Selain itu, hasil keputusan Bahtsul Masail juga mengeluarkan keputusan hukum terkait kehadiran Sholat Jumat. Yakni orang sehat atau Orang Tanpa Gejala (OTG) wajib menghadiri shalat Jumat, ODP tidak wajib dan tidak dianjurkan Sholat Jumat, PDP haram menghadiri sholat Jumat, positif Covid-19 haram mengadiri sholat Jumat, dan mereka yang yang tidak diwajibkan Sholat Jumat tetap wajib melaksanakan Sholat Zuhur di rumah masing-masing.
Sumber : Detik [PWNU Jateng Soal Salat Jumat: Orang Sehat Wajib dan PDP-Positif Haram!]
Penyelenggaraan sholat Jumat berjamaah tentunya bertentangan dengan PSBB yang tengah digencarkan pemerintah. Di sinilah kita mulai dapat melihat adanya keengganan umat Islam mengikuti arahan dari pemerintah. PWNU Jateng bahkan mewajibkan OTG untuk tetap sholat Jumat di masjid. Padahal telah ada ketentuan baru terkait OTG yang berkaitan dengan penyebaran Covid-19.
Pada 27 Maret 2020 Kemenkes telah memperbarui pedoman pengendalian dan pencegahan Covid-19 yang memasukkan OTG dalam kategori terbaru terkait Covid-19. OTG adalah mereka yang tidak bergejala dan memiliki risiko tertular dari mereka yang terbukti positif Covid-19 lewat kontak erat.
Orang yang berpotensi menjadi OTG karena kontak erat ini terbagi atas beberapa kriteria. Pertama petugas kesehatan yang tidak menggunakan APD standar dalam penanganan pasien Covid-19.
Kedua, orang yang berada dalam satu ruangan dengan pasien positif Covid-19 selang waktu dua hari sebelum gejala timbul hingga 14 hari setelah munculnya gejala.
Ketiga, orang yang berpergian bersama (radius 1 meter) dengan pasien positif Covid-19 menggunakan segala jenis angkutan atau transportasi selang waktu dua hari sebelum gejala timbul hingga setelah 14 hari setelah munculnya gejala.
Sumber : Kompas [Ada Kategori OTG Terkait Covid-19, Apa Maksudnya?]
Berdasarkan informasi OTG itu dapat kita simpulkan bahwa mudik, pemulangan TKI, dan sholat berjamaah di masjid sangat berpotensi menjadi media dalam penyebaran virus Covid-19.
Apabila dibiarkan begitu saja, maka penyebaran Covid-19 di Indonesia jadi tak terbendung. Apalagi keengganan beberapa pihak mengikuti anjuran untuk tidak sholat Jumat untuk sementara dapat berlanjut hingga bulan Ramadhan nanti lewat keinginan untuk Sholat Tarawih bersama di masjid setiap malam.
Munculnya keengganan umat muslim untuk mengikuti arahan pemerintah terkait PSBB akan makin diperparah apabila ibadah Haji 2020 dibatalkan pemerintah Saudi.