Mohon tunggu...
Naya_PWK_Universitas Jember
Naya_PWK_Universitas Jember Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Jember

Bloom, be kind, be a flower not a weed 🌸

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Dinamika Inflasi dan Deflasi Kabupaten Jember

21 September 2022   19:48 Diperbarui: 21 September 2022   19:57 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kata inflasi dan deflasi tentu sudah tak asing terdengar di telinga kita, terlebih jika sudah membahas tentang stabilitas perekonomian, rasa-rasanya inflasi menjadi salah satu masalah yang umum dan tak ada habisnya untuk dibahas. Inflasi adalah keadaan di mana terjadinya kecenderungan kenaikan harga barang dan jasa yang terjadi secara terus-menerus dalam jangka waktu tertentu. 

Inflasi dapat terjadi karena banyak faktor, menurut laman resmi Kementrian Keuangan, ada enam faktor penyebab timbulnya inflasi, yaitu permintaan yang tinggi terhadap suatu barang atau jasa sehingga membuat harganya mengalami kenaikan, tidak seimbangnya jumlah penawaran pada suatu barang atau jasa dengan ketersediaan barang dan jasa tersebut, bertambahnya uang yang beredar di masyarakat, perilaku masyarakat yang seringkali memprediksi harga suatu barang atau jasa kemudian mengarah pada ketidakpastian dan gejolak harga (ekspetasi inflasi), kenaikan biaya produksi terhadap suatu barang atau jasa, dan kekacauan ekonomi serta politik di suatu negara seperti yang terjadi di Indonesia pada akhir masa Orde Baru di tahun 1999. 

Berbanding terbalik dengan inflasi, deflasi adalah keadaan di mana terjadi penurunan harga barang secara terus-menerus dalam kurun waktu tertentu. Faktor penyebab timbulnya deflasi bisa dibilang cukup beragam. 

Pertama, terlalu banyaknya barang homogen yang diproduksi dalam satu waktu, sehingga ketika semakin banyak ketersediaan barang di pasar maka harga barang tersebut juga akan semakin menurun.

Kedua, rendahnya jumlah permintaan, hal ini biasanya terjadi akibat hilangnya sifat konsumtif dari konsumen saat kondisi perekonomian memburuk, sehingga mau tak mau harga barang atau jasa harus turun akibat rendahnya minat masyarakat. Ketiga, kebijakan dari bank sentral maupun pemerintah. 

Contohnya terjadi ketika Bank Indonesia yang berperan sebagai otoritas moneter suku bunga. Apabila suka bunga tinggi, maka masyarakat secara tak langsung terdorong untuk melakukan penghematan dan menyimpan uang mereka di bank. Hal ini mengakibatkan kelangkaan uang yang beredar di masyarakat dan berujung pada lesunya permintaan barang dan jasa.

Inflasi dapat memberikan dampak yang tidak bisa kita sepelekan, baik dalam faktor ekonomi maupun non ekonomi. Pertama, tingginya inflasi berpotensi menyebabkan turunnya pendapatan rill masyarakat. Apabila hal ini terus terjadi, maka akan memberikan dampak panjang berupa turunnya standar hidup masyarakat. 

Kedua, inflasi yang tak terkendali dapat berujung pada uncertainty atau ketidakpastian bagi pelaku ekonomi dalam mengambil langkah, sehingga menyulitkan masyarakat dalam mengambil keputusan atas produksi, konsumsi, dan investasi yang berpotensi menurunkan pertumbuhan ekonomi. 

Ketiga, tingginya tingkat inflasi domestik dibandingkan dengan inflasi negara tetangga, hal ini berakibat pada tingkat bunga domestik rill yang menjadi kurang kompetitif dan menimbulkan tekanan pada nilai rupiah. 

Berbeda dengan inflasi, deflasi memberikan dampak berupa bertambahnya jumlah pengangguran akibat terjadinya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), menurunnya angka permintaan pasar sehingga terjadi penurunan jumlah produksi, laba perusahaan yang kian menipis, dan terjadi peningkatan gagal bayar baik dari perusahaan maupun individu yang dapat berujung tutupnya pabrik atau perusahaan.

Di tengah gegernya topik pengendalian inflasi yang tengah menjadi sorotan masyarakat maupun pemerintah, pada bulan Agustus, Kabupaten Jember justru mengalami deflasi untuk pertama kalinya selama delapan bulan berjalan di tahun 2022. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun