Mohon tunggu...
Nadya Wulan Dhari
Nadya Wulan Dhari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Sejarah

Mahasiswa Universitas Riau

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Silat Batang Hari dalam Budaya Melayu Rengat

5 Oktober 2021   12:51 Diperbarui: 5 Oktober 2021   13:44 600
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Silat Batang Hari merupakan suatu perguruan silat yang terletak di Desa Pulau Jum'at Kecamatan Kuala Cenaku Kabupaten Indragiri Hulu. 

Perguruan silat ini dipimpin seorang guru dan dibantu oleh wakil guru serta induk berempat dan wakil induk berempat untuk mengajari anak-anak murid di laman silat tersebut. 

Murid laman diajari hingga bisa bermain sendiri. Bermain silat memerlukan ketekunan dalam belajar. Murid yang rajin akan lebih mahir dari yang enggan dalam belajar. Kata pepatah hafal kaji karena diulang, terangnya jalan karena dilalui. Sehingga dalam silat ini perlu kesungguh-sungguhan untuk mempelajarinya.

Silat Batang Hari didirikan di Desa Pulau Jum'at Kecamatan Kuala Cenaku Indragiri Hulu pada zaman pendudukan Jepang oleh Muhammad Ali Bin H. Mustafa. Muhammad Ali berasal dari Abesiya yang terletak di Provinsi Jambi. 

Pada zaman pendudukan Jepang Ali merantau dari Abesiya ke daerah Lubuk Jambi Provinsi Riau. Perjalanan dari Abesiya ke Lubuk Jambi ditempuh Ali dengan berjalan kaki. 

Selanjutnya Muhammad Ali merantau lagi ke Desa Pulau Jum'at. Di Desa Pulau Jum'at Ali menemukan jodohnya dan mendapat anugerah seorang putra. Ali bersama keluarganya pulang ke Abesiya. Ketika di Abesiya putranya meninggal dunia dalam usia 3 tahun. Kemudian Ali kembali lagi ke Pulau Jum'at. 

Di Desa Pulau Jum'at inilah Ali mendirikan perguruan silat dengan awal muridnya 7 orang. Seiring dengan berjalannya waktu, muridnya terus bertambah hingga sekarang perguruan ini masih berdiri. Muhammad Ali wafat di Pulau Jum'at. 

Kemudian perguruan silat dipimpin oleh anaknya Ahmad Bin Muhammad Ali. Ahmad Bin Muhammad Ali wafat di Desa Pulau Gajah Kecamatan Rengat. Kemudian silat dipimpin oleh adiknya H. Anwar Ali Bin Muhammad Ali. 

Beliau juga telah wafat dan saat ini perguruan silat dipimpin oleh Muhammad Toha. Muhammad Toha merupakan anak bungsu dari guru pertama Muhammad Ali.

Dari Muhammad Toha, ia menceritakan Silat Batang Hari didirikan berdasarkan syariat agama Islam dengan mengikuti ajaran yang telah disampaikan oleh Rasulullah SAW. 

Sebenarnya silat ini belum memiliki nama. Ada yang menyebut Silat Batang Hari karena guru pertamanya berasal Batang Hari. Ada juga yang menyebutnya dengan Silat Mengkudu karena di tengah laman dan setiap sudutnya ditanami dengan tanaman Mengkudu. 

Tempat bermain silat disebut laman. Sedangkan muridnya disebut anak laman. Laman silat terdiri dari 4 pintu, 4 tiang sudut dan 1 tiang tengah. Masing-masing tiang memiliki pakaian dengan ciri khas sendiri. Pintu utama laman menghadap ke arah kiblat.

Silat Batang Hari juga merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Rengat Indragiri Hulu. Silat ini sering ditampilkan dalam acara penyambutan pembesar-pembesar kehormatan seperti gubernur, bupati, camat dan tokoh pembesar lainnya. 

Selain itu, silat Indragiri juga ditampilkan pada acara perkawinan adat melayu Rengat. 

Pada acara pernikahan adat melayu Rengat, kebudayaan silat Batang Hari di masukkan dalam acara penyambutan pengantin mempelai laki-laki sebelum bertemu mempelai perempuan untuk duduk bersanding di singgasana pelaminan raja sehari. 

Dalam acara pernikahan silat ini disebut sebagai silat sembah pengantin. 

Pertunjukkannya di mainkan oleh satu pasang pesilat atau lebih dan diiringi dengan gendang silat dan tetawak atau gong. Permainan silat dengan alur gayung bersambut memiliki makna satu pesilat sebagai penyerang dan satu pesilat lagi sebagai penahan. 

Setelah pertunjukan silat selesai pengantin mempelai laki-laki dipersilahkan untuk masuk dan duduk bersanding di pelaminan singgasana raja sehari.

Silat Batang Hari memiliki adab yang harus dipatuhi dan dijaga kelestariannya. Sebelum memasuki laman silat (tempat bermain silat) anak laman diwajibkan berwudhu. 

Ketika akan masuk laman disunnahkan mengucapkan salam dan setelah berada di dalam laman, hendaknya bersalam-salaman sesama anak laman yang ada di dalam laman tersebut, dimulai dari yang tua dan dituakan. 

Begitu juga ketika bermain silat, dimulai dengan bersalaman dan diakhiri dengan bersalaman juga. Begitulah adab dan aturan yang diajarkan dalam permainan Silat Batang Hari berdasarkan syari'at dan sunnah yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.

Penulis                         : Nadya Wulan Dhari

Prodi                           : Pendidikan Sejarah

Universitas                  : Universitas Riau

Dosen Pengampu        : Yuliantoro, M. Pd.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun