"Andai kehebatan seseorang dinilai bukan dari seberapa besar keberhasilan yang sudah ia raih,
tetapi juga dari seberapa kuat ia menahan penderitaan".
  Kamu terlalu sibuk iri dengan orang lain, sampai kamu lupa untuk memuji dirimu sendiri.
Tengoklah kebelakang dan lihat, seberapa jauh jalan setapak yang sudah kamu lewati sampai titik ini.
Lihatlah secara detail, dan amati berapa banyak batu, kerikil, dan ranjau-ranjau lain yang telah  berhasil
kau lewati. Kalaupun kau tak berhasil, setidaknya lukamu tak dalam dan  jika sudah berhasil kau sembuh sendiri.
   Lihatlah kedalam cermin, dan tataplah tubuhmu sendiri pada cermin itu, lihat seberapa lelahnya ia berjuang,
terus melangkah karena terus kau paksa untuk maju. Lihatlah ia yang tak pernah mengeluh meski kau perintah ini dan itu.
Lihatlah ia tak pernah berhenti bekerja meski kau terus menuntutnya untuk kerja rodi.
   Kau terlalu sibuk iri dengan orang lain. Padahal, bisa saja hebatmu lebih hebat dari orang-orang itu.Â
Bukan soal piala, piagam, uang, atau kecantikan. Tapi soal ketangguhanmu dalam menghadapi kehidupan.