Mohon tunggu...
Isti
Isti Mohon Tunggu... Relawan - https://zonapsiko.wordpress.com

Not verified

Selanjutnya

Tutup

Trip

Refund

29 Agustus 2019   16:49 Diperbarui: 29 Agustus 2019   16:58 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Travel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Dua minggu yang lalu, ada sms masuk ke nomor ponsel saya. Isinya menyampaikan bahwa refund pembatalan tiket kereta api sekira 1,5 bulan lalu gagal transfer tanpa menjelaskan penyebabnya. Kabar baiknya, di sana tercantum nomor layanan yang bisa dihubungi yakni (021)121. Sebenarnya jujur, saya lupa soal dana refund itu.

Kilas balik ke 1,5 bulan sebelumnya tepatnya di hari Kamis, 4 Juli saya melakukan pembatalan pembelian 1 dari 3 tiket kereta api. Proses pembatalan lancar tidak ada kendala. Pihak yang membatalkan memang harus hadir langsung, bisa diwakilkan hanya jika dilengkapi surat kuasa pembatal. Pembatal dimintai kartu identitas, mengisi form pembatalan dan membayar biaya pembatalan sebesar 25% dari harga tiket yang dapat dipotong langsung dari harga tiket yang sudah dibeli.

Ada dua pilihan untuk refund ini, transfer atau diambil langsung ke loket stasiun yang sudah ditentukan. Berhubung saya tidak mau ribet, saya minta refund ditransfer saja. Saya serahkan kartu identitas dan no. rekening. Setelah pengisian form pembatalan selesai, petugas menyampaikan bahwa refund dapat diambil 30 hari ke depan jika diambil secara tunai dan 45 hari jika melalui transfer.

Setelah menerima sms gagal transfer, saya mencoba menghubungi nomor yang tercantum. Alhamdulillah tersambung meski kudu sabar karena banyak nomor extensionnya.  Saya coba jelaskan permasalahannya soal gagal transfer dan form pembatalan yang hilang (saya abaikan form ini karena memang kesepakatannya adalah refund melalui transfer). Operator menanyakan kode booking. Haduuuh ya nggak apal lah. 

Musti tutup telepon dulu dan mengecek riwayat pemesanan di hp yang saya pakai untuk menelepon dia. (Saya pesan tiket melalui aplikasi t*a***ok*). Begini nih kalau menelepon operator belum siap data. 

Siap2 saja mengulang keluhannya karena ketika menelepon ulang seringnya tersambung dengan operator lain. Saya tak patah semangat. Setelah mencatat kode booking, kembali saya hubungi operator dan benar saja saya harus mengulang kronologinya.

Setelah saya menyampaikan kode booking, di seberang sana operator langsung mengecek dan menyampaikan bahwa kode booking tersebut tidak terbaca. What? Mulai esmosi. Tapi saya salut, operator masih sabar. Ia kemudian coba mengganti angka 1 yang saya sebutkan dengan huruf I (menurutnya barangkali saya salah lihat), hasilnya sama zonk!

Nah pas nelepon operator, untungnya saya dengar ada sebuah email disebutkan untuk dihubungi. Saya coba menyampaikan keluhan dengan kronologinya. Tidak terlalu lama menunggu, email balasan pun datang. Bahwa gagal transfer bisa terjadi karena ada ketidaksesuaian data dan lain-lain. Untuk itu refund bisa dilakukan by cash dengan syarat membawa bukti form pembatalan yang asli.

Dengan kasus kehilangan form, saya diminta mengurus surat kehilangan ke kepolisian dengan bermaterai. Saya menolak. Setelah itu tidak ada respons lagi. Tak surut langkah, saat bersamaan saya coba mencari halaman PT KAI di facebook. 

Alhamdulillah ketemu. Kembali saya sampaikan kronologi masalahnya melalui messenger. Saya juga lampirkan bukti booking tiketnya. Ternyata solusi yang ditawarkan sama bahwa untuk mendapatkan refund, saya harus mengurus surat keterangan kehilangan dari kepolisian.

Kembali saya tanya, kenapa bisa gagal transfer? Setelah ditelusuri, yang bersangkutan menyampaikan ada perbedaan 1 huruf pada nama saya di form pembatalan dan nama di rekening bank. Saya balik bertanya, kok bisa? Padahal saat pengisian form pembatalan saya serahkan kartu identitas. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun