Mohon tunggu...
Sid noise
Sid noise Mohon Tunggu... Buruh - Jangan Mau di Bungkam

Akun subsidi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dari "Raja Halu" Sampai Pandemi Tetap Kita Tidak Pernah Belajar

8 Agustus 2020   13:38 Diperbarui: 8 Agustus 2020   13:43 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Di masa lalu di eropa ada 2 jenis hiburan
1. Tragedi seperti romeo juliet nya shakespeare
2. Komedi seperti chaplin

Tragedi itu cerita yang sedikit serius juga di balut khusus dan di tampilkan untuk orang yang kelewat kaya semacam bangsawan, pendeta, raja dan seterusnya, penulis nyapun penulis kawakan tapi eksklusif / terbatas.

Komedi itu untuk rakyat jelata menampilkan kekonyolan, kelucuan termasuk satire. Kenapa bisa lucu karena walah satu nya logika nya tidak nyambungkan dengan kita bukan?

Kasus kerajaan ini juga sama dengan itu bedanya kita setelah menertawakan kemudian melaporkan nya kemudian menertawakan nya lagi.

Mereka itu hanya wayang dalang nya adalah kita dalang nya adalah realitas masyarakat indonesia sekarang yang sedang sakit kemudian mereka mewayangkan nya kita pun terhibur. Tapi apakah kita tahu berapa uang yang di kumpulkan media masa menayangkan kelucuan mereka? Setelah itu kita penjarakan paea wayang nya ketika media masa sudah meraup ke untungan.

Salah satu dosa besar media masa adalah menayangkan yang viral saja macam kotoran banteng.

Pihak yang menguasai ekonomi dan media maka dia menguasai dunia. Dengan uang kita bisa membeli apapun termasuk agama, dengan media kita bisa mengontrol pikiran  orang sampai bagaimana cara beragama.

Jangan berfikir untuk menjadi prof Xavier dengan menonton sequel film X men untuk menguasai pikiran pelajari ilmu media masa untuk menguasai pikiran orang.

2. Tradisi

Kemudian ada tradisi yang harus di luruskan kembali tentang orientasi masyarakat kita mungkin asia mengenai referensi masa lalu, ini yang menjadikan orang asia khusus nya kita "terbelakang" dibanding orang eropa.

Optimisme melihat masa depan itu cerah sedangkan masa lalu itu buruk makanya mereka berfikir dan berbuat sesuatu untuk masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun