Mohon tunggu...
Neneng Maulyanti
Neneng Maulyanti Mohon Tunggu... Dosen - perempuan

pensiunan PNS dan dosen

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pewarisan Nilai Budaya Jepang (Bagian Ketiga)

24 Oktober 2021   19:39 Diperbarui: 24 Oktober 2021   19:44 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Secara berkala, para orang tua siswa diundang ke sekolah, untuk membicarakan berbagai kebijakan dan kegiatan sekolah yang tidak menyangkut kurikulum yang sudah digariskan oleh pemerintahan. 

Artinya, banyak program kegiatan di sekolah ditetapkan berdasarkan hasil konsensus dari pihak sekolah dan orang tua siswa. Untuk mengevaluasi hasil belajar siswa, maka secara berkala orang tua siswa diundang untuk menyaksikan proses belajar siswa di sekolah.

Sekolah selain memiliki wewenang dalam mengembangkan kepribadian siswa, juga bertanggung jawab atas hasil pendidikannya. Oleh karena itu, di saat ada siswa yang melakukan tindakan yang bersifat antisosial atau melakukan pelanggaran hukum di luar sekolah, maka pihak yang merasa dirugikan oleh tindakan siswa yang bersangkutan, akan melaporkannya kepada pihak sekolah. 

Jadi, laporan tidak dilakukan kepada orang tua siswa, atau apparat kepolisian, tapi kepada pihak sekolah yang dianggap telah lalai dalam mendidik siswa. 

Laporan dari warga yang masuk, akan ditindaklanjuti oleh para wali kelas dan guru konseling, dan melakukan tanya-jawab intensif dengan siswa yang bermasalah di ruang konseling, selanjutnya wali kelas atau guru konseling mengundang atau mendatangi orang tua siswa untuk membahas kasus yang terjadi dan menemukan solusinya. 

Menurut kepala sekolah, pihak pemerintah punya andil besar dalam dunia pendidikan melalui pendidikan non-formal, antara lain:

1.      Membagikan buku pegangan mengenai 'cara mendidik anak' dan 'cara mengajarkan kedisiplinan pada anak' kepada para ibu yang mempunyai anak balita hingga remaja.

2.      Mendirikan pos pelayanan konsul yang berjalan 24 jam bagi para ibu untuk berkonsultasi mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan pendidikan anak di rumah.

3.      Mendirikan kelompok diskusi bagi para orang tua untuk saling bertukar informasi mengenai berbagai hal penting dalam mendidik anak di rumah.

4.      Membuka kesempatan bagi para siswa SMA untuk berhubungan dengan balita, dengan tujuan agar siswa mempelajari hal-hal yang berharga dengan cara menjaga para balita tersebut. Kegiatan tersebut dilakukan di Taman Kanak-Kanak, Rumah Sakit, Puskesmas, dan Kebidanan.

5.      Membuka sebuah 'desa harapan' yang dipergunakan untuk mendidik anak-anak bersosialisasi. Desa ini sengaja dibangun untuk 'praktek' para anak-anak dan jauh dari perumahan. Sebagai gambaran desa ini seperti sebuah kamp pramuka, namun berupa desa yang terdiri dari rumah-rumah. Desa ini secara bergiliran digunakan oleh berbagai sekolah. Jadi  penghuninya terdiri dari anak-anak dan dari berbagai tingkatan usia, dengan beberapa guru pembimbing yang terdiri dari personil-personil pendidikan dan kesehatan. Para guru pembimbing ini menempati salah satu rumah yang memang disediakan bagi mereka. Tujuan dibangunnya desa ini adalah untuk membiasakan anak-anak mandiri dan disiplin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun