[caption id="attachment_161132" align="aligncenter" width="251" caption="cantiksdansholehah.blogspot.com"][/caption]
Buat saya pribadi, untuk masuk ke dunia maya ini membutuhkan "modal". Modal disini bukan cuma duit buat koneksi internet atau beli gadget, tapi juga kudu siap mental. Kalo masalah koneksi internet mungkin bisa disiasati melalui wifi gratisan yang sekarang ada dimana-mana atau mungkin pake fasilitas kantor , nah kalo masalah mental, gimana kita memanagenya? Ini bagian penting, karena buat masuk ke dunia maya kita harus siap dengan segala macam pernak -perniknya, belum lagi kita juga harus mengerti tata cara dan berperilaku di dunia maya.
Banyak yang bilang dunianya maya tapi rasanya nyata, itu bener banget lho, makanya kita harus siap mental, untuk menghadapi berbagai macam kemungkinan. Misalnya saja sakit hati karena teman maya, terus kebawa sampai kedunia nyata, wahh bisa berabe kan? Karena orang-orang di dunia nyata kita belum tentu bisa mengerti dengan keadaan kita yang lagi punya masalah di dunia maya. Belum lagi kalo pergaulan di dunia maya ini membuat kita lupa dengan orang-orang yang ada di dunia nyata kita, dan kita malah asyik sendiri di depan leptop atau PC atau hp, wow bisa tambah bahaya itu. Nah kalo kita gak menyiapkan mental kita buat menyeimbangkan antara dunia nyata dan dunia maya yang rugi siapa??kita sendiri dong jelas itu.
Berikutnya yang tak kalah pentingnya adalah harus selalu waspada dan hati-hati saat berkenalan dengan orang-orang di dunia maya, Â salah-salah malah ketemu sama orang yang gak bener dan malah merugikan diri kita atau bahkan keluarga kita. Banyak contoh bertebaran, yang keluarganya hancur karena ketemu seseorang di dunia maya, atau rugi duit karena dikibulin, dan masih banyak kasus-kasus lain yang terjadi yang kita sering dengar dan baca di banyak media. Untuk itu menurut saya untuk masuk di dunia maya ini selain harus siap mental, kita harus juga punya curiga dan tidak mudah percaya, supaya kita tidak mudah tertipu , karena apa? Kita tidak tahu keadaan sebenarnya orang yang kita kenal ini siapa dan seperti apa.
Setelah berhati-hati dalam berkenalan dengan seseorang lewat dunia maya, selanjutnya kita juga harus menutup rapat-rapat area privasi kita. Ingat tidak semua orang itu buruk , namun juga tidak semua orang itu baik. Makanya kita perlu berhati-hati saat "berbagi" dengan seseorang, dan pastikan bahwa kita tahu bagian mana yang bisa kita share dan mana yang tidak. Artinya yang bisa menjaga privasi kita ini ya kita sendiri bukan orang lain. Kalo kitanya bocor ya jangan salahin kalo orang lain sampe tahu sesuatu tentang kita.
Ada baiknya sebelum masuk ke dunia maya kita sudah paham dan mengerti bagaimana situasinya, menggali informasi sebanyak-banyaknya dari teman-teman kita di dunia nyata mungkin, supaya kita punya pegangan dan tidak lepas kendali. Atau mungkin lebih bagus lagi apabila kita didampingi oleh teman yang jadi mentor atau pengawal atau apalah namanya selama kita masih dalam tahap-tahap awal masuk dunia maya, supaya tidak salah arah tentunya.
Sejujurnya saya sendiri saat awal mengenal dunia maya ini lewat jejaring social minim informasi bahkan cenderung teledor, terlena, dan tidak hati-hati. Sampai-sampai akun fb saya yang dulu, pernah dibobol oleh seseorang namun saya beruntung karena didampingi seorang "ibu" yang saya kenal lewat dunia maya. Beliaulah yang membantu saya "benerin" akun fb saya lewat bantuan temannya, nah ini menjadi salah satu bukti bahwa tidak semua orang yang kita kenal di dunia maya ini tidak baik. Bahkan sekarang lewat Kompasiana ini saya ketemu sama sebuah "keluarga" yang amat saya sayangi, dimana saya bisa bebas mengekspresikan diri disitu. Bahkan di keluarga ini saya menemukan banyak saudara, bisa banyak belajar berbagai macam karakter, belajar berbagi, dan masih banyak hal yang bisa saya pelajari yang tentunya bisa bermanfaat buat dunia nyata saya. Sekali lagi terlepas dari banyaknya kasus negatif karena dunia maya, masih banyak hal-hal positif yang bisa kita dapat dari pergaulan di dunia maya, jadi tinggal bagaimana kita ambil sisi positifnya dan sebisa mungkin menghilangkan sisi negatifnya.
Tulisan saya ini bukan untuk menggurui, hanya sekedar berbagi berdasarkan pengalaman saya pribadi.
Selamat Tahun Baru 2012
