Mohon tunggu...
Nayla Sasti Ifadza
Nayla Sasti Ifadza Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya

Gadis ceria yang menikmati peran dari Allah SWT. Sangat senang mendalami ilmu berkaitan tentang agama, kesehatan mental, parenting, dan perkembangan. Belajar bareng yuk!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Cerdas Sedari Dini Bisa Bikin Sukses? Apa Iya?

6 November 2022   21:40 Diperbarui: 6 November 2022   22:13 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada usia 41-65 tahun individu berada pada masa puncak pengembangan diri. Tujuan pada tahap ini ialah kepedulian dan menghandarkan diri dari perasaan tertolak dan tidak produktif.

  • Ego Integrity vs Despair

Individu dengan usia 65 tahun ke atas sudah memiliki integritas pribadi. Tujuan tahapan ini adalah terwujudnya kebijaksanaan dan menghindarkan dari rasa depresi serta putus asa.

Cara selanjutnya yaitu memahami bahwa individu berhak merasakan setiap emosi dari dalam dirinya. Menyadari bahwa setiap emosi harus diakui dan dihargai.

Ketiga, selain menerima bahwa anak-anak  sebagai individu wajar merasakan berbagai macam emosi, kita juga harus dapat memberikan tanggapan yang bersifat emosional pada anak sebagai ungkapan bahwa kita memahami emosi apa yang ia rasakan.

Selain itu, kita dapat membantu anak untuk mengenali emosinya. Anak-anak cenderung belum dapat memahami emosi dalam dirinya serta bagaimana cara yang tepat untuk mengungkapkan emosi tersebut. Dalam hal ini tugas kita adalah memberi pemahaman kepada anak untuk mengenali bagaimana tanda ketika ia mengalami sebuah emosi dan alternatif apa yang dapat ia lakukan untuk mengekspresikannya.

Seperti ketika anak mengalami tantrum, orang tua sebaiknya tidak langsung menuruti permintaannya, tidak memaksanya berhenti, namun melakukan pendampingan dan membiarkannya hingga merasa cukup tenang untuk berkomunikasi. Selanjutnya, orang tua dapat membantu anak memahami emosi dengan melakukan percakapan yang baik.

Pada contoh kasus diatas, kita dapat mengajarkan kepada anak bagaimana cara ia menenangkan dirinya. Serta melatih kemampuan anak untuk mendengarkan dan bernegosiasi.

Cara lain untuk mengembangkan kecerdasan emosional anak adalah dengan melatihnya untuk dapat memahami persaan orang lain. Anak-anak adalah individu yang mudah berimajinasi, maka kita dapat memanfaatkannya dengan meminta anak membayangkan bagaimana jika ia mengalami apa yang dirasakan oleh orang lain.

Itulah tadi beberapa hal yang dapat menjadi upaya dalam mengoptimalkan perkembangan serta kecerdasan emosional pada diri individu dimulai dari usia dini. Individu dengan kecerdasan emosional yang tinggi akan memiliki setidaknya kemampuan self awareness, self regulation, motivation, empathy, dan social skill yang baik. Kemampuan tersebut dapat menjadi modal seseorang dalam mencapai kesuksesan.

Nah, sekian pembahasan pada topik belajar bareng hari ini

Mohon maaf jika terjadi kesalahan maupun kekurangan, untuk koreksi dan saran boleh dicantumkan dikolom komentar ya. Sangat ditunggu responnya. Terima kasih telah membaca artikel ini sampai akhir. Senang belajar bareng sobat kompasiana.

Sekian, semoga bermanfaat. Sampai jumpa di topik selanjutnya, see you!

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun