai kaum ibu dituntut kreatif, pintar, cerdas, inovatif untuk berkreasi menciptakan kegiatan menarik yang tidak membosankan anak-anak.

Bagi Ketua Umum Kongres Wanita Indonesia (Kowani) Dr. Ir. Hj. Sri Woerjaningsih, M.Pd, yang akrab disapa Giwo Rubianto Wiyogo, tinggal di rumah, berarti keluarga banyak menghabiskan waktunya di rumah. Dan, ini artinya, peran perempuan, terutama kaum ibu, menjadi lebih optimal dalam mendampingi keluarga di rumah agar ketahanan keluarga juga semakin kuat di tengah terpaan penyakit yang disebabkan virus korona itu.

Karenanya, Giwo yang pernah menjabat Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), mengajak seluruh perempuan dalam hal ini para ibu untuk mengedepankan perannya sebagai Pilar Ketahanan Keluarga untuk menjadikan keluarga sebagai "pusat aktivitas dan pusat kebahagiaan". Katanya, para ibu harus mampu menjadi motor dan dinamisator dalam keluarga sehingga kegiatan untuk tetap di rumah saja bisa menjadi sesuatu yang "menyenangkan" bagi seluruh keluarga.

Giwo Rubianto menyampaikan "amanat" itu kepada pengurus Badan Kerjasama Organisasi Wanita (BKOW) dari 34 propinsi dari seluruh penjuru tanah air, saat tatap muka virtual, belum lama ini. Mengapa "amanat" ini disampaikan kepada BKOW? Ini karena BKOW merupakan "perpanjangan tangan" Kowani di tingkat akar rumput. Dan, kebetulan saya berkesempatan mengikuti tatap muka virtual ini.

Oh iya, bagi yang belum kenal dengan Kowani, ini adalah organisasi perempuan tertua dan terbesar di Indonesia. Dikatakan tertua karena memang usianya sudah tua. Berdiri  pada 1928 saat Kongres Perempoean Indonesia pertama pada 22 Desember 1928 di Yogyakarta. Itu artinya, usia organisasi federasi yang "memayungi" 97 organisasi wanita tingkat pusat ini sudah mencapai 92 tahun. Dikatakan organisasi terbesar karena anggotanya secara keseluruhan lebih dari 87 juta wanita di seluruh Indonesia. Jadi, organisasi ini tidak bisa dipandang sebelah mata. Para wanita inilah yang nantinya menjadi "agent of change" di lingkungannya masing-masing.

Mengapa Giwo mengamanatkan para ibu harus kreatif di tengah pandemi Covid-19? Karena ternyata, berdasarkan Kongres Perempuan Indonesia kedua di Jakarta pada 1935, menetapkan kewajiban utama wanita Indonesia adalah menjadi Ibu Bangsa. Di pundak perempuanlah dipercayakan untuk mempersiapkan generasi muda sebagai penerus yang kreatif, inovatif, unggul dan militan.

"Para wanita juga "harus" mempersiapkan generasi yang sehat jasmani dan rohani, memiliki jiwa nasionalisme yang kokoh dan teguh, serta mampu menjaga moral keluarga dan masyarakat yang mampu menjaga alam untuk anak cucunya sehingga mampu menggerakkan ekonomi keluarga dan masyarakat," ujarnya.

Dengan para ibu mampu memerankan diri sebagai ibu rumah tangga yang inovatif, kreatif dan bahkan atraktif rumah pun menjadi "home sweet home" sehingga tercipta suasana layaknya di "surga". Ini menandakan, sumbangsih perempuan menjadi sangat nyata dalam menghadapi Covid-19.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun