Mohon tunggu...
Naura Safiranur Rohman
Naura Safiranur Rohman Mohon Tunggu... Lainnya - pelajar

hanya seorang anak sma yang nyari hikmah dengan nulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Ibunda

19 Januari 2023   21:09 Diperbarui: 21 Januari 2023   00:15 754
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi Ibu memasak di dapur. (sumber: pixabay.com/mathee sunarong)

"Adek! jagain bunda ya, ayah pergi bentar ada urusan kantor" ucap ayah sekitar 20 menit lalu. Kini, aku sedang mengerjakan tugas kelompok yang membuat kepalaku pening sekali.

Gila. Padahal ini tugas kelompok tapi hanya aku saja yang mengerjakannya, aku melakukan itu bukan tanpa alasan. 

Hanya saja, aku sangat tidak percaya dengan teman-teman sekolompok ku itu. Mereka tidak bisa diandalkan. Sungguh beban sekali mereka. Benar-benar definisi 'tugas' 'kelompok' sesungguhnya. 

Aku menarik nafas panjang dan merebahkan diriku ke kasur sejenak. sudah jam 8 malam, cacing-cacing di perut mungilku mulai berontak. Huft, aku lapar. Jam segini mana ada makanan hangat yang bisa ku santap. 

Bunda juga sedang tertidur karena sedang sakit, mana mungkin aku membangunkan nya. Omong-omong bunda menderita penyakit jantung. Aku sangat kasihan pada bunda..

Biasanya sakit bunda akan kumat jika bunda kelelahan. Ketika kumat pun, bunda akan baik-baik saja selanjutnya. Tapi pagi tadi merupakan puncaknya, bunda mengalami sesak napas yang cukup hebat hingga membuatnya sempat pingsan. Kata dokter si bunda tidak apa-apa, hanya perlu istirahat dan perhatian.

Oh iya aku lapar. Malam-malam begini memang muantap masak mie kuah dengan topping telur setengah matang. Segera diriku menuju dapur. 

"Loh bunda? sudah bangun toh, gimana keadaannyaa" tanyaku dengan nada riang.

Bunda yang sedang sibuk memasak pun menoleh kepadaku, kulihat si sedang memasak sop dan ayam kecap. Yaampun menu kesukaanku.

"Baik kok bunda. Belum makan kan? ambil nasi sana, makanannya sudah siap" Segera diriku menuruti perkataan bunda dan memakan masakan nya dengan lahap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun