Mohon tunggu...
Negara KITA
Negara KITA Mohon Tunggu... Penulis - Keterangan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Bio

Selanjutnya

Tutup

Politik

Golput Tentukan Nasib Indonesia

2 April 2019   20:09 Diperbarui: 2 April 2019   20:30 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kotak suara [Foto: dok. Okezone]

Akhir-akhir ini pemilihan umum tidak selalu tentang kubu petahana maupun kubu oposisi. Ada kubu baru yang acap kali turut menjadi perhatian saat pesta demokrasi berlangsung. Banyak pihak yang menyebut mereka dengan Golongan Putih alias Golput. 

Mereka tidak mendukung ataupun memilih pihak manapun di Pemilu Serentak. Padahal pesta demokrasi yang berlangsung sekali dalam 5 tahun ini sangat menentukan nasib Indonesia dalam 5 tahun ke depan. Termasuk penduduk yang berada di dalamnya, dan termasuk juga mereka yang Golput.

Lantas mengapa ada pihak yang menjadi Golput? Menurut CEO Alvara Research Center Hasanuddin Ali ada tiga kategori golput. Pertama, golput ideologis. Yakni golput yang merasa tidak ada Paslon yang sesuai dengan harapannya. Kedua adalah golput karena hal teknis. Contohnya mereka yang tidak memiliki e-KTP ataupun sedang bekerja saat pemilihan umum. Terakhir, golput apatis. Yakni mereka yang memang tidak peduli dengan pesta demokrasi.

Sebagai informasi bagi mereka yang memilih untuk golput, Pilpres dan Pileg serentak telah menghabiskan dana yang tidak sedikit. Semua upaya dan dana yang dikeluarkan agar Pemilu dapat terselenggara semata-mata agar aspirasi dan hak politik rakyat dapat terpenuhi. Apabila alasan untuk menjadi golput adalah terkait hal teknis, maka KPU telah mengeluarkan kebijakan untuk meliburkan hari pemungutan suara. Apabila golput karena ideologi anda, maka itu adalah hak anda untuk tidak memilih. Akan tetapi, harus diingat dan digarisbawahi bahwa tindakan tersebut sangatlah mubazir. Tenaga dan biaya untuk menyelenggarakan Pemilu sangatlah besar. Waktu persiapannya juga tidak sebentar. Lantas bagaimana dengan golput yang apatis?

Akibat apatisme, maka seseorang yang terburuk bagi anda dapat naik menjadi pemimpin. Pemilihan pemimpin sejatinya bukanlah untuk memilih yang terbaik. Tidak akan ada gunanya mencari pemimpin yang sempurna di muka bumi ini. Karena memang tidak ada manusia yang sempurna. 

Pemilihan pemimpin sejatinya adalah untuk mencegah yang terburuk untuk berkuasa. Maka penggunaan hak pilih adalah cara agar Indonesia tidak dipilih oleh pemimpin yang terburuk. Mungkin para golput bisa menimbang-nimbang, manakah yang terbaik bagi anda nantinya. 

Anda bisa melihat dari rekam jejak dari tiap Paslon dan membandingkan kebaikan dan keburukan masing-masing calon di masa silam. Semoga dengan cara itu, golput dapat memilih dan ikut andil dalam menentukan masa depan Indonesia. Karena suara anda sangatlah berharga.

Sumber:
1. Kompas [Ini Tiga Jenis Golput Menurut Pengamat, Ideologis Hingga Apatis]

2. Kompas [Ini Strategi KPU Tekan Angka Golput]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun