Mohon tunggu...
Neneng Diah Kurniasih
Neneng Diah Kurniasih Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis

Pelajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kritik Film Habibie dan Ainun

12 Maret 2021   23:28 Diperbarui: 12 Maret 2021   23:39 1137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Menikmati karya sastra dengan genre romantis seperti tidak ada penghujung. Karya sastra yang populer di Eropa Barat pada abad ke-18 tepat dalam peristiwa revolusi industri diciptakan untuk melawan norma-norma kebangsawanan, sosial dan politik di masa periode pencerahan. Reaksi terhadap rasionalisasi terhadap alam dalam seni dan sastra yang dinyatakan dalam bentuk karya sastra. Kesusastraan yang mengutamakan perasaan, pikiran, dan tindakan spontanitas.

Sekilas mengenai bagaimana perkembangan genre romantis. Di tahun 2020 Asosiasi Perusahaan Film Indonesia (APFI) memaparkan survei hasil Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) film dengan genre romantis menempati urutan ketiga pada perolehannya mencapai 45,6 persen. Tak luput dalam benak film yang dikemas dengan cukup apik dan menarik penonton. Film dengan genre drama romantis yang di sutradarai Faozan Rizal. Film ini berhasil memikat jumlah penonton sebesar 4.583.641 di tahun 2012. Kesuksesan yang diraih sebanding dengan alur yang diangkat dalam film berjudul Habibie dan Ainun.

Adegan kisah cinta antara Habibie dan Ainun yang dikemas dalam sinematografi. Cerita cinta keduanya menemukan cinta pertama dan terakhir sebuah pembuktian pada dunia bahwa cinta sejati itu ada. Sosok Habibie yang digambarkan dengan penuh ketulusan dan pengorbanan terhadap wanita yang dicintainya.

Pernah satu sekolah saat di bangku SMP menjadi benih-benih tumbuhnya perasaan satu sama lain. Saat itu di tahun 1962 di Bandung menjadi pertemuan berkesan untuk keduanya. Sosok Ainun yang menurut Habibie semanis gula ternyata memikat dan menjadi daya tariknya. Habibie seakan dibuat terkagum-kagum pada sosok Ainun yang cantik dan juga cerdas. Pada akhirnya adegan diperjelas saat Habibie memberanikan untuk mempersunting Ainun. Pertemuan keduanya itu seakan digambarkan pada peristiwa yang tidak terduga.

Dalam alur film menemukan cinta sejati tak ayal membuat sosok Habibie melupakan segala cita-cita dan tujuan hidupnya. Kecintaannya pada negaranya sendiri dan berambisi untuk membangun negaranya. Habibie menempuh perjalanan ke Jerman untuk menggapai dan mewujudkan mimpinya. Baktinya pada negara makin kukuh saat dukungan dan visinya sejalan dengan sosok pendamping hidupnya. Penggambaran nyata dari sebuah pengorbanan yang menjadikan inspirasi.

Seorang genius ahli pesawat terbang dan dokter muda yang cerdas berkeinginan kuat serta semangat juang yang tinggi. Keduanya berani mengambil risiko dan menggantungkan harapannya. Keduanya percaya bahwa memiliki mimpi tidaklah mudah. Mimpi yang dibangun bersamaan dengan perjalanan cinta keduanya. Tindakan kegigihan keduanya ini patut dibanggakan dan ditiru. Banyak orang bermimpi tapi banyak juga di antaranya yang ragu untuk mengambil risiko. Adegan yang dapat diteladani dan sebagai panutan agar tidak takut untuk bermimpi.

Selama membangun biduk rumah tangga dengan Habibie, Ainun bisa mengimbangi dan juga menjadi ibu yang bertanggung jawab dalam membesarkan kedua anaknya. Bahkan Ainun mengajarkan anak-anaknya hidup sederhana serta membiasakan mereka berdiskusi dan berpendapat.

Namun, bukan hidup namanya jika tidak ada ujian. Setiap kisah di dunia akan memiliki ragamnya. Hal seperti ini juga berlaku pada kedua insan tersebut. Nyatanya ujian datang menghampiri saat tokoh Ainun dinyatakan menderita kanker ovarium. Dalam adegan ini karakter Habibie semakin diperkuat akan pembuktian dan ketulusannya. Segala cara dilakukan Habibie, Ainun pun diterbangkan ke Jerman untuk mendapatkan perawatan intensif. Sejak saat itu, tidak pernah sekali pun Habibie meninggalkan Ainun hingga istrinya menghembuskan napas terakhir.

Meskipun hatinya hancur saat melepaskan istri yang telah menemaninya selama 48 tahun itu kembali ke hadapan Sang Khalik. Habibie adalah sosok laki-laki pecinta sejati, yang tetap setia meski maut memisahkan.

Secara keseluruhan, film berjudul Habibie dan Ainun ini dikatakan sebagai film berkualitas baik dalam segi alur, akting tokoh atau pemeran maupun sinematografi. Sejauh ini  film bergenre drama percintaan ini berhasil mengaduk emosi penonton, namun film ini juga sarat akan pengetahuan sejarah Indonesia. Meskipun sebenarnya konflik yang diangkat dalam film tidak terlalu kompleks atau rumit. Akan tetapi, dalam film ada beberapa unsur penting yang sebenarnya bisa diperoleh seperti riwayat hidup tokoh, perjalanan cerita cinta tokoh, dan semangat nasionalisme tokoh. Hadirnya film tersebut semoga menjadi wawasan agar meningkatkan kecintaan pada tanah air Indonesia, menumbuhkan kesetiaan dan ketulusan yang tinggi, dan saling menghargai.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun