Mohon tunggu...
neneng salbiah
neneng salbiah Mohon Tunggu... Jika ada buku yang ingin kau baca, namun kau tak menemukannya, maka kaulah yang harus menulisnya!

Apa yang kamu lihat itu adalah berita. apa yang kamu rasakan itu adalah puisi dan apa yang kamu khayalkan itu adalah fiksi. saya berharap pembaca tidak menghakimi tulisan-tulisan yang ada di blog ini. karena saya penulis pemula. belum pandai dalam menata ide pokok cerita dalam sebuah paragraf yang sempurna. Seorang ibu rumah tangga yang sedang belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Nyekar di Momen idul Fitri, Bukan Hanya Ritual Keagamaan Akan Tetapi Memiliki Dimensi Sosial dan Budaya

4 April 2025   20:50 Diperbarui: 4 April 2025   20:50 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nyekar di momen Idul Fitri, tradisi, Budaya dan kearifan Lokal (Sumber gambar doc Pribadi)

Indonesia kaya akan budaya dan tradisi, salah satunya adalah tradisi nyekar atau ziarah kubur saat momen Idul Fitri.

Nyekar tidak hanya sekedar ritual terkait keagamaan, melainkan juga memiliki dimensi sosial dan budaya. Secara religius nyekar merupakan bentuk penghormatan kepada leluhur dengan cara berdoa dan memintakan ampunan untuk mereka. Sementara, dari perspektif antropologi simbolik, nyekar adalah lambang keterhubungan antargenerasi dalam masyarakat agraris yang menjunjung tinggi gotong royong serta kekeluargaan.

Tradisi nyekar sering kali menjadi bagian yang tak terpisahkan dari perayaan Idul Fitri di Indonesia. Di tengah euforia menyambut berakhirnya bulan suci Ramadhan, masyarakat juga memanfaatkan momen ini untuk berkunjung ke makam keluarga dan para leluhur. Hal ini mencerminkan penghormatan kepada yang telah meninggal serta menjaga nilai-nilai kemanusiaan yang diwariskan dalam ajaran agama Islam.

Ziarah kubur atau Nyekar, yang dalam masyarakat Jawa dikenal dengan istilah nyekar merupakan amalan yang telah lama dianjurkan dalam tradisi Islam. Dalam Al-Qur'an dan hadis, ziarah kubur memiliki banyak hikmah yang dapat memperkuat iman, mengingatkan pada kematian, dan mendorong ketaatan kepada Allah SWT. Rasulullah SAW sendiri mendorong umatnya untuk berziarah kubur.

Di kutif dari laman lampung.nu.or.id

--Dahulu, saat agama Islam masih tergolong baru, Rasulullah SAW pernah melarang umat Islam berziarah ke kuburan, mengingat kondisi mereka pada saat itu yang masih lemah iman.

Kondisi sosiologis masyarakat Arab pun masa itu yang pola pikirnya masih didominasi dengan kemusyrikan dan kepercayaan kepada para dewa dan sesembahan.

Rasulullah SAW mengkhawatirkan terjadinya kesalahpahaman ketika mereka mengunjungi kubur baik dalam berperilaku maupun dalam berdoa.

Berjalannya waktu, agama Islam yang semakin berkembang pesat dan umat nabi sudah terbilang kokoh secara keimanan. Rasulullah SAW pun memperbolehkan berziarah kubur.

Seperti keterangan Rasulullah yang bisa kita temukan dalam Sunan Turmudzi no 973 : :" " (3/370)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun