Mohon tunggu...
Sid noise
Sid noise Mohon Tunggu... Buruh - Jangan Mau di Bungkam

Akun subsidi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dari "Raja Halu" Sampai Pandemi Tetap Kita Tidak Pernah Belajar

8 Agustus 2020   13:38 Diperbarui: 8 Agustus 2020   13:43 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Maka kebenaran dalam suatu berita tidak akan mereka siarkan jika tidak ada keuntungan nya, tidak ada motif kebaikan di media masa sekarang semua kotoran banteng.

Beberapa kerajaan yang sekarang sudah di penjarakan itu sudah menghujat pemerintah indonesia sejak tahun 2015, tetapi karena itu tidak laku, dan menurut perhitungan media masa tidak akan laku maka mereka melakukan dua hal yaitu tidak meliputnya atau meliputnya tapi tidak mewartakannya.

Ketika media sosial (bukan media masa) mewartakan sesuatu lalu masyarakat merespon dengan antusias maka media masa melihat peluang untuk mendapat ke untungan dari sana lalu mereka (media masa) berbondong - bondong kesana bahkan tema - tema lain yang lebih penting untuk publik mereka abaikan dan kira semua menerima itu.

Kita masuk dalam ranah filsafat post modern.

Kita bertindak, tindakan itu berawal dari motif, kita bisa termotifasi karena kita berpengetahuan, dan pengetahuan itu didapat dari informasi indrawi dan sial nya indrawi kita sekarang itu di cekoki media masa yang artinya apa yang kita perbuat hari ini sangat di pengaruhi media masa.

Media masa memenjarakan otak kita, ini bukan lagi cuci otak mereka sudah menjadi laundry otak masyarakat.

Kita ulang rumusnya.

Tindakan kita di awali pikiran, pikiran di dapat dari informasi indrawi, informasi indrawi kita di cekoki oleh media masa dalam hal ini siapa yang menguasai pikiran kita?

Media yang sekarang menguasai kita itu sangat oportunis mereka meraup banyak ke untungan dengan menjejali informasi kotoran banteng pada kita. Seandai nya kerajaan halu itu viral sampai sekarang kepentingan publik apa yang ter akomodasi? Atau memang sengaja agar publik lupa pada tema yang lebih penting?

Jadi pengetahuan yang kita dapat itu adalah pengetahuan bermotif bisnis.

Apa masalah nya dengan kemunculan sunda empire?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun