Mohon tunggu...
Sid noise
Sid noise Mohon Tunggu... Buruh - Jangan Mau di Bungkam

Akun subsidi

Selanjutnya

Tutup

Money

Tidak Ada yang Namanya Ekonomi Syariah

6 Juli 2020   15:00 Diperbarui: 6 Juli 2020   14:59 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Salah satu kelemahan umat islam hingga kini adalah tidak mau melakukan pembaharuan. Ketika tantangan di dunia modern semakin kuat dan variatif, muslim malah mundur menatap dan terjebak di kegemilangan masa lalu kemudian di bangga - banggakan, seolah mereka lupa atau sengaja melupakan dengan keadaan hari ini juga hari esok.

Dimasa sekarang kata - kata syari'ah dijadikan senjata bagi sekelompok orang untuk mengajak orang lain masuk ke golongan nya atau dijadikan semacam fatwa. Memang tidak masalah menggunakan syari'ah tapi jika di gunakan untuk hal baik dan bukan hanya selogan saja.

Seperti yang sering kita lihat dewasa ini adalah system ekomoni syari'ah. Banyak yang menyebut system ini adalah alternatif dalam dunia ekonomi yang mewujud dalam perbankan, asuransi dan lain sebagainya. 

Tulisan ini saya tempatkan sebagai kajian diskusi karena saya bukan ahli ekonomi atau fiqih. Tapi setelah saya tinjau banyak yang mengklaim syari'ah tapi sebenarnya bukan, tidak lebih dari ekonomi konvensional dengan taburan - taburan ayat Qur'an dan sunnah, kedepan bisa dikatakan Hoax syari'ah. Upaya syariah yang mereka lakukan hanya dijadikab pelestari kekuasaan secara politis, tidak lebih sebagai jembatan agar tetap di kursi kekuasaan.

Bohong saja sudah tidak baik apalagi ditambah agama pasti lebih berbahaya.

Saya pikir ekonomi syariah itu tidak ada, dikarenakan umat islam sendiri yang membuat nya tidak ada. Dalam kajian fiqih yang di maksud syari'ah itu adalah Qur'an, hadits dan ijtihad, dan ijtihad sendiri terdiri dari berbagai bentuk semisal ihtisan sampai qiyas. Dalam ekonomi yang katanya syari'ah, mereka tidak menjalankan nya. Katakanlah dalam qur'an ada ketentuan - ketentuan ekonomi, bahkan ayat paling panjang dalam quran itu membahas soal ekonomi (al baqoroh), prinsip ekonomi di sini ada.

Dalam hadits lebih banyak lagi membahas ekonomi dari utang piutang sampai investasi di bahas dalam hadits, yang sama dengan quran bahwa ini hanya sebuah prinsip - prinsip yang harus di ejawantahkan dalam bentuk ijtihad.

Jadi dalam quran dan hadits tidak ada yang namanya system syari'ah, yang ada hanyalah prinsip - prinsip nya saja, belum membentuk sebuah system ekonomi hanya tanda - tanda. Quran hadits ini hanya menjabarkan bentuk prinsip di antaranya:

1. Prinsip jangan merugikan orang lain, jadi ekonomi dalam islam jangan sampai merugikan pihak lain yaitu pihak yang tertindas, lemah secara ekonomi. Prinsip inilah yang memunculkan gagasan tentang riba.

Kenapa riba di larang, karena asumsinya orang yang pinjam uang itu butuh, kepepet. Kalau masih di manfaatkan juga dengan menambahkan bunga, itu kurang ajar (prinsip).

2. Jangan banyak spekulasi, banyak di temukan dalam kasus investasi yang kedepan belum jelas dan membingungkan secara prinsip itu di larang. Yang kemudian memunculkan gagasan bagi hasil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun