Mohon tunggu...
Nazhif DzakyThaheer
Nazhif DzakyThaheer Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Ilmu Komunikasi Universitas Ahmad Dahlan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Desa Unik yang Rela Memberi Nasi Gratis Tanpa Menjualnya

18 Januari 2022   00:04 Diperbarui: 18 Januari 2022   00:11 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kalau kamu sedang melakukan perjalanan dan singgah di Kebumen, cobalah untuk mampir ke salah satu desa di sana untuk makan gratis. Cukup dengan membayar lauknya saja, disana kamu dapat makan sepuasmu, sekenyangmu.

Desa tersebut adalah Desa Penimbun, terletak di Kecamatan Karanggayam, Kabupaten Kebumen. Jika kamu berada di Alun-alun Kota Kebumen, memerlukan waktu lebih kurang 35 menit untuk sampai ke Desa Penimbun. Kalau dari Jogja, kamu bisa menghabiskan waktu perjalanan untuk sampai ke Desa Penimbun sekitar tiga jam.

PERJALANAN MENUJU DESA PENIMBUN

Berbekal google maps pada gawai, saya dan teman yang kebetulan sedang menginap di daerah Kuwarasan, Kebumen segera bersiap untuk melaju menggunakan sepeda motor menuju Desa Penimbun. Berangkat pada pukul 10.27 WIB, kami melesat di tengah jalan desa yang banyak berlubang.

Singkat cerita perjalanan, untuk sampai di Desa Penimbun, kami butuh melewati beberapa desa dari Jalan Nasional III. Pertama, kami melalui Desa Klopogodo. Di desa ini, kami disuguhkan dengan hamparan pemandangan hijau sawah luas berhektar-hektar.

Masih berjalan menuju kearah Desa Penimbun, desa selanjutnya yang dilewati adalah Desa Pohkumbang. Di desa ini, kami sedikit menjumpai kembali jalan yang berlubang. Namun tidak hanya berlubang, tetapi juga berliku-liku.

Jam di gawai menunjukkan pukul sebelas lebih tiga menit, setelah melewati jalan yang berlubang dan berliku, akhirnya kami berada di depan gapura bertuliskan Desa Penimbun. Syukur alhamdulillah, saya tidak keblasuk karena google maps yang terkadang suka memberi arah jalan yang muter-muter dan sering membuat kita merasa kesasar.

Gawai yang tadi saya genggam sebagai penunjuk jalan ke Desa Penimbun, saya kantongi kembali karena telah tiba di tempat tujuan. Segera saya dan teman menyusuri Desa Penimbun untuk mencari tahu informasi yang beredar mengenai larangan menjual nasi di desa tersebut.

PANTANG DAN TAK ADA YANG MENJUAL NASI

Saya dan teman berhenti di depan sebuah warung kelontong kecil.

"Mas, rokok surya ada?" tanya saya kepada penjual di warung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun