Virus corona menyebar dengan cepat di beberapa belahan dunia, menyebabkan penyakit yang ringan ataupun serius. Jumlah kasus infeksi virus corona kian meningkat  bahkan di negara Indonesia sendiri pun telah menembus angka 1 juta. Pertambahan kasus infeksi corona menjadi hal yang paling menyedihkan. Hal ini tidak menutup fakta jika protokol kesehatan belum menjadi prioritas. Bukankah protokol kesehatan ditujukan untuk mencegah penularan virus corona dan meminimalisir bertambahnya angka kasus infeksi.
Baru-baru ini tersiar bahwa ada varian virus baru corona. Kabar yang mencuat bisa membuat kekhawatiran publik. Virus yang dinamakan dengan B117 ini sebenarnya pertama kali ditemukan pada September 2020 di Kent, Inggris. Pada Desember 2020 juga 31 negara mengumumkan bahwa virus tersebut telah mewabah. Kemudian menyebar di 101 negara pada Februari 2021. Faktor penyebaran virus di tingkat 35-70% inilah yang menjadi kekhawatiran. Menimang pada dampak kasus covid sebelumnya.
Logisnya jika tidak ingin virus ini terus mewabah mampu bekerja sama menjadi pihak yang bertahan maupun melawan. Manusia adalah tokoh utama yang lebih dulu harus menjalankan, karena manusia diberikan keistimewaan yaitu akal. Seperti yang diketahui jika virus ini menyerang tanpa pandang bulu menyerang manusia maupun hewan. Upaya kecil namun dampaknya akan begitu nyata jika dilakukan bersama.
Saat ini pemerintah Indonesia tengah menggalakkan program 5M. Dengan program tersebut semoga menjadi modal awal yang dibutuhkan agar pandemi cepat usai. Pertama, memakai masker. Masker tetap menjadi alat pelindung diri atau APD yang paling penting di tengah wabah virus corona Covid-19. Kedua, mencuci tangan menggunakan air mengalir dan sabun secara berkala. Ketiga, menjaga jarak 1 hingga 2 meter dari orang sekitar. Keempat, menjauhi kerumunan. Kelima, mengurangi mobilitas.
