Mohon tunggu...
Neneng Siti Hafsoh
Neneng Siti Hafsoh Mohon Tunggu... Mahasiswa - IAIN PAREPARE

Jangan pernah merasa cukup dengan ilmu yang dimiliki

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Opini: Tradisi Mappacci Adat Bugis, Perpaduan antara Kebudayaan & Agama

5 Agustus 2022   19:09 Diperbarui: 5 Agustus 2022   19:36 2250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pasti kalian tidak asing lagi dengan kata Mappacci. Yap seperti yang telah diketahui Mappacci adalah salah satu kebudayaan adat Bugis, yang masih dilestarikan hingga saat ini. 

Dimana upacara Mappacci dilakukan dimalam hari menjelang akad nikah pada ke esokan harinya. Menurut para leluhur Mappacci mengandung nilai-nilai dan makna kehidupan yang bertujuan baik.

Disetiap persiapan dan proses Mappacci memiliki makna dan filosofi yang mendalam terkait dengan harapan serta doa dan kesejahteraan/kebahagiaan bagi calon mempelai. Menurut orang-orang terdahulu apabila telah melakukan Mappacci maka mempelai telah dinyatakan siap dan ikhlas untuk memasuki bahtera rumah tangga.

Seperti yang telah leluhur katakan Mappacci berarti membersihkan segalanya yang ada didiri kita. Baik itu mappaci ati (hati), mappacci nawa-nawa (fikiran) mappacci pangkaukeng (tingkah laku/perbuatan) dan mappacci ateka (itikat).

Tidak lupa juga didalam pelaksanaan Mappacci terlebih dahulu dilaksanakan pembacaan Al-Qur'an dan sanjungan serta shalawat kepada baginda Nabi Muhammad SAW . Kemudian dilakukannya doa dan dzikir bersama-sama. 

Jadi dapat disimpulkan bahwa acara Mappacci mengandung arti kebersihan dan kesucian bagi calon mempelai yang bertujuan untuk membersihkan jiwa dan raga calon pengantin. Artinya calon mempelai dianggap masih bersih dan suci, oleh karena itu bagi calon mempelai yang berstatus janda atau duda tidak lagi melakukan kegiatan Mappacci diacara pernikahannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun