Mohon tunggu...
Nawang Sari
Nawang Sari Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswi Pendidikan Sosiologi Universitas Sultan Ageng TIrtayasa

Jika gagal maka bangkit lagi

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Permasalahan Pembelajaran Daring di Era Pandemi dalam Perspektif Sosiologi Pendidikan

18 Mei 2021   09:51 Diperbarui: 18 Mei 2021   10:12 1836
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Media pembelajaran yang digunakan di era pandemi ini juga menjadi Penunjang utama dalam keberhasilan proses pembelajaran. Namun faktanya, Dalam pembelajaran daring ini terdapat banyak kendala yang dihadapi guru sebagai pendidik dan pengajar. Pembelajaran yang semula tatap muka (luring), akibat pandemi tersebut berubah dengan dilakukannya pembelajaran secara online (daring). Dan juga dalam pembelajaran daring ini harus menggunakan media pembelajaran yang variatif agar siswa tidak jenuh. Media pembelajaran daring juga banyak macamnya misalnya zoom meeting, google meet, webinar dan lain-lain namun pembelajaran juga bisa dilakukan diluar aplikasi tersebut misalnya dengan belajar lewat Youtube dan juga bisa belajar mandiri di rumah melalui bimbingan orangtua dan lain sebagainya.

Pada awal pandemi, media yang digunakan untuk pembelajaran daring biasanya menggunakan WhatsApp. Aplikasi ini mempunyai kelebihan yaitu dalam pemakaian kuota internet sangatlah minim dan hampir semua orangtua,guru,dosen maupun Peserta didik bisa menggunakannya dengan baik. Namun terdapat Kekurangan di dalam aplikasi ini yaitu video grup WhatsApp hanya bisa diikuti oleh delapan orang, sehingga Whatsapp ini tidak bisa digunakan untuk pembelajaran dengan maksimal. Selain itu, aplikasi ini juga tidak efektif untuk tempat pengumpulan tugas peserta didik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Whatsapp ini tidak tepat untuk digunakan sebagai media pembelajaran.  

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) juga telah menayangkan sebuah program Belajar dari Rumah (BDR) yang disiarkan TVRI pada pertengahan bulan April 2020. Program ini diisi dengan berbagai tayangan edukatif dan menyenangkan sebagai alternatif pembelajaran bagi peserta didik, orangtua, dan guru. Kelebihannya peserta didik hanya bisa menonton dari TVRI didampingi orangtuanya untuk meringkas materi yang disampaikan. Kekurangannya adalah tidak semua peserta didik di rumahnya memiliki televisi dan ada juga yang mempunyai televisi tetapi tidak dapat menangkap siaran TVRI sehingga masih perlu dicari alternatif media pembelajaran yang lain. Media (aplikasi) Pembelajaran Daring yang bisa digunakan antara lain Zoom (platform video conference), Jitsi Meet (platform video conference), Google meet (platform video conference), Cisco Webex (platform video conference), Google Classroom, Google Form, Qiuzizz, E-learning Madrasah, dan WhatsApp.

Dalam sosiologi pendidikan, guru mempunyai tugas dan kewajiban untuk tidak hanya membimbing,mendidik dan mengajar siswa saja tetapi juga guru menjadi pedoman dalam kegiatan pembelajaran sehingga guru ini harus mampu menciptakan suasana belajar yang aktif,inovatif , kreatif, efektif dan menyenangkan. Di sini Guru berperan untuk menjadi contoh sekaligus motivator dan inspirator bagi peserta didik. Oleh karena itu guru,orangtua,tokoh-tokoh masyarakat harus berperilaku sesuai norma-norma di dalam masyarakat,bangsa dan negara. Karena nilai-nilai dasar negara dan bangsa Indonesia adalah Pancasila, untuk itu pendidik harus berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

 Menurut Cony Semiawan,guru merupakan salah satu tokoh yang memiliki peran penting dalam proses pembelajaran, yaitu sebagai pelaksana kurikulum yang berada pada jajaran depan dalam Lembaga pendidikan. Di dalam Proses belajar mengajar juga melibatkan perilaku individu/perilaku peserta didik dan perilaku pendidik yang nantinya membentuk interaksi dalam pembelajaran. Keberhasilan proses belajar bergantung pada keaktifan perilaku individu di dalam proses pembelajaran. 

Guru dituntut untuk mampu mewujudkan perilaku yang baik agar peserta didik Mampu berpikir kritis dan kreatif. Untuk menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif, guru tidak hanya menyampaikan pengetahuan saja akan tetapi harus memiliki cara kreatif harus dalam mewujudkan kinerja nya sebagai perancang,pembelajaran, pengelolaan pembelajaran sebagai pengarah belajar peneliti dan fasilitator belajar sebagai perencanaan pembelajaran. Guru juga diharapkan mampu untuk merancang kegiatan pembelajaran secara efektif dengan suasana yang kondusif. 

Seorang guru juga perlu melibatkan peserta didik dalam mengidentifikasi karakteristik dan kebutuhan belajarnya sendiri, Guru Juga harus memiliki pengetahuan yang cukup mengenai prinsip-prinsip belajar sebagai dasar dalam merancang kegiatan pembelajaran seperti merumuskan tujuan,memilih metode pembelajaran,memilih media pembelajaran dan  melakukan evaluasi pembelajaran dan secara kreatif mampu mewujudkan di dalam proses . Seorang guru juga berperan untuk senantiasa membangkitkan dan meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Pendekatan yang digunakan dalam proses pembelajaran tidak hanya melalui pendekatan instruksional dengan menerapkan berbagai metode atau model-model pembelajaran saja akan tetapi harus disertai dengan pendekatan pribadi melalui pendekatan pribadi ini diharapkan guru mampu mengenal dan memahami kondisi karakteristik peserta didik.

Karakter ataupun perilaku peserta didik dalam proses pembelajaran juga menjadi sulit untuk dipantau dan perilaku peserta didik juga menjadi penunjang utama dalam Interaksi pembelajaran. Pendidikan karakter adalah upaya mewujudkan generasi bangsa yang cerdas dan baik (smart and good citizenship) atau memiliki ahlak mulia dan berkepribadian Indonesia.nKeberhasilan pendidikan karakter mengisyaratkan pembelajaran tidak serta merta dilihat dari pesepektif ranah kognitif saja melainkan bagaimana keseimbangan ranah kognitif, afektif, dan psikomotor yang muaranya adalah mewujudkan manusia seutuhnya. Kondisi pandemi Covid-19 saat ini menjadi tantangan bagi dunia pendidikan khususnya pendidikan formal dalam upaya pendidikan karakter bangsa. Pembelajaran dominan tidak dilakukan dengan tatap muka, sehingga menjadi tantangan guru dalam proses pendidikan karakter tersebut. Tujuan pendidikan adalah bagaimana membentuk generasi yang seutuhnya artinya memiliki kecerdasan intelektual,sikap yang baik dan dengan keterampilan yang diperlukan dalam menjalani hidup di masyarakat. 

Namun dengan adanya pembelajaran secara daring membuat seorang guru tidak bisa secara langsung melihat dan menilai karakter yang dimiliki oleh setiap muridnya hanya melalui layar kaca saja tidak melihat secara keseluruhan, sehingga pada masa ini banyak karakter seorang murid yang menunjukkan sikap kurang baik.

Karakter yang kurang baik ini disebabkan karena kurangnya anak untuk bersosialisasi kepada lingkungan sekitar sehingga ia bersikap acuh dan tidak peduli dengan lingkungan sekitar nya bersikap tidak sopan ketika bertemu dengan yang lebih tua serta ada yang tidak mengenal tetangga nya, bahkan dengan adanya pembelajaran daring ini membuat anak menjadi lebih mudah marah, stress dan juga ada yang ingin melakukan bunuh diri.  

Solusi yang bisa dilakukan untuk memperbaiki karakter anak yaitu dengan menggunakan media daring yang bisa live misalnya zoom meeting, google meet, webinar dan lain-lain agar karakter atau perilaku para murid relatif terpantau tidak hanya mengirimkan tugas melalui whatsapp grup tetapi anak murid nya berkeliaran tidak jelas dan melakukan pergaulan yang bebas. Untuk menerapkan karakter yang baik pada anak bisa dilakukan dengan cara menanamkan akhlak dan nilai keagamaan sehingga bisa menerapkan kepribadian yang baik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun