Mohon tunggu...
Inanda AisaMauliddia
Inanda AisaMauliddia Mohon Tunggu... Lainnya - 🌑

Blackmoon

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Siklus Media dalam Masyarakat

27 Juli 2021   09:25 Diperbarui: 27 Juli 2021   09:50 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Beberapa tahun belakang, perkembangan media di dunia seperti sangat melejit. Hamper seluruh manusia yang memiliki telefon genggam menggunakan internet dan mengakses media di segala platform. Media sendiripun sebenarnya sudah ada sejak tahun 1605, yang muncul surat kabar pertama dicetak adalah "Relation" diterbitkan oleh Johan Carolus di Jerman. Penggunakan bahasanya masih dengan bahasa latin. 

Seiring berkembangnya waktu, era global pun mulai menemukan penemuan-penemuan teknologi baru yang hingga saat ini media dunia semakn terus berkembang pesat.

Dalam media memiliki istilah Digital News Report, dimana itu menjadi sebuah tempat untuk melaporkan tahunan analisis perubahan konsumsi berita dan industri media pada 46 negara. Ada total 2.007 sampel dari sekitar 276 juta penduduk Indonesia, dengan penetrasi internet sebesar 71 % (sumber: Internet World Stats). 

Dalam penelitian tersebut, ditemukan peningkatan kepercayaan publik pada berita media massa, rata-rata sebesar 6%. Pertumbuhan kepercayaan ini terjadi selama masa pademi Covid-19. 

Dimana 44% responden mengatakan mereka percaya pada berita hampir sepanjang waktu. Finlandia menjadi negara dengan tingkat kepercayaan pada berita yang tertinggi (65%), dan Amerika Serikat yang terendah (29%). 

Selain itu, Mayoritas responden (74%) cenderung menyukai berita yang menampilkan berbagai sudut pandang dan membiarkan pembacanya memutuskan apa yang mereka percaya. Sebagian besar responden (66%) juga meminta media massa untuk netral, walau sebagian dari mereka juga berpikir kalau sudah menyoal isu-isu seperti keadilan sosial,  ‘ketidakberpihakan’  adalah sesuatu yang tidak pantas.

Kekhawatiran global tentang misinformasi (tidak sengaja menyebarkan hoax) menjadi lebih tinggi. Pengguna media sosial lebih sering mendapat misinformasi daripada non pengguna. 

Di banyak negara, Facebook menjadi platform utama penyebaran hoax. Namun di Brazil dan Indonesia, WhatsApp lah yang menjadi platform penyebar hoax terbanyak. 

Di skala Indonesia, kepercayaan masyarakat terhadap berita secara keseluruhan hanya 39%.  Media online dan media sosial tetap menjadi sumber paling populer dalam mengakses berita di Indonesia, tapi TV dan radio tetap digunakan mereka yang tidak mempunyai akses internet. 

Mayoritas berita dari internet banyak diakses melalui smartphone (85%) diikuti komputer (37%), dan tablet (10%). Terdapat 19 % pengguna yang membayar untuk mengakses berita secara online. Masyarakat mengakses berita harian dari: 89% lewat online, 64 % media sosial, 58 % TV, dan 20% media cetak.

Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa saat ini masyarakat mulai berkembang dan kepercayaan terhadap media berkembang. Meskipun di masih banyak permasalah seperti kepercayaan terhadap berita hoax juga masih tinggi. Dan masyarakat saat ini lebih mengakses berita melalui platform seperti youtube atau media sosial yang mereka miliki.
 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun