Mohon tunggu...
Nayyara Nayla
Nayyara Nayla Mohon Tunggu... Lainnya - Wellcome

Selamat membaca, semoga bermanfaat!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pro Kontra Pandemi Covid-19 di Mata Masyarakat Indonesia dari Berbagai Aspek

30 Juli 2021   15:30 Diperbarui: 30 Juli 2021   15:32 531
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster Corona Virus/Foto: m.tribunnews.com

Apakah kalian tahu berapa banyak negara yang sudah terjangkit penyakit COVID-19 atau virus corona Wuhan? Menurut data The GISAID Global Initiative on Sharing All Influenza Data (by Johns Hopkins CSSE), sekiranya ada 69 negara yang berjuang melawan ancaman virus corona.

 Tanggapan serta tindakan apa yang masyarakat Indonesia lakukan terhadap virus corona yang menyebar keseluruh dunia ini, khususnya ke dalam negeri sendiri?

Virus corona ini merupakan penyakit yang berasal dari daerah Wuhan, China yang mewabah hingga ke berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Virus ini pertama kali masuk ke Indonesia  pada pertengahan bulan Februari 2020 yang dikarenakan ada dua orang perempuan warga negara Indonesia asal Depok yang terinfeksi karena sempat bertemu dan berinteraksi langsung di Indonesia dengan seorang warga negara Jepang berdomisili di Malaysia.

Dikutip dari worldometer.info pada (06/07/2021) Pemerintah Indonesia selalu mengkerahkan ide serta tindakan terhadap penanganan kasus ini, namun sangat sulit bagi negara ini untuk terbebas dari virus tersebut. Angka positif pada kasus ini mencapai 2.313.829 jiwa, untuk yang berhasil sembuh mencapai 1.942.690 jiwa, dan kasus kematian mencapai 61.140 jiwa (Hidayat, 2021). 

Dilihat dari data kasus yang terpapar dan data kematian dari virus ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan angka kesembuhan, hal ini membuat pemerintah tergerak untuk memperkuat kebijakan ataupun peraturan, namun kebijakan yang dibuat oleh pemerintah tersebut berdampak pada kondisi sosial, pendidikan serta ekonomi masyarakat sehingga menuai kontroversi terhadap kasus virus corona ini.

Pada kasus ini membuat banyak orang menyadari bahwa hidup dalam kondisi lingkungan yang sehat sangat berharga, pada kondisi lingkungan yang sehat maka kegiatan kita tidak terganggu dan terbatasi oleh protokol kesehatan atau peraturan yang ada, tidak perlu repot untuk menggunakan masker tiap kali keluar rumah untuk beraktivitas. Bahkan di rumah pun sudah dihimbau untuk melakukan protokol kesehatan yang tepat seperti memakai masker, menjaga jarak antar orang rumah serta alat makan tidak boleh digunakan bergantian sebelum dicuci terlebih dahulu.

Untuk kebijakan yang dibuat pada kegiatan di luar rumah seperti kegiatan pendidikan di sekolah maupun di kampus, kegiatan ekonomi seperti berdagang, bekerja di kantoran semua dialihkan kerumah masing-masing secara daring atau tetap pada tempat biasanya namun sangat amat dibatasi. Masyarakat dapat menghadapi kondisi tersebut dikarenakan akses yang memadai dan kebutuhan yang mencukupi bahkan terpenuhi sehingga dapat mengikuti peraturan yang ada tanpa dikhawatirkan, namun tidak sedikit masyarakat yang kesulitan memenuhi kebutuhan hidupnya dikarenakan tiap masyarakat mempunyai kondisi ekonomi yang berbeda.

Angka pengangguran serta kemiskinan pun meningkat, sehingga banyak para pelajar yang pendidikannya pun terputus karena tidak mampu melunasi biaya untuk kelanjutan bersekolah. Sisi lain, banyak hati yang tergerak untuk membantu masyarakat yang terdampak dari pandemi ini, Mulai dari membantu masalah perekonomian hingga kebutuhan pokok untuk sehari-hari seperti sembako. Sehingga menumbuhkan rasa peduli, saling berbagi dan membantu yang akan menuai hidup rukun antar masyarakat.

Namun masih banyak tempat rekreasi atau tempat berkumpul seperti kedai kopi, taman kota bahkan mal pun masih dibuka, tidak sama halnya dengan sekolah dan tempat bekerja yang ditutup. Walaupun tetap diberlakukannya protokol kesehatan pada tempat rekrasi tersebut, banyak masyarakat yang memprotes karena merasa tidak diadili,  karena mata pencaharian dan tempat untuk belajar ditutup yang dimana di mata masyarakat jauh lebih penting untuk sekolah dan tempat bekerja yang tetap dibuka dibandingkan dengan tempat rekreasi.

Yang setuju dengan tetap dibukanya tempat rekreasi pun tak kalah banyak, dikarenakan di rumah hanya melakukan aktivitas monoton yang membuat jenuh sehingga masyarakat khususnya kalangan muda tetap pergi keluar walaupun dikondisi pandemi seperti ini hanya untuk menyegarkan fisik dan batin. Hal tersebut membuat kasus corona semakin meningkat karena tidak patuhnya masyarakat terhadap protokol kesehatan dan banyak yang meninggal dunia karena terpapar virus corona.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun