Mohon tunggu...
Nazarudin L
Nazarudin L Mohon Tunggu... Lainnya - Lelaki Dengan Seribu Kata Dan Sejuta Makna

Setiap Dari Yang Membaca Adalah Saudarah Dan Sahabat Yang Masih Sejalan Dengan Kita

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Rindu yang Pahit

1 Desember 2020   22:28 Diperbarui: 1 Desember 2020   22:34 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku sedang menangkap bahasa cinta yang kau ajukan lewat mulut manis, aku perih rasanya pahit dan hambar, meriang hingga tidak elok aku menangkapnya.

Sesederhana itu pelangi sering aku pandang di bilik sungai kecil, dari kaki langit yang agung aku sering bernyanyi melo hingga kehilangan rasa pelipur di dada

Ada kala di waktu sore, kadang kita sering menikmati teh dengan sebuah piring kosong yang berisikan kenangan dan kerinduan, di situ banyak cerita empedu yang harus di jadikan cinta

Jangan genit ketika rindu datang lalu aku, dia, Atau siapapun itu, akan melawan tapal batas hingga merebut kedekatan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun