Mohon tunggu...
Nila Fauziyah
Nila Fauziyah Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

"Terkadang kita harus siap saat hasil mengkhianati kerja keras."

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menyatu dengan Alam, Menjelajahi Kehidupan Baduy

10 November 2022   22:58 Diperbarui: 10 November 2022   23:18 1880
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bersama guide warga lokal Baduy Dalam. (Dok. pribadi, 2017)

Tahukah kalian, Baduy akhirnya masuk ke dalam 50 besar desa wisata terbaik di Indonesia?

Baduy memang punya keunikan tersendiri dibanding desa wisata lain. Jika destinasi lain rata-rata dikonsep sesuai keinginan wisatawan, di Baduy, para wisatawanlah yang harus mengikuti aturan-aturan desa. Meski begitu, bukan berarti masyarakat Baduy adalah orang-orang yang terisolasi dari dunia luar. Mereka hanya masih memegang teguh adat istiadat dan menetap di pedalaman hutan sebagai wujud melestarikan alam.

Baduy sendiri terbagi menjadi dua, yaitu Baduy Luar dan Baduy Dalam. Perbedaannya ditandai dengan pakaian warga lokal, yaitu pakaian hitam untuk Baduy Luar dan putih untuk Baduy Dalam. Masyarakat Baduy Luar cenderung lebih terbuka, wisatawan masih diperbolehkan menggunakan perangkat elektronik berupa handphone dan kamera untuk memotret. 

Sedangkan Baduy Dalam dilarang. Sejatinya, mengunjungi pemukiman Baduy bukan sekadar jalan-jalan melainkan "mempelajari" bagaimana cara hidup berdampingan dengan alam. Alasan itu juga yang membuat Kemenparekraf mendukung pengubahan nama wisata Baduy menjadi Saba Baduy yang berarti "silaturahmi" agar para wisatawan dapat menghargai adat istiadat dan aturan yang ada di Desa Kanekes.

Perjalanan menuju desa Baduy. (Dok. pribadi, 2017)
Perjalanan menuju desa Baduy. (Dok. pribadi, 2017)

Untuk mencapai kawasan Lebak, Banten, kita perlu menempuh perjalanan naik kendaraan kurang lebih 4 jam. Setelah sampai di sana, ada tiga pintu masuk dengan rute dan jarak tempuh yang berbeda-beda. 

Jika kita masuk melalui pintu Ciboleger, kita harus melakukan hiking kurang lebih 7 jam ditemani pemandu warga asli Baduy. Setelah melewati Baduy Luar, kita akan naik turun bukit di tengah-tengah hutan yang lebat dan sunyi. 

Hanya suara burung yang sesekali memekak nyaring. Hingga akhirnya rasa lelah menjadi kepuasan saat berhasil menginjakkan kaki di Baduy Dalam. Di sanalah para wisatawan wajib mengikuti semua aturan yang berlaku.

Tidak boleh mandi atau mencuci menggunakan sabun, pasta gigi, sampo, dan produk berbahan kimia; melakukan aktivitas mandi dan buang air di pinggir sungai (pada saat itu tersedia bilik yang terbuat dari bambu. Wisatawan juga disediakan tempat menginap di rumah warga dengan kondisi seadanya, yang apabila malam hari tidak ada penerangan lampu, kecuali api obor.

Memang seru merasakan pengalaman tinggal bersama warga Baduy Dalam. Namun, dengan segala keterbatasannya tentu Saba Baduy akan sulit menjadi Desa Wisata Ramah Berkendara yang notabene berada di kaki gunung.

Yang dimaksud Desa Wisata Ramah Berkendara ialah desa yang memiliki kriteria mudah akses kendaraan. Nantinya desa-desa ini berpotensi masuk ke dalam program Festival Kreatif Lokal (FKL) bersama komunitas Adira Finance yang bertujuan memulihkan perekonomian Indonesia, seperti yang tertera dalam link ini Adira FKL.

Meski begitu, tak ada salahnya bagi kita mencoba berkunjung ke Baduy, setidaknya sekali seumur hidup!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun