Mimpi apa para pejuang negeri ini setiap malam? rakyatnya hanya bisa berkoar-koar. Tanpa didasari pengetahuan dan fakta. Rakyat negeri ini seperti buta akan ilmu pengetahuan. Kemajuan zaman tidak lantas membuat sebagian besar orang Indonesia maju juga.Â
Dengan tabiat orang Indonesia yang sebagian besar masih jarang dan malas membaca, tidak heran kalau orang Indonesia mudah termakan berita hoax. Bahkan bagaimana memilah dan memilih  berita yang benar saja tidak tau. Masih banyak orang Indonesia yang berpikiran sempit, tidak melihat bagaimana fakta dan penjelasan yang ada.Â
Bagaimana hal tersebut tidak terjadi, sekarang saja sudah jarang penerus negeri ini yang bermain bola bersama di lapangan, mereka lebih memilih bermain gadget di rumah. Kalau isi kepala? Baca Koran? Baca berita? Tidak mau, katanya tidak punya waktu. Â Padahal tidak pernah absen untuk scroll media sosial. Baca buku? Tidak mau, katanya kalau beli mahal, kalau pinjam malas. Di era digital yang serba mudah ini, semisal suruh baca berita di internat? Boro-boro, buka portal berita saja tidak mau. Mentok-mentok hanya dibaca headlinenya saja.
Dalam laju perkembangan dunia yang semakin pesat, menghadapkan kita kepada dampak yang timbul akibat terjadinya perubahan yang signifikan, baik dalam ranah pendidikan, tehnologi, industri, maupun nilai-nilai sosial. Terlepas dari hal itu, sudah seharusnya kita bisa menarik benang merah dari sisi kita, manusia sebagai aktornya, karena secara tidak langsung terjadi timbal balik antara keduanya, seperti rangkaian subjek dan objek.Â
Sebagai rakyat Indonesia yang bijak, jangan hanya bisa menyalahkan para petinggi yang menurut mereka tidak cakap dalam menanggapi dan menghadapi polemic yang ada, akan tetapi mengacuhkan anak-anaknya bahkan tidak mengajarkan nilai nilai yang baik pada mereka. Sebagai orang tua, sudah seharusnya sadar betul bahwa masa depan bangsa ada di tangan anak anak mereka, bagaimana cara mereka mendidika anak anak merekalah yang menentukan bagaimana nasib bangs aini dikemudian hari.
Ironisnya sekarang kita terbiasa disuguhkan dengan hal-hal negatif mulai dari korupsi, perang, kekerasan, diskriminasi, perpecahan antar bangsa, dan lain sebagainya, hal hal itulah yang menjadikan banyak hal positif sirna begitu saja, tertutupi dengan hal negatif yang sering kita konsumsi, bagaimana para penerus negeri ini bisa menjadi penerus yang dapat mengantarkan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang makmur dan sejahtera, jika semasa hidupnya para generasi penerus disuguhkan dengan keadaan bangsa yang porak poranda. Bahkan balam berbagai kasus, pelaku kejahatan dan kemunkaran adalah generasi muda. Namun, kalangan muda pulalah yang akan menjadi laskar yang menjunjung tinggi dan memperjuangkan kebenaran dan perdamaian bagi bangsanya
Makan Dalam hal ini, perlu digaris bawahi lebih tebal bagaimana pelaksanaan proses pendidikan di Indonesia. Bagaimana proses pendidikan generasi penerus bukan hanya menjadi tanggung jawab para pendidik, akan tetapi juga menjadi tanggung jawab orang tua, masyarakat, dan pemerintah sebagai perwakilan bangsa.
Karenanya, rasanya perlu adanya pendampingan lebih pada generasi penerus akan kelangsungan Pendidikan dan pengetahuan mereka, agar mereka dapat membuka mata selebar lebarnya, dan memahami sedalam dalamnya akan suatu hal. Hal itupun juga berlaku bagi para orang tua, agar mereka juga paham dan mngerti bagaimana pendidikan tidak hanya dijadikan kewajiban akan tetapi juga kebutuhan. Pendidikan bukan lagi membicarakan kuantitas tapi juga kualitas yang dimiliki para generasi penerus bangsa.