Mohon tunggu...
Moh Nur Nawawi
Moh Nur Nawawi Mohon Tunggu... Nelayan - Founder Surenesia

Seorang pecinta dunia maritim / Pelayan dan Pengabdi Masyarakat / suka menulis, bercerita dan berdiskusi / @nawawi_indonesia nawawisurenesia@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Pers dalam Mimpiku

10 Februari 2017   05:54 Diperbarui: 10 Februari 2017   06:53 422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

( Pers yang tak lagi Independen )

Adzan maghrib berkumandang, saya masih terjebak di macetnya Jakarta, badan rasanya pegel, baju lepek, seharian disibukkan dengan meeting Direksi dan manajemen dalam rangka memaparkan arah kebijakan perusahaan kedepan, setelah makan siang dilanjutkan ketemu para sahabat yang siap menjadi bagian pengembangan usaha, dan sedikit diskusi dengan beberapa direktur lembaga pemerintah dalam rangka meminta saran untuk rencana pengembangan usaha kedepan yang tentunya sesuai dengan kebijakan pemerintah, sorenya masih berlanjut mengisi motivasi singkat teman - teman aktifis sosial yang giat melakukan advokasi bidang lingkungan , yang kebetulan menjadi bagian proyek pengembangan masyarakat akar rumput sebagai bentuk kontribusi saya dan perusahaan.

Kesibukan akhir - akhir  ini selalu menambah rasa syukur, setelah keluar dari instansi pemerintah dan berusaha berdikari dan alhamdulillah sekarang bisa bermanfaat pada sesama dengan berdirinya perusahaan ini, kini semua mimpi itu telah terwujud, tinggal satu tugas lagi menunggu malam nanti mau yaitu rencana ketemu para Jurnalis dari berbagai media, untuk menjalin kerja sama, tapi kegiatan yang satu ini  bukan untuk kebesaran perusahaan tapi tujuan utama saya ingin bertemu dengan para awak media dan beberapa pimpinan media sebagai upaya dalam rangka mewujudkan ketentraman masyarakat, tujuan saya sederhana agar berita yang diterima masyarakat sesuai dengan porsi dan realita, agar tidak ada berita yang terlempar ke masyarakat karena pesanan oleh oknum - oknum tertentu seperti berita positif calon gubernur atau berita negatif yang dibuat untuk membuat citra lawan politik semakin buruk, penggiringan opini publik, saya berharap media bisa  menghilangkan budaya edit edit vidio, gambar yang tidak sesuai fakta, kasian benar masyarakat dengan prilaku media - media ini, saya dan mereka sudah sepakat malam ini untuk berkumpul, saya ingin menyampaikan kegelisahan saya tentang perihal diatas, saya ingin sampaikan kepada mereka 

" Kalian bikin berita yang sesuai fakta aja tak perlu jadi seperti anjing , penjilat, dan cari rente pada mereka dengan menjual citra, menggiring opini, sampaikanlah berita segar sesuai fakta, jangan adu domba masyarakat dengan berita seenak perutmu sendiri, mulai sekarang saya penuhi perut kalian , kalian tinggal bikin berita sesuai fakta, jangan jadi antek apa lagi menjilat "

saya rasa langkah itu yang bisa saya lakukan sebagai salah satu orang dengan ekonomi lebih, toh untung salah satu perusahaaan saya masih lebih dari cukup untuk membuat mereka kenyang dan bekerja untuk masyatakat sebagai pemberi informasi yang berkualitas, semoga upaya ini bermanfaat, kalau beritanya benar tanpa intrik dan manipulasi insyaallah tatanan masyarakat bisa damai dan masyarakat bisa tenang.

” Sayang, sayang bangun geh dah maghrib, sore - sore tidur , sana maghriban dulu ”  tiba - tiba  istriku membangunkanku.

"Astaghfirullah ternyata saya ketiduran tadi, terus pertemuan dengan awak media bukan kenyataan dung, waduh ternyata saya kaya didalam mimpi, berarti masih banyak berita yang beredar sesuai pesana" saya terdiam melamun, sedikit menggerutu kenapa hanya dalam mimpi itu terjadi.

Kata Pers sudah tidak asing lagi bagi telinga dan mata kita karena dengan kemajuan teknologi saat ini hal - hal yang berkaitan dengan kata pers sudah sering kita dengar, ada istilah jumpa pers, konferensi pers dan banyak lagi, Istilah “pers” berasal dari bahasa Belanda, yang dalam bahasa Inggris berarti press, secara harfiah pers berarti cetak dan secara maknawiah berarti penyiaran secara tercetak atau publikasi secara dicetak (printed publication). Dalam perkembangannya pers mempunyai dua pengertian, yakni pers dalam pengertian luas dan pers dalam pengertian sempit. Dalam pengertian luas, pers mencakup semua media komunikasi massa, seperti radio, televisi, dan film yang berfungsi memancarkan/ menyebarkan informasi, berita, gagasan, pikiran, atau perasaan seseorang atau sekelompok orang kepada orang lain. Maka dikenal adanya istilah jurnalistik radio, jurnalistik televisi, jurnalistik pers. Dalam pengertian sempit, pers hanya digolongkan produk-produk penerbitan yang melewati proses percetakan, seperti surat kabar harian, majalah mingguan, majalah tengah bulanan dan sebagainya yang dikenal sebagai media cetak.

Pers mempunyai dua sisi kedudukan, yaitu: pertama ia merupakan medium komunikasi yang tertua di dunia, dan kedua, pers sebagai lembaga masyarakat atau institusi sosial merupakan bagian integral dari masyarakat, dan bukan merupakan unsur yang asing dan terpisah daripadanya. Dan sebagai lembaga masyarakat ia mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lembaga- lembaga masyarakat lainnya. Pers adalah kegiatan  yang berhubungan dengan media dan masyarkat luas. Kegiatan tersebut mengacu pada kegiatan jurnalistik yang sifatnya mencari, menggali, mengumpulkan, mengolah materi, dan menerbitkanya berdasarkan sumber-sumber yang terpercaya dan valid.

Seperti fungsi utama pers yaitu sebagai sarana menyampaikan informasi, berita, baik realita yang terjadi maupun gagasan, pemikiran sesorang untuk disampaikan kepada masyarakat, sudah patut dan sewajarnya pers harslah memproduk informasi yang akurat dan dapat dipercaya, informasi yang mendidik dan bermanfaat, bukan sekedar informasi untuk menyenangkan pihak - pihak tertentu. Pada era sekarang produk pers adalah salah satu kebutuhan pokok masyarakat dalam hal apapun hampir semua masyarakat membutuhkan produk pers dalam lini kehidupannya seperti juga pada bidang politik.

Wajah kondisi pers saat ini sangat memperihatinkan, pers sudah bukan lagi pihak yang netral yang mampu menjembatani pihak - pihak yang berseberangan, bahkan pers sudah menjadi alat politik. di banyak kasusu kita banyak melihat keberpihakan pers pada pihak - pihak tertentu, pers dijadikan sarana pencitraan, menaikkan elektabilitas politik, bahkan dengan kejam pers dimanfaatkan untuk menjatuhkan lawan politik. Contoh yang nyata media televisi kita dalam memberitakan permasalahan politik ambil contoh Pilkada DKI akan berbeda - beda arah penyampaian beritanya, televisi satu mendukung si A, televisi satunya mengangkat si B dan sebangainya, satu fakta berita bisa terjadi penyampaian yang berbeda - beda dalam keterkaitan dengan calon yang di usungnya maka wajar jika kita sebut media adalah alat politik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun