Mohon tunggu...
Nenden SuryamanahAnnisa
Nenden SuryamanahAnnisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Hanya seseorang yang sedang belajar menulis dan belajar menyampaikan opininya lewat tulisan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sepi

6 April 2022   21:59 Diperbarui: 6 April 2022   22:14 454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: wallpaperaccess.com

Apa itu arti sepi?
Apa saat telinga hanya bisa mendengar hampa?
Apa saat berdiri di lapangan luas tanpa satu pun manusia?
Apa saat gaduh suara tawa, namun bibir menggurat senyum terpaksa?
Atau mungkin saat semua orang miliki tempat pulang, namun kita tidak?

Sejatinya, sepi adalah sepi.
Entah bagaimana jutaan manusia memiliki ragam pemaknaannya, sepi adalah sepi. Tak jadi berkurang nilainya, walau makna sepi kita diremehkan orang lain. Sepi tetaplah sepi.

Namun, tahukah sepi apa yang paling sepi?
Saat telinga hanya dengarkan kata orang lain belaka.
Saat berdiri di lapangan luas penuh manusia dengan memasang tumpukan topeng di muka.
Saat gaduh suara tawa diri sendiri mengalahkan apa yang dikata hati.
Dan lagi saat mengemis mencari tempat pulang sampai lupakan hak diri.

Sungguh sepi yang paling sepi, saat kita semakin tak lagi mengenali diri sendiri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun