Mohon tunggu...
Nena Nurkaenah
Nena Nurkaenah Mohon Tunggu... Guru - simple

Penyuka kata yang terangkai makna

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Meminimalisir Penggunaaan Plastik Sebagai Upaya Pembentukan Karakter Anak

28 November 2020   14:03 Diperbarui: 8 Desember 2020   21:22 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendidikan karakter menjadi salah satu mandat yang harus dilaksanakan oleh Kemendikbud. Kemendikbud memiliki tugas mempersiapkan manusia Indonesia di masa yang akan datang. Demi mencapai tujuan tersebut, Kemendikbud telah membuat kurikulum pendidikan yang berbasis pancasila. Salah satunya adalah  pelajar pancasila sebagai perwujudan pelajar Indonesia dan pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Salah satu profil pelajar pancasila adalah berahlak mulia, karakter yang sangat penting untuk dimiliki pelajar pancasila. Dengan akhlak yang mulia pelajar pancasila bisa berperilaku baik kepada masyarakat dan lingkungan disekitarnya. Hal ini tercermin melalui perilaku dan kebiasaannya dalam mengatasi masalah kontekstual yang terjadi di lingkungannya, seperti sampah, banjir, dan kerusakan terhadap bumi yang disebabkan oleh perilaku manusia. 

Salah satu faktor yang menyebabkan rusaknya lingkungan hidup yang sampai saat ini masih tetap menjadi "PR" besar bagi bangsa Indonesia adalah faktor pembuangan limbah sampah plastik. Kantong plastik telah menjadi sampah yang berbahaya dan sulit dikelola. Diperlukan waktu puluhan bahkan ratusan tahun untuk membuat sampah bekas kantong plastik itu benar-benar terurai. 

Salah satu penghasil sampah terbesar setiap harinya terjadi di lingkungan sekolah. Hal ini disebabkan karena anak-anak seringkali membeli makanan dan minuman dalam kemasan plastik. Berbagai cara telah ditempuh untuk mengurangi dampak dari penggunaan produk berbahan dasar plastik dengan memisahkan tong sampah plastik, organik, dan anorganik. Cara lain yakni dengan melakukan program 3R (reduce, re-use, dan recycle). Namun pada prakteknya untuk tingkat sekolah dasar sulit menerapkannya, tidak semua bisa mengelola sampah plastik dengan baik, maka upaya yang dilakukan adalah kesadaran manusia akan pentingnya bahaya sampah plastik yang berdampak pada lingkungan.

Semakin dini anak dibiasakan untuk menghargai lingkungan maka semakin dini pula anak mempunyai kesadaran akan menjaga dan menghargai lingkungannya. Mengajarkan anak untuk tidak membeli makanan dan minuman dalam kemasan plastik memang tidak mudah,  perlu pembiasaan, kerjasama dan contoh  yang riil agar perilaku baik bisa diterapkan dalam kesehariannya. 

Menumbuhkan kesadaran pentingnya menjaga keseimbangan lingkungan sesuai profil pelajar pancasila tentu bukan hanya tugas pendidik saja, namun perlu adanya kerjasama dengan pemangku kepentingan, agar suatu program bisa terlaksana dengan baik. Harapannya jika kerjasama berjalan dengan baik, maka kesadaran akan  pentingnya menjaga keseimbangan lingkungan seperti, menjaga kebersihan, membuang sampah pada tempatnya, membawa tempat makan dan minum sendiri, maka anak akan lebih menyayangi dan mencintai lingkungannya.  Sehingga ketika dewasa kelak anak sudah terbiasa tanpa perlu diingatkan kembali dan mempunyai rasa tanggung jawab dalam menjaga kebersihan diri dan lingkungannya.

Hal-hal yang perlu dilakukan dalam upaya mengurangi penggunaan sampah plastik adalah :

  1.  Membentuk tim untuk pelaksanaan program sesuai job desk-nya. Tim ini yang nantinya akan merencanakan, melakukan sosialisasi, melakukan pengawasan serta evaluasi program
  2. Bekerjasama dengan pemangku kepentingan untuk mengkampanyekan atau mensosialisasikan bahaya sampah plastik yang dapat mencemari lingkungan
  3. Bekerjasama dengan orangtua agar anak membawa perlengkapan makan dan minum pribadi
  4. Mengajarkan anak-anak untuk bijak plastik
  5. Menyediakan stasiun air isi ulang untuk minum ditiap titik di sekolah
  6. Melakukan pemantauan di jam-jam istirahat agar anak tidak membeli makanan dalam kemasan plastik, kalaupun terpaksa membeli menggunakan tempat makan pribadinya. Untuk ditingkat dasar pemantauan ini bisa dilakukan oleh temannya sendiri
  7. Membuat bank sampah plastik yang dibantu oleh para guru dan pihak sekolah. Sampah plastik dari siswa nantinya akan dikumpulkan dalam sebuah tempat, lalu akan disalurkan ke pihak pengepul atau pengelola sampah plastik. Hasil penjualan sampah plastik bisa dimasukkan ke dalam kas sekolah untuk membantu pemeliharaan lingkungan sekolah
  8. Membuat komunitas peduli lingkungan
  9. Mengangkat duta lingkungan sekolah dengan tujuan memberikan contoh tentang sikap dan tingkah laku yang baik bagi semua peserta didik dan memperkenalkan budaya ramah lingkungan  dan mengajak peserta didik lainnya agar peduli lingkungan

Harapan ke depan, program bisa berjalan selamanya demi peningkatan pendidikan karakter siswa. Menyelamatkan bumi dari perilaku manusia yang tidak bertanggungjawab dan menyelamatkan generasi muda untuk hidup bersih tanpa sampah plastik. Untuk itu dibutuhkan kerjasama positif dengan segenap warga sekolah dan pemangku kepentingan. Semoga program ini mampu menginspirasi pihak lain, dan bumi terselamatkan akibat pemakaian kemasan plastik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun