Mohon tunggu...
Naurah Luthfiah
Naurah Luthfiah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Yang Punya Hobi Menulis

Saya adalah seorang mahasiswi yang tengah menyelesaikan program sarjana di Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Corona Virus Disease (Covid-19) Dilihat dari Sudut Pandang Islami

8 Agustus 2020   18:00 Diperbarui: 9 Agustus 2020   19:31 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Corona Virus Disease atau yang lebih kita kenal dengan Covid-19 masih belum berakhir hingga saat ini, bahkan setiap hari jumlah kasusnya kian bertambah. Dilansir oleh worldometers.info dalam Tribunnewsmaker.com pukul 08.00 WIB, jumlah kasus Covid-19 di seluruh dunia hingga Sabtu (08/08/2020) sudah mencapai 19.541.216 kasus, dengan 724.050 orang meninggal dan 12.544.479 pasien yang telah dinyatakan sembuh.

Amerika Serikat menjadi negara yang menempati peringkat pertama jumlah kasus virus corona terbanyak sampai saat ini dengan jumlah kasus 5.095.524 kasus, dengan 164.094 orang meninggal dan 2.616.967 orang dinyatakan telah sembuh. Lalu bagaimana dengan Indonesia? Indonesia sendiri berada di urutan ke-23 dengan 121.226 kasus, dengan jumlah kematian sebanyak 5.593 dan pasien yang telah dinyatakan sembuh berjumlah 77.557 orang. Masih terdapat 38.076 kasus Covid-19 aktif atau yang masih dalam perawatan di Indonesia.

Sebenarnya bagaimana Islam memandang Corona Virus Disease (Covid-19) ini? Dalam istilah agama Islam wabah itu disebut dengan kata "jarif", "waba" dan "tha'un", dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai sebuah penyakit menular, wabah, dan epidemic, atau musim penyakit menular yang disebut untuk sebuah wabah penyakit secara umum di suatu wilayah tertentu.

Kemudian kata (tha'un) disamakan dengan ahli agama dengan corona atau Covid-19 yang mewabah di awal tahun 2020 di Indonesia, yang asal mulanya berasal dari Tiongkok, Cina atau persisnya di kota Wuhan.

Melihat definisi para ulama yang menyamakan tha'un dengan corona. Walaupun tha'un lebih spesifik dari sisi penamaan, namun wabah ini sama berbahayanya dan penularannya tidak dapat dianggap sebagai sesuatu yang sepele. Dalam sebuah hadits, secara spesifik Rasulullah SAW membedakannya menjadi dua jenis, yaitu:

Dari Aisyah: Bahwa dia pernah mengabarkan kepada kami tentang thaun, lantas Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam memberitahukan kepadanya: "Bahwa thaun merupakan azab yang Allah timpakan kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya sebagai rahmat bagi orang-orang yang beriman...(HR. Bukhari)

Dalam berbagai hadis Rasulullah SAW, tha'un pada zaman dulu merupakan azab yang diturunkan Allah bagi manusia-manusia yang dikehendakinya, dan rahmat bagi orang-orang yang beriman. Tiada seseorang yang sedang ditimpa tha'un kemudian menahan diri di rumahnya dengan kesabaran dan pengharapan akan pertolongan dan ridho Allah seraya menyadari bahwa tha'un tidak akan mengenai dirinya karena menjadi ketentuan Allah untuknya, niscaya dia mendapatkan ganjaran seperti pahala orang yang mati dalam keadaan syahid. Hal ini mengindikasikan bahwa orang yang meninggal karena tha'un atau sebuah wabah ini diserupakan dengan orang yang meninggal dalam perang dan mendapatkan mati syahid.

Selain itu dalam hadis lain dikatakan bahwa apabila suatu wilayah dikenai oleh sebuah wabah (tha'un) maka janganlah kamu memasuki wilayah itu, dan orang yang didalam wilayah tersebut agar tidak keluar dari wilayah itu. (A. Nurkidam, dkk., 2020)

Sehingga kebijakan-kebijakan yang diambil oleh pemerintah seperti Lockdown, PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) sebenarnya sudah sesuai dengan anjuran yang dibawakan oleh agama Islam.

Namun diluar dari itu semua, kita sebagai seorang muslim yang tunduk patuh kepada Allah harus menyadari bahwa Corona Virus Disease (Covid-19) ini adalah qodarullah (ketetapan Allah) yang kedatangannya sudah tertulis di lauhul mahfudz. Sebagaimana yang terdapat dalam Q.S. Al-Hadid: 22-23 yang artinya:

Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfudz) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah (22) 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun