Mohon tunggu...
INFO ANDA
INFO ANDA Mohon Tunggu... -

Pusat Informasi dan Komunikasi Rakyat Negeri Ngotjoleria untuk "Sharing Connecting"

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Mengenal Humor

7 Desember 2009   12:55 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:02 2059
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

SIAPA sih yang tidak kenal humor? Hanya orang-orang tidak beruntunglah di dunia ini yang kebal terhadap rasa humor. Berikut ini ulasan tentang masalah humoria yang bisa dijadikan referensi bagi warga Negeri Ngotjoleria yang dikutip di SINI sebagai berikut: Ada beberapa orang yang bilang  saya humoris, ada beberapa yang bilang  saya lucu, dan kebanyakan bilang  menyebalkan. Walau saya sendiri tidak menganggap diri saya lucu, ada beberapa orang yang selalu tertawa kalo ketemu bahkan walau dia baru melihat saya dan belum ngobrol (aneh kan??). Entah apa saya lucu atau tidak, faktanya saya memang mudah tertawa dan di berbagai kejadian saya pun bisa membuat orang lain tertawa. Rasa humor itu anugerah…orang yang tidak bisa melihat kelucuan dari kejadian sehari-hari bakal ditimpa stress. Dari berbagai literatur, para pemimpin besar sampai ahli komunikator selalu mempunyai selera humor yang baik. Tapi ada beberapa hal yang harus diingat dari humor. Pertama, humor tidak bisa dipaksakan. Anda tidak bisa memotong pembicaraan dan menceritakan sebuah humor yang berbeda dengan tema pembicaraan kemudian berharap orang lain bakal tertawa. Humor harus mengalir sesuai dengan kondisi. Kedua, Anda harus tahu selera humor lawan bicara Anda. Saya sampai sekarang masih sulit nyambung kalo berhumor dengan anak Informatika karena seleranya terlalu jauh berbeda. Mereka bercanda menggunakan bahasa assembler, grrooarrr….bisa dibayangkan betapa mengerikannya buat saya. Hanya sebagian anak Informatika yang bisa nyambung untuk diajak ketawa. Saya sendiri membuat klasifikasi humor (dasar, humor saja jadi dianggap serius). Tiap orang normalnya mempunyai selera masing-masing terhadap humor, dan itu kita perlu tahu agar jangan sampai kita melucu terus orang lain menganggap konyol. Humor Sarkastik Humor sarkastik ini adalah keahlian saya. Umumnya, dalam humor ini kita bakal nyela-nyela orang. Ini jenis humor pembuat “musuh“. Makanya, saya punya banyak “teman bertengkar“ karena jenis humor ini. Saya dulu sering kelewatan bercanda dengan cara begini sampai kadang bikin orang marah (untungnya sekarang sudah sedikit tobat). Contohnya, saya dengan enteng bilang : “si A itu punya banyak kelebihan lho, kelebihannya yang terbesar adalah berat badannya!“. Sudah pasti saya ditimpuk orang setelah ngomong gini. Ini jenis humor preman yang menertawakan seseorang dengan cara yang bahkan membuat orang yang ditertawakan bisa ikut tertawa (kalo selera humornya sama yah, kalo enggak berabe). Humor ini juga bisa juga buat membalas orang lain yang menyebalkan. Pernah suatu saat saya ketemu temen, dan dia judes sekali. Padahal saya baru ketemu dia dua kali seumur hidup. Saat berpisah, dia masih terus-menerus bersikap judes…dengan tenangnya saya bilang “kau ini sudah galak, hidup lagi!!“. Ha ha ha. Puas deh membalas dendam. Yang paling parah kalo saya ketemu Firman. Orang sableng ini koq bisa jadi manajer salman yah…sampai sekarang saya masih heran. Apa dia punya kepribadian ganda ya?? Sebagai sesama penyuka Tukul, kalo ketemu kita bisa bertengkar ala srimulat yang menghina-hina habis-habisan. Menurut saya, dia ini orang yang belum lepas dari “ jaman jailiyah“ karena terus saja jail, dan menurut dia saya ini fosil jaman purba (kalo saya fosil, dia Mammoth dari jaman pleistosin!). Anehnya, dia bilang dia senang bertemu dengan saya jadi bisa diajak bercanda tapi di lain pihak, saya merasa musibah. Peace, man! Ha ha ha. Dalam humor sarkastik, ada juga jenis humor narsis. Humor ini memuja diri sendiri, tapi menyebabkan orang lain jadi ’geuleh’. Pernah saya minum teh di suatu tempat. Satu hal tentang teh jawa barat yang tidak saya sukai adalah tidak memakai gula. Segera saja saya protes kepada pembuat tehnya. Dan daripada mencari gula di dapur, saya malah bilang “ada cermin tidak? Kalo ada, pasti teh ini jadi lebih manis“ (dengan gaya sok imut yang dibuat-buat). Pasti langsung disorakin! Kalo Anda nggak tahu maksud humor ini, berarti selera humor Anda saya pertanyakan. Kalo pengen tau lebih jauh tentang homor sarkastik, harus sering liat srimulat, lenong, atau empat mata. Tetapi, ati-ati aja…tidak semua orang senang dengan gaya humor ini. Salah menyampaikan humor ini kepada seseorang yang Anda tidak kenal baik, bisa fatal akibatnya. Humor Slapstick Humor ini adalah humor dengan bahasa tubuh. Berapa kali sih kita ketawa saat liat orang lain jatuh? Walau itu jenis slapstick tidak disengaja dan seharusnya kita tidak tertawa, tetap saja lucu. Satu kejadian yang selalu saya ingat adalah saat seorang teman lagi ngidam cimol. Teman saya, seorang akhwat, begitu ngidamnya sampai berlari menyeberang jalan saat liat tukang cimol melintas. Karena semangat 45 yang luar biasa, dia kayaknya lupa kalo pakai rok dan sialnya Pemda Bandung selalu lupa mengerjakan tugasnya (alias jalan berlubang). Nah, di tengah deru napas gelisah mengejar tukang cimol yang gagah prakoso (wakakaka, segitunya!), dia terjatuh secara dramatis. Sontak, saya ketawa terbahak-bahak sambil berusaha menolong. Walau ada sedikit rasa bersalah menertawakannya, saya selalu mengingat kejadian lucu ini. Humor slapstick ini sering banget digabung dengan humor sarkastik. Contohnya film Warkop atau liat aja gaya gogon yang selalu terjatuh kalo mau duduk. Ini memang humor kelas rendah. Normalnya, orang awam suka dengan humor gaya ini. Mimik muka yang dibuat lucu selalu membuat orang tertawa. Humor Kreatif Humor ini butuh kreativitas. Humor ini akan semakin terasa lucu kalo orisinal, alias bukan bajakan dari TV atau apapun. Biasanya, ini berbentuk humor plesetan, singkatan lucu, atau tebak-tebakan. Contoh saja, suatu saat saya mengaku kepada teman bahwa saya ini PKS tulen!! Tentu, teman yang mendengar pasti tidak percaya. Wong, deket-deket orang sholeh saja saya serasa terbakar…masa’ masuk PKS yang ada filter keimanannya gitu. Saat teman saya heran, saya dengan tenang bilang : “Saya PKS tulen, Preman Kepengen Sholeh!“. Ini adalah singkatan baru. Kalo sering nonton extravaganza pasti ngerti gaya kreatif gini. Contoh lain yang saya tonton adalah episode Hercules di extravaganza. Waktu itu, peran hercules dimainkan seorang banci. Tentu, Tora Sudiro yang jadi lawan Hercules tidak percaya. Hercules kan harusnya gagah dan kuat. Tiba-tiba saja, banci ini bilang “nama saya bukan hercules, tapi her….cucok!“. Langsung saja, para penonton tertawa. Kalo ahli pelesetan, saya rasa itu adalah Kelik. Perannya sebagai JK di republik BBM dulu sangat pas. Kelik ini bisa melesetin apapun, bahkan saat ketemu JK yang asli dia pun masih main pelesetan. Dia bilang kepada JK bahwa ada satu kumis yang harus diberantas yaitu kumis…kinan! Para ahli pelesetan seperti ini emang mesti kreatif, mereka punya otak kanan yang luar biasa. Mereka ini otaknya pentium dual core, sambil bicara mereka bisa mikir pelesetannya. Dan gaya kreatif yang lain adalah tebak-tebakan. Kalo humor jenis ini mudah dipelajari. Anda tinggal liat database tebak-tebakan di internet dan anda simpan di memory buat bahan pembicaraan lain hari. Yang paling nyambung dengan tebak-tebakan umumnya anak kecil. Mereka suka sekali tebak-tebakan. Jadi, kalo Anda guru/pengajar TK-SD, ada baiknya belajar tebak-tebakan. Humor Intelek Ini jenis humor kelas atas. Ini humor berbobot yang membuat Anda tercenung sejenak saat mendengarnya. Anda mesti punya pengetahuan yang dalam sebelum bisa melucu. Dan humor intelek biasanya tidak membuat Anda tertawa terbahak-bahak, tetapi cukup tersenyum, tersindir atau bahkan berpikir. Ini jenis humor sufi atau humornya nabi. Pernah, suatu saat Nabi ditanya oleh nenek-nenek “Ya nabi, bisakah saya masuk surga?“. Setelah berpikir sejenak, nabi menjawab “di surga tidak ada nenek-nenek“. Sang nenek pun bersedih saat mendengarnya. Tapi Nabi melanjutkan perkatannya “kalau di surga, semua orang akan menjadi muda, jadi tidak ada nenek-nenek“. Sang nenek pun tahu bahwa nabi sedang becanda. Untuk bisa menggunakan humor ini, jelas Anda harus punya ilmu. Selain itu, Anda harus bisa melihat sisi lain yang lucu dari suatu hal yang serius. Humor intelek bisa dipakai untuk menangkal situasi yang berbahaya. Misalnya, jika Anda rapat, dan boss Anda marah besar atas laporan Anda. Anda bisa menggunakan humor ini meredakannya. Pernah suatu saat Larry King, seorang pembicara profesional, tertidur saat siaran di studio yang terkunci sementara siaran berlangsung. Karena adanya kesalahpahaman, orang berpikir Larry King sedang mengalami musibah. Segera, departemen pemadam kebakaran dipanggil dan mendobrak studio untuk menyelamatkannya. Atas kejadian ini, bossnya sangat marah dan memecatnya. Saat bertemu dengan bossnya, Larry berkata bahwa apa yang dilakukannya adalah untuk mengetes kecapatan reaksi departemen pemadam kebakaran. Larry King mendapatkan pekerjaanya kembali, walau harus membayar semua kerusakan. Contoh humor intelek di TV, jujur aja, tidak terlalu banyak. Yang cukup representatif adalah serial TV lama Bill Cosby. Humor dalam Bill Cosby ini banyak menyorot tentang masalah-masalah keluarga. Humor Parodi Humor parodi adalah humor yang meniru-niru seseorang atau sesuatu yang sudah terkenal. Anda bisa lihat ini dari Project P yang dulu liriknya selalu memparodikan lagu yang sudah terkenal. Untuk siaran TV, yang sangat pas adalah peran Gus Pur di News Dot Com di Metro TV. Saya rasa, untuk acara lokal tidak ada yang mampu mengalahkan peran Gus Pur ini. Humor parodi agak sulit dilakukan dalam kehidupan sehari-hari karena jenis humor ini kurang natural, jadinya kurang lucu kalo kita lakukan di tengah pembicaraan. Dan jika Anda menggunakan humor parodi untuk menirukan teman Anda, kemungkinan dia tersinggung cukup besar. Humor ini memang pasnya di panggung pertunjukan. Ada beberapa hal yang perlu diingatkan dalam penggunaan Humor. Pertama, Anda tidak bisa menggunakan humor yang sama terus-menerus. Selucu apapun humor itu, itu akan jadi menjengkelkan kalo diucapkan terus-menerus. Orang akan segera bilang bahwa Anda membosankan. Kedua, jangan menyampaikan humor berlebihan kepada orang yang belum Anda kenal baik. Jika insting Anda menyuruh Anda diam, maka diamlah. Ketiga, jangan berhumor di saat yang salah atau tentang hal yang personal. Ini sangat tabu! Anda tidak bisa berhumor berlebihan saat melayat atau Anda tidak bisa berhumor tentang masalah pribadi seseorang, misalnya dia habis bercerai dan Anda berhumor dengan seenaknya tentang perceraiannya. Sekali Anda melanggar ini, Anda akan benar-benar dimusuhi selamanya oleh orang yang bersangkutan. Saya kenal seseorang yang selalu bilang “bau tanah“ kepada saya kalo kita bertemu (maksudnya saya tua berdasarkan standar dia). Saya tidak marah karena diidentikkan dengan tua, tapi saya cukup tersinggung karena dia seakan-akan bilang saya mau mati sebentar lagi. Ini jelas bukan humor yang baik dan sama sekali tidak sopan. Dan parahnya, dia selalu bilang itu jika kita bertemu bahkan saat saya tidak menanggapinya sama sekali. Saya bisa menebak 3 kemungkinan dari dia : (1) dia anti-sosial (2) dia tidak tahu cara bercanda atau (3) dia menderita autisme yang sangat akut. Nah, Anda tidak ingin dianggap seperti itu kan oleh teman Anda? Soalnya, jika itu terjadi, Anda bisa dikucilkan dari pergaulan. Oke, itu saja. Selamat berhumor-ria. Buat dunia ini lebih ceria!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun