Mohon tunggu...
Nelwiza
Nelwiza Mohon Tunggu... Guru - Guru Kelas 7

Guru Kelas 7

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Ibu Pahlawanku

6 November 2022   22:20 Diperbarui: 7 November 2022   08:06 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Ibu kaulah wanita yang mulia, derajat ibu tiga tingkat dibanding ayah. Ibu yang mengandung, melahirkan, menyusui, merawat dan mengasuh lalu membesarkan putra putrimu ibu. Begitu lirik kasidah diputar di mesjid pagi Minggu. 

Lautan kasih sayang bagi setiap insan. Matahari bersinar sebagai perumpamaan. Dunia isinya tidaklah sepadan. Sebagai alasan ibumu melahirkan. Doanya terkabulkan dunia keramatnya. Kutuknya kenyataan jangan coba durhaka .  Surga Tuhan  di bawah telapak kakimu ibu. Ridhonya ridho Tuhan jua. 

Ibu Pahlawanku, karena beliau menyediakan semua kebutuhan.  Mulai dari tidur malam sampai pagi ibu bereskan. Ketika sakit ibu pun tidak tidur. Hanya tidur di samping dekat kursi . Ibu menjadi contoh tauladan buat anak-anak kedepannya. 

Anak-anak belum makan ibu selalu menyiapkan. Ibu makannya terakhir.  Ibu dengan senang dan bahagia melihat buah hati beliau kenyang. Melepas kami berangkat ke sekolah. Pesan ibu rajin belajar ikuti perintah guru. Guru di sekolah adalah orang tua kamu di sekolah. Apa yang terjadi silakan lapor. Misal ada temanmu yang tidak sesuai akhlak nya maka gurulah satunya tujuanmu. Mengadulah dengan sopan, berkata jujur, dan jangan bohong. 

Kembali pulang ke rumah ibu tidak ada. Sepertinya ibu bekerja di ladang orang. Menerima upah untuk anak-anak sekolah. Membeli buku, belanja, dan membayar kuliah kakak. 

Jangan ikuti teman jadilah diri sendiri. Ibu tumpuan kasih sayang. Yang harus dihormati dan dipatuhi. Jangan biarkan banyak pikiran. Pemicu penyakit ibu adalah memikirkan bagaimana mendapatkan uang untuk membiayai pendidikan kami semua. 

Ayah sudah tidak bekerja lagi. Jauh dari keluarga. Berita pun tidak pernah terdengar lagi. Hilang sekian tahun. Kami beradik kakak 5 bersaudara. Semuanya bersekolah. Membutuhkan uang untuk makan. Tinggal ibu yang mengasuh kami semuanya. Berbagai cara yang dilakukan ibu demi mendapatkan uang. 

Semua kuliah dengan mengandalkan sawah ladang yang dipinjamkan tetangga. Sambil kuliah belajar cari uang. Membuat makanan untuk dijual di tempat kos atau asrama. Ibu selalu menjengukku dengan membawa bekal seperti beras, lauk, dan makanan ringan. 

Ibu menginginkan aku menjadi seorang guru. Karena tugas mulia itu ada pada seorang guru. Ilmu yang bermanfaat. Pelajaran yang diberikan kepada anak didik merupakan ilmu yang bermanfaat baik di dunia maupun di akhirat. 

Selama 4 tahun menjalani kuliah di negeri orang. Banyak pengalaman berharga yang diperoleh. Pengalaman adalah guru yang terbaik. Ibu mengantar aku menjadi seorang guru. Adik aku juga menjadi seorang guru. Kata ibuku kalau perempuan bagus jadi guru. Waktu dulu guru itu pulangnya cepat. Masuk 07.30 WIB pulangnya pukul 12.00 WIB.  

Kalau nantinya berkeluarga anak bisa kembali bersama ibunya. Orang kantor pulangnya sore. Berangkat pagi pulang siang nanti habis Zuhur masuk lagi kerja. Itu ibuku suka dirimu seorang guru. 

Di kampung menjadi PNS itu menjadi kebanggaan. Tiap bulan terima gaji. Sakit ditanggung obatnya. Menjadi pegawai adalah cita-cita. Walaupun pegawai gajinya sebulan 4 juta. Di kampung juga berladang. Ada sawah untuk menghidupi keluarga. Sayuran tidak dibeli tinggal petik di belakang rumah. Mau masak lauk tinggal pancing di kolam. Untuk makan sehari-hari tidak membeli. Gaji bisa ditabung untuk naik haji. Itu cerita ibu waktu itu. 

Ibu saat anaknya dalam bersekolah sudah menghayalkan untuk ke depannya. Ibuku tidak mau  anaknya susah seperti beliau.  Biar ibu susah sekarang demi anak ibu ungkap beliau kepada kami. Rajin pangkal pandai malas pangkal bodoh. Apa yang ditanam sekarang itu yang akan dituai kemudian hari. 

Berakit-rakit ke hulu berenang-renang  ke tepian bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian. Pepatah ini selalu diucapkan ibu di depan kami semua. 

Semoga ibu diberi umur panjang, sehat selalu. Ibu adalah pahlawanku. Yang tidak mengenal lelah anak-anak yang disayang. Peluk cium dari kami sekeluarga untuk ibu.  

Penulis Nelwiza 

06 November 2022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun