Mohon tunggu...
Negara KITA
Negara KITA Mohon Tunggu... Penulis - Keterangan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Bio

Selanjutnya

Tutup

Politik

Lesu Ekonomi Gegara Rekonsiliasi Terkatung

9 Juli 2019   18:42 Diperbarui: 9 Juli 2019   18:53 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kolase Prabowo dan Rizieq [Foto: Tribunnews Makassar]

Lilin. Tahukah anda hikmah yang dapat kita ambil dari lilin yang menyala? Lilin membiarkan dirinya terbakar habis, agar orang di sekitarnya bisa mendapatkan penerangan. 

Artinya, sebuah lilin mau mengorbankan dirinya sendiri demi kepentingan orang lain. Suatu perbuatan yang mulia bukan? Akan tetapi, bagaimana apabila peran itu dibalik, mengorbankan orang lain demi kepentingan diri sendiri. Itulah yang terjadi saat ini. Mengorbankan kepentingan rakyat Indonesia, demi seorang Rizieq Shihab.

Bangsa Indonesia telah memilih pemimpinnya, yakni Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin. Sungguh perjuangan yang panjang dan penuh drama untuk memperolehnya. Mulai dari klaim sepihak kubu 02 Prabowo-Sandi sebagai pemenang Pemilu, hingga MK menolak semua gugatan kubu 02 atas kubu 01. Keputusan MK tersebut akhirnya mengukuhkan Jokowi-Ma'ruf Amin sebagai pemenang Pemilu.

Setelah itu, tentu perlu adanya rekonsiliasi. Rekonsiliasi antara kedua pihak yang saling berkompetisi. Akan tetapi, hingga kini tetap saja urung terjadi. Hal ini disebabkan oleh pendukung militan 02 yang tidak terima akan keputusan itu. 

Mereka selalu saja menganggap bahwa hasil keputusan MK adalah buah dari kecurangan. Pihak Prabowo kini sedang mengusahakan agar rekonsiliasi dapat segera terjadi. Sayangnya, rekonsiliasi yang mereka ingingkan ternyata semata-mata demi kepentingan Rizieq Shihab.     

Akademisi Universitas Muhammadiyah Kupang Ahmad Atang berpendapat bahwa Capres 02 Prabowo Subianto tersandera kepentingan Rizieq Shihab. Setiap keputusan apapun selalu dikaitkan dengan kepentingan Rizieq. 

Syarat rekonsiliasi yang datang dari pihak 02 pun adalah agar pemerintah mau memulangkan pimpinan FPI itu. Syarat ini dinilai sangat berlebihan, karena menggadaikan kepentingan bangsa pada kepentingan individu. Seharusnya sebagai orang yang patriotis, Sandiaga dan Prabowo melihat rekonsiliasi sebagai upaya menjaga keutuhan bangsa, bukan kepentingan individu.

Inilah yang agaknya tidak bisa dilihat oleh kubu 02. Apalagi, memulangkan Rizieq ke Indonesia tidak ada hubungannya dengan rekonsiliasi. Rekonsiliasi harus dilihat pihak Prabowo sebagai rekonsiliasi sosial, bukan rekonsiliasi politik. Menurut Direktur Eksekutif Political and Public Policy Studies Jerry Massie, "Pada intinya rekonsiliasi adalah bagaimana agar bisa menyelesaikan perbedaan dan konflik kepentingan." Jerry menyarankan agar wacana rekonsiliasi tidak dibawa ke ranah politik. Bukankah pemilu telah usai? seharusnya penolakan atau resistensi terhadap rekonsiliasi tidak terjadi lagi.

Suatu hal yang tidak lucu apabila hanya demi kepentingan Rizieq semata, rakyat Indonesia menjadi korban. Rakyat Indonesia bukan hanya menjadi korban dari sisi sosial, tapi juga dari sisi perekonomian. Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee mengatakan efek dari pilpres 2019 menyebabkan turunnya minat perusaahan untuk melempar saham ke publik.

"Mereka (pelaku usaha) menunggu siapa yang akan memimpin pemerintahan selanjutnya, kebijakannya nanti seperti apa," ungkap Hans.

Artinya, perusahaan menahan ekspansi ketika situasi politik tidak pasti. Dalam dunia usaha, para pelaku usaha menanti kepastian sosok presiden dan wakil presiden berikutnya. Mereka ingin melihat bagaimana kebijakan pemerintah selanjutnya pada dunia usaha. Walaupun KPU telah menetapkan presiden terpilih Jokowi keluar sebagai pemenang, pihak yang tak inginkan rekonsiliasi hanya akan menjadi duri dalam perekonomian Indonesia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun