Mohon tunggu...
Santi Rahayu
Santi Rahayu Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kajian Linguistik Abad Ke-20

29 Oktober 2017   19:57 Diperbarui: 29 Oktober 2017   20:12 1927
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kajian Linguistik Abad ke-20

Pada permulaan abad duapuluh terdapat titik perubahan dalam dunia linguistik. Perubahan tersebut diikuti dengan perkembangan para pakar gramatikal baru dalam memunculkan pemikiran-pemikiran dan pandangannya. Sebut saja J. Wright (Inggris), Ferdinand De Saussure ( Swiss), Andrew Martinet (Perancis), yang dihubungkan kepada penggagas linguistik Amerika Edward Sapir, Franz Boas, Leonard Bloomfield, dan lainnya.

Jika pada abad ke-19 kajian kebahasaan telah jauh dari pengaruh filsafat, dan memasuki wilayah keilmuan biologi pada suatu waktu, dan ilmu alam (geologi) pada saat yang lainnya. Maka kajian kebahasaan pada abad ke-20 ini, bertumpu pada kebebasan memandang bahasa tersebut dari aspek teks/wacana atau dari intristik bahasa itu sendiri.

Ada sebuah pemikiran dalam tulisan atau petisi De Saussure (1857-1913 M) yang terbit dan tersebar setelah wafatnya. Karyanya tersebut diterbitkan oleh teman sekaligus bekas muridnya yaitu Charles Bally dan Albert Sechehaye, yang merupakan titik perubahan utama dari Historical Linguisticske arah Linguistik deskriptif atau lebih populer dengan Synchronics Linguisticsatau bisa juga disebut dengan Static Linguistics.Atau peralihan ke periode atau masa pemikiran strukturalis.

Para ilmuwan atau pakar linguist mengakui bahwa De Saussure dikenal sebagai orang pertama atau cikal bakal linguistik abad duapuluh atau lebih dikenal sebagai bapak "linguistik modern (strukturalis). Itu dibuktikan dengan adanya beberapa pemikiran dan konsep sederhana mengenai kebahasaan.

Sebelum mendiskusikan dan membicarakan ide-ide pemikiran De Saussure dalam bukunya "Course in General Linguistics",dan pengaruhnya terhadap kajian kebahasaan di Eropa dan Amerika setelahnya, ternyata ada hal-hal yang membawa De Saussure pada kemunculan teorinya tersebut. Pencapaian De Saussure terhadap teorinya baik yang berkaitan dengan kebahasaan dan non-bahasa tersebut dipengaruhi oleh iklim atau situasi pengetahuannya. Diceritakan juga bahwasanya terdapat dua orang ilmuwan yang mempunyai peran dan pengaruh besar dalam karyanya dan keberaniannya dalam bentuk dasar teorinya dalam linguistik, mereka itu adalah W.D. Whiteny (1827-1894 M) dan Emil Durkhem ( 1858-1917 M).

  •  W.D. Whiteny
  • Adalah seorang linguist kebangsaan Amerika yang mengenyam pendidikan di Jerman, konsentrasi dalam mempelajari bahasa Sanksekerta. Dia termasuk orang pertama yang membahas dan meneliti bahasa-bahasa Amerika dan India. Dan De Saussure termasuk salah satu pembaca karyanaya yang cemerlang.
  • Ide pokok Whiteny adalah:
  • Bahasa adalah realitas masyarakat, bukan kejadian alam atau sifat biologis saja.
  • Senang berkomunikasi adalah awal mula sejarah bahasa terbentuk.
  • Kata-kata sesuai atau sejalan dengan pikiran manusia.
  • Bahasa adalah simbol atau tanda yang tidak sesuai dengan pikiran, seperti simbol pada matematika dengan konsep ukuran dan perhitungan.
  • Linguistik bukan ilmu alam, melainkan termasuk ilmu sejarah.
  •  Emil Durkhem
  • Adalah seorang ilmuwan Perancis, penggagas ilmu sosial atau sosialogi, dan pencetus konsep realita kemasyarakatan. Dengan kata lain, kumpulan pemikiran-pemikiran yang terdapat pada rasio masyarakat tertentu, seperti norma dan perundangan.
  • Realitas masyarakat menurut konsep Durkhem adalah kumpulan pikiran-pikiran atau representasi yang terdapat dalam rasio masyarakat dalam menyepaakati sesuatu. Menurutnya, munculnya aturan-aturan atau norma yang langsung maupun tidak adalah buah dari hasil pikiran manusia dalam masyarakat dan lingkungannya. Norma dan aturan tersebut hadir atau ada karena ada kaitannya dengan pengetahuan yang dimiliki pada masyarakat tertentu.
  • Demikianlah pemikiran dan pandangan Durkheim yang mendorong De Saussure untuk terus membaca dan mendalami pemikiran durkheim. Dari hasil bacaan tersebut dapat membangun kerangka teori linguistiknya yang terbangun atas dasaar-dasar pembagian dan kecintaan terhadap dualisme.

De Saussure telah menjadikan pandangan Durkhem sebagai dasar bentuk metodenya dalam metode strukturalis. Dia bertumpu pada pandangan dan pemikiran Durkhem dalam bentuk bahasa yang nampak atau muncul di masyarakat.

De Saussure disebut sebagai Bapak Linguistik modern karena pandangan-pandangannya yang baru mengenai studi bahasa yang dimuaat dalam bukunya Course in General Linguistics.Pandangan-pandangannya itu antara lain:

  • Dualisme Langue dan parole
  • Telaah Sinkronik dan diakronik dalam satu bahasa
  • Perbedaan Signifiantdan Signifiesebagai pembentuk Signe linguistics
  • Hubungan sintagmatik dan hubungan asosiatif atau paradigmatik.

Keempat hal atau pemikiran tersebut belum pernah dikenal sebelumnya sebelum linguistik abad duapuluh ini.

Des Saussure membedakan antara parole, langue,dan langage.Ketiganya bisa dipadankan dengan kata "bahasa" tetapi dengan pengertian yang berbeda. Paroleadalah bahasa yang kongkret yang keluar dari mulut seseorang. Jadi, karena sifatnya yang konkret itu, maka parole bisa didengar. Sedangkan langueadalah bahasa tertentu sebagai satu sistem tertentu. Jadi sifatnya abstrak, sehingga hanya ada dalam otak penutur bahasa yang bersangkutan. Adapun langageadalah bahasa pada umumnya sebagai alat interaksi manusia dan sifatnya juga abstrak. Menurut Saussure linguistik murni mengkaji langue, bukan parolemaupun langage.Teori linguistik De Saussure tidak mengikutsertakan parole.

Selain masalah parole, langue, dan langage, yang paling penting pada teori linguistik De Saussure adalah mengenai signe linguitiqueatau tanda linguistik karena bahasa merupakan sistem tanda. Menurut De Saussure tanda linguistik adalah sebuah maujud psikologis yang berunsur dua yaitu signifieatau konsep atau petanda. Dan Signifiantatau imaji bunyi atau penanda. Kedua unsur ini signifie dan signifiantterikat erat sehingga yang satu selalu mengingatkan yang lain atau sebaliknya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun