Mohon tunggu...
Sid noise
Sid noise Mohon Tunggu... Buruh - Jangan Mau di Bungkam

Akun subsidi

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Konten Pemersatu Pejabat di Tengah Panasnya Kontestasi Politik

26 Juni 2020   13:31 Diperbarui: 26 Juni 2020   13:26 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masalah Moral masalah akhlak biar kami cari sendiri (Iwan fals)". Dalam hal ini Moralitas yang terlalu mendikte masyarakat, sedangkan mereka sendiri menutupi kerusakan yang ada dalam pusaran kepemerinthan.

Kasus yang sering diberitakan di indonesia sering kali anti klimaks, apalagi jika berhubungan dengan pejabat dan borjuis yang bermasalah. Dalih media mainstreem mengenai rating dan share, belum lagi dihalangi berbagai kepentingan.

Kasus Amoral seperti hal nya kasus HAM tidak populis di negeri ini, meskipun secara materil sangat merugikan negara, karena menggunakan dana dan kepentingan yang seharus nya digunakan untuk kepentingan masyarakat. Perlakuan amoral seperti ini tidak hanya di lakukan secara personal, disini seharusnya masyarakat memberikan atensi karena yang di pakai adalah dana/hak masyarakat sendiri.

Sudah banyak di beritakan walaupun kembali meredup, jika transaksi seksual adalah hal yang lumrah diselipkan dalam berbagai bentuk korupsi, gratifikasi dan hal lain semacam pelanggaran di kepemerintahan. Saya juga sempat berbincang dengan tetangga yang kebetulan mantan perwira tinggi dan membenarkan akan adanya hal tersebut.

Dia juga menambahkan bahwa tidak hanya transaksi sesaat, banyak pejabat yang mempunyai perempuan simpanan dan difasilitasi dari mulai tempat tinggal sampai kebutuhan sehari - hari. Banyak hal yang membuat kegiatan seperti ini bisa terjadi, salah satunya dengan transaksi yang tidak halal tentunya (kkn).

Modus seperti ini sangat populer dikalangan pejabat nakal di berbagai tingkatan, kenapa?, Karena jika transaksi menggunakan uang pastinya beresiko tinggi untuk terlacak. Maka dari itu transaksi ilegal yang melibatkan wanita (pekerja seks) menjadi alternatif jadi ga ketahuan kan. 

Lama nya perempuan menjadi "mainan" para pejabat tersebut tentu tergantung perjanjian saat transaksi di lakukan, bisa sebulan bahkan tahunan. 

Dan kenapa menjadi sangat sulit untuk di berhentikan praktek seperti ini, karena bukan hanya pejabat saja yang di untungkan, tapi psk juga kelompok masyarakat yang terkait akan kegiatan ini juga diuntungkan termasuk mucikari, tukang ojek, bahkan tidak sedikit yang suami dari perempuan yang rela menjadi simpanan ini tau akan hal ini, dan mereka tidak bermasalah akan hal tersebut (namanya juga cari duit).

Saya juga menulis seperti ini tidak hanya ingin mengada - ngada atau hanya bergantung pada informasi media mainstreem yang suka berkongsi sama pejabat ini. 

Beberapa teman saya ada yang menjadi karyawan di beberapa hotel mewah, ada juga yang menjadi pengawal pribadi, dan supir pribadi di kalangan pemerintah. 

Jika anda mempunyai teman - teman yang saya maksud, pasti gosip seperti ini sudah tidak asing lagi. Tidak jarang mereka (supir/pengawal) ditawari berbagai jenis pelayanan seks mungkin saja untuk menutup mulut atau karena dia bos yang royal terhadap pekerja nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun