Aku sedang menangkap bahasa cinta yang kau ajukan lewat mulut manis, aku perih rasanya pahit dan hambar, meriang hingga tidak elok aku menangkapnya.
Sesederhana itu pelangi sering aku pandang di bilik sungai kecil, dari kaki langit yang agung aku sering bernyanyi melo hingga kehilangan rasa pelipur di dada
Ada kala di waktu sore, kadang kita sering menikmati teh dengan sebuah piring kosong yang berisikan kenangan dan kerinduan, di situ banyak cerita empedu yang harus di jadikan cinta
Jangan genit ketika rindu datang lalu aku, dia, Atau siapapun itu, akan melawan tapal batas hingga merebut kedekatan.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!