Mohon tunggu...
Naurah farah salsabila
Naurah farah salsabila Mohon Tunggu... Seniman - mahasiswi

jangan pernah berhenti untuk terus belajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Urgensi Mempelajari Asbabun Nuzul Al Quran dalam Memahami Makna Al Quran

21 Januari 2021   21:33 Diperbarui: 21 Januari 2021   21:33 13912
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sebagai himpunan firman Allah dan garis besar terjemahan dari alam raya, Qur'an bukanlah sekedar dokumen historis atau pedoman hidup dan tuntunan spiritual bagi seluruh manusia, tetapi juga sebagai mitra dialog untuk menemukan solusi dari masalah kehidupan, sehingga  harus dikaji, dinalar sekaligus diamalkan. Dalam konteks tersebut, maka mengkaji dan memahami isi dan muatan Qur'an adalah salah satu tuntutan mendasar bagi umat Islam. Untuk memahami Qur'an secara tepat, diperlukan sejumlah pengetahuan yang terkait dengan pembahasan tentang eksistensi Qur'an serta metode dan alat memahami, menafsirkan Qur'an, salah satu di antara perangkat tersebut adalah pengetahuan tentang asbabun nuzul.

Pengertian Asbabun Nuzul Secara Etimologi terdiri dari kaat asbab dan an  nuzul, Asbb dapat berarti sesuatu yang menyampaikan kepada sesuatu yang lain, tali, tambang, tiap tali yang kamu turunkan dari atas. Sedangkan an-nuzl artinya menempati dan menempati tempat mereka. Pengertian Asbabun Nuzul Secara Terminologi  bahwa dari beberapa definisi dan menurut para ulama, dapat dipahami bahwa pengertian asbb an-nuzl adalah Latar belakang turunnya ayat atau pun beberapa ayat Al-Qur'n dikarenakan adanya suatu peristiwa tertentu dan pertanyaan yang diajukan kepada Nabi SAW.

Oleh karena itu, muatan atau isi surat dan ayat Quran umumnya berkorelasi dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa dakwah Nabi, seperti surat al-Baqarah, al-Hasyr dan al-'Adiyat. Kadangkala pula suatu surat atau ayat diturunkan karena adanya kebutuhan mendesak akan hukum-hukum Islam, seperti al-Nisa', alAnfal, al-Thalak dan lain-lain. Eratnya hubungan antara satu ayat atu surat dengan dinamika sosial budaya yang terjadi ketika ayat atau surat tersebut diwahyukan, meniscayakan untuk mengetahui sebab-sebab dari diwahyukannya satu ayat atau surat, ketika ayat atau surat terkait ditafsirkan. Para ulama menyepakati bahwa mengetahui asbabu al- nuzul akan sangat membantu untuk mengetahui dan memahami kandungan ayat Al-Quran sekaligus untuk mengetahui makna serta rahasia-rahasia yang dikandungnya.

Meskipun demikian tidak semua latar historis dari turunnya ayat-ayat Quran dapat diketahui melalui riwayat yang tertulis dalam sebuah hadis atau atsar. Dalam kaitan tersebut, Fazlur Rahman menjelaskan bahwa secara garis besar latar sejarah turunnya ayat-ayat al-Quran dapat dibedakan menjadi dua kategori yaitu: latar historis yang bersifat makro; yaitu seluruh kondisi sosial dan budaya yang melingkupi historistas bangsa dan Jazirah Arabiyah pada waktu itu adalah merupakan latar historis yang bersifat makro. Sedangkan latar sejarah yang bersifat mikro; yaitu konsep lisan/dan tertulis yang diperoleh oleh sahabat dari Nabi.

Ayat yang diturunkan karena suatu peristiwa menurut az- zarqani ada 3 bentuk :

  • khusumah (pertengkaran) yaitu semisal perselisihan antara kelompok Aus dan Khazraj. Dari kejadian ini turunlah beberapa ayat dari surat Ali 'Imrn yang di mulai dari ayat 100 hingga beberapa ayat berikutnya.
  • Kesalahan seseorang yang tidak dapat di terima akal Seperti orang yang masih mabuk mengimani salat sehingga ia salah dalam membaca surat al-Kfirn. Kemudian turunlah ayat dari surat an-Nis : 43,dan
  • cita- cita dan harapan seperti muwfaqt (persesuaian, kecocokan) Umar RA. Aku ada persesuaian dengan Tuhanku dalam tiga perkara. Aku katakan kepada Rasulullah bagaimana kalau Maqm Ibrahim kita jadikan tempat salat, maka turunlah surat Al-Baqarah ayat 125. Dan akumema berkata wahai Rasulullah: "Sesungguhnya di antara orang-orang yang menemui istri-istrimu ada yang baik (al-barru) dan ada yang jahat (al-fjir), bagaimana kalau anda memerintahkan kepada mereka untuk membuat h}ijb (tabir). Kemudian turunlah ayat hijb, yakni ayat dari surat al-Ahzb ayat 53.

Adapun ayat ataupun ayat- ayat yang diturunkan karena ada pertanyaan yang ditujukan kepada nabi muhammad saw juga ada 3 bentuk yaitu pertanyaan tentang peristiwa yang sudah lampau ( al- kahfi ayat 83), pertanyaan tentang peristiwa yang sedang berlangsung ( al- isra' ayat 85) dan pertanyaan tentang peristiwa yang akan datang ( an- naziat ayat 42).

Bentuk redaksi yang menerangkan asbb an-nuzl terkadang berupa pernyataan tegas mengenai sebab dan terkadang pula berupa pernyataan yang hanya mengandung kemungkinan mengenainya.

  • Bentuk pertama, yaitu redaksi yang berupa pernyataan tegas mengenai sebab ialah jika perawi mengatakan 'sebab turun ayat ini adalah begini' atau 'maka' yang dirangkaikan dengan kata "turunlah ayat", sesudah ia menyebutkan peristiwa atau pertanyaan.
  • Bentuk kedua, yaitu redaksi yang kemungkinan menerangkan asbb an-nuzl atau hanya sekedar menjelaskan kandungan hukum ayat ialah bila perawi mengatakan 'ayat ini turun mengenai ini', 'aku mengira ayat ini turn mengenai soal begini', atau 'aku tidak mengira ayat ini turun kecuali mengenai hal yang begini'.

Untuk mengetahui jalan asbab an nuzul, Jika sabab an-nuzl diriwayatkan dari seorang sahabat maka dapat di terima (maqbl) sekalipun tidak dikuatkan dan di dukung dengan riwayat yang lain. Karena, perkataan sahabat tidak ada celah untuk diijtihadkan dalam masalah ini dan sahabat adalah orang yang melihat serta bertemu langsung dengan Rasulullah.jika sabab an-nuzl diriwayatkan dengan hadis mursal (hadis yang sanadnya gugur dari seorang sahabat dan hanya sampai kepada seorang tabi'i) maka hukumnya tidak dapat di terima kecuali sanadnya sahih dan dikuatkan oleh hadis mursal lainnya. Dan perawinya harus dari imam-imam tafsir yang mengambil tafsirnya dari para sahabat, seperti Mujahid, Ikrimah dan Sa'id bin Jubair.

Keumuman Lafal dan kekhususan sebab apabila ayat yang diturunkan sesuai dengan sebab secara umum atau sesuai dengan sebab secara khusus, maka yang umum ('m) diterapkan pada keumumannya dan khusus (khs) pada kekhususannya. Contohnya di surat al-Lail ayat 17-21 Ayat-ayat tersebut  diturunkan mengenai Abu Bakar, karena kata al-atq (orang yang paling taqwa) menurut tasrif berbentuk af'ala untuk menunjukkan superlatif, tafdl yang disertai al-'ahdiyah (kata sandang yang menunjukkan bahwa kata yang dimasukinya itu telah diketahui maksudnya), sehingga ia dikhususkan bagi orang yang karenanya ayat itu diturunkan. Oleh sebab itu, al-Wahidi berkata: al-atq adalah Abu Bakar as-Siddiq menurut pandangan para ahli tafsir. Jika sebab itu khusus sedangkan ayat yang turun berbentuk umum, ada beberapa pendapat mengenai hal ini.

  • Jumhur ulama berpendapat bahwa yang menjadi pegangan adalah 'ibrah bi 'umm al-lafzhi (yang harus diperhatikan keumuman lafal). Seperti turunnya ayat zhihr dalam kasus salamah bin sakhr, ayat li'n dalam masalah hilal bin umayah dan juga ayat tentang seorang wanita yang mencuri pada zaman nabi.
  •  Sebagian ulama berpendapat bahwa al-'ibrah bi khushs as-sabab (yang harus diperhatikan adalah kekhususan sebab). Mereka berkomentar bahwa kasus zhihr, li'n, dan wanita yang mencuri pada zaman nabi itu hanya berlaku bagi mereka saja, tidak berlaku bagi yang lain.

Banyaknya Asbb An-Nuzl dalam Satu Ayat:

  • yaitu salah satu riwayatnya saja yang sahih, ketentuannya adalah menggunakan yang sahih itu untuk menjelaskan sebab turun dan menolak yang tidak sahih, jika kedua riwayat sama-sama sahih dan salah satu dari keduanya mempunyai murajjih (penguat), maka yang di ambil adalah yang lebih rajah. Dan murajjih (penguat) bisa di lihat dari segi lebih sahih dari yang lain atau perawi salah satunya menyaksikan langsung kejadiannya.

jika kedua riwayat sama-sama sahih dan salah satu dari keduanya mempunyai murajjih (penguat), maka yang di ambil adalah yang lebih rajah. Dan murajjih (penguat) bisa di lihat dari segi lebih sahih dari yang lain atau perawi salah satunya menyaksikan langsung kejadiannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun