Mohon tunggu...
Near Carolina
Near Carolina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya seorang humor dan hobi saya suka membaca novel, menggambar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kesetaraan Gender dalam Perspektif Pendidikan

9 Desember 2022   20:32 Diperbarui: 9 Desember 2022   20:33 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Peran laki-laki dan perempuan secara sosial bukanlah sesuatu yang given dan kodrati. Namun konstruksi peran tersebut sesungguhnya terbentuk oleh budaya dan peradaban yang berkembang dari masa ke masa. Diakui atau tidak, kesenjangan peran antara laki-laki dan perempuan pernah terjadi di panggung sejarah. Bahkan hingga sekarang, kondisi ini masih dapat disaksikan disekitar kita. Hal ini semakin menguntungkan dan menguatkan kedudukan laki-laki dan dengan begitu posisi perempuan lebih banyak dirugikan. Walaupun tatanan sosial ini juga melahirkan tidak kesetaraan bagi laki-laki dalam beberapa hal namun tidak separah yang dialami kaum perempuan, seperti halnya perdagangan perempuan, kekerasan, dan pelecehan seksual seakan tidak pernah terlewatkan dalam berita-berita kriminal, baik melalui media massa maupun media elektronik. 

Tahukah anda apa itu kesetaraan gender dalam pendidikan?.

Nah mari kita simak tentang penjelasan mengenai gender dan pendidikan, problematika gender dalam pendidikan, dan kesetaraan gender dalam pendidikan.

A. Gender dan Pendidikan

Kata bahasa indonesia "gender" sebenarnya berasal dari kata bahasa inggris "gender". Istilah gender pertama kali diperkenalkan oleh Robert Stoller (1968) untuk memisahkan karakteristik manusia berdasarkan definisi sifat sosiokultural dari definisi yang diturunkan dari karakteristik fisik biologis. Dalam pendekatan ilmu sosial, Aan Oakley (1972) telah menjadi kunci dalam mengembangkan konsep dan pemahaman gender,mendefinisikan gender sebagai struktur atau atribut sosial yang dipaksakan oleh budaya. 

Gender merupakan istilah sosial dalam masyarakat karena peran sosialnya berkaitan dengan tugas, keberadaan, fungsi, hak dan kewajiban, serta kesempatan laki-laki dan perempuan yang dibentuk oleh keputusan sosial, adat istiadat, budaya dan nilai-nilai yang berlaku dalam agama. perbedaan perilaku antara perempuan dan laki-laki tidak hanya bersifat biologis, tetapi juga dikondisikan oleh proses budaya dan sosial. Dengan cara ini, gender dapat berubah dari satu tempat ke tempat lain dan kadang-kadang bahkan dari kelas ke kelas tetapi jenis kelamin biologis akan tetap tidak berubah sampai kapanpun.

Pendidikan juga dianggap dan digambarkan sebagai produk atau konstruksi sosial, serta komponen sentral dari upaya pendidikan suatu bangsa, dan dengan demikian juga berperan dalam membentuk hubungan gender dalam masyarakat.

Pendidikan berspektif gender dapat di masukkan melalui kurikulum yang peka gender dan dapat memberikan beberapa bentuk perhatian terhadap hak-hak perempuan. Hal ini mencangkup tidak hanya kesetaraan gender dalam kegiatan belajar sehari-hari siswa, tetapi juga memperlakukan semua siswa secara setara di dalam dan di luar kelas, termasuk memperlakukan semua siswa secara adil semua siswa dalam proses pelaksanaan pembelajaran. Pendidikan kesetaraan bertujuan untuk mengesahkan cara berfikir perempuan sehingga di masa depan mereka dapat berkontribusi di berbagai bidang kehidupan. Untuk mencapai hal ini akan memerlukan dukungan dan kerja sama dari banyak berbagai pihak,  baik dari masing-masing pribadi sendiri, orang tua murid, guru, kurikulum, dan komponen
sekolah, dan juga pemerintah.

B. Problematika Gender dalam pendidikan.

Aspek-aspek kehidupan bermasyarakat, seperti aspek pendidikan, kesehatan, ekonomi, politik, dan agama menunjukkan betapa kuatnya ketimpangan gender antara jenis kelamin laki-laki dan perempuan sebenarnya. Salah satu aspek yang menunjukkan adanya bias gender dalam pendidikan adalah rendahnya kualitas kurikulum dan pengajaran. Beberapa penyebab rendahnya kualitas pendidikan disebabkan oleh adanya diskriminasi gender dalam dunia pendidikan. Isu gender dalam pendidikan memiliki tiga dimensi yaitu:

1. Akses

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun