Mohon tunggu...
Naufal Pambudi
Naufal Pambudi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Mr.

Koordinator Ikatan Masyarakat Muda Madani (IMAM)

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Radikalisme Itu Anti Kemajuan

16 Agustus 2019   11:26 Diperbarui: 19 Agustus 2019   08:21 488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pada pidato sidang tahunan pagi ini (16/08/2019), Jokowi kembali menekankan perlunya mewaspadai intoleransi, radikalisme dan terorisme. Mungkin para pendukung khilafah kembali menuduh Jokowi anti islam, tapi pernyataan presiden itu sangat tepat, mengingat masalah besar bangsa kita adalah radikalisme. 

Terlebih, pidato Jokowi juga membahas masa depan Indonesia yang tengah berdiri di ambang kemajuan. Tak bisa dipungkiri, hambatan besar kemajuan itu adalah faham radikal yang masih dianut sebagian masyarakat.

Sebenarnya, radikalisme adalah virus yang bisa menjangkiti faham apapun. Dan sayangnya, virus radikalisme itu tengah bersarang di sebagian kelompok Islam di Indonesia. Ada beberapa catatan yang membuat faham radikal itu selalu berseberangan dengan kemajuan.

1) Berwatak Agresor

Faham radikal selalu melakukan agresi terhadap semua kelompok lain, baik secara halus maupun secara kasar. Secara halus, kelompok radikal menyusup ke kelompok lain, dan berusaha melumpuhkan dari dalam. 

Selain itu, gerakan radikal juga memiliki organ terbuka yang melakukan kampanye dan perlawanan secara agresif. Ketika kelompok-kelompok yang disusupi melemah, organ terbuka ini akan segera mengambil alih kepemimpinan, dan menjadikannya sekutu radikal. 

Maka, ketika gerakan radikal masih ada di Indonesia, mereka akan berusaha mempengaruhi semua kelompok untuk dimobilisasi guna merebut NKRI.

2) Gila Konflik dan Peperangan

Setiap gerakan radikal tak akan berhenti berkonflik, sebelum menguasai seluruh dunia. Ketika berhasil menguasai suatu lembaga, mereka akan memperluas kekuasaannya ke lembaga lain. Begitu menguasai negara, mereka akan akan berusaha menaklukkan negara-negara lain. 

Itu jugalah yang dilakukan ISIS, ketika berhasil menguasai provinsi di Irak, lalu berusaha menguasai seluruh wilayah Irak dan Syuriah. Untung dua negara itu gagal mereka taklukkan. 

Karena begitu berhasil menguasai negara, mereka akan mengobarkan peperangan dengan negara-negara lain di seluruh dunia. Karena itulah, ideologi-ideologi radikal ini biasa disebut gerakan transnasional, yang menganggap ideologi mereka jauh lagih penting dari negara dan bangsa. Karena itu, mereka merasa berhak merebut dan menunggangi negara demi mencapai tujuannya.

3) Akan Berakhir dengan Kekalahan

Sejarah mencatat, upaya-upaya agresi suatu kelompok yang berusaha menundukkan negara-negara dunia selalu berakhir dengan kekalahan. Era kejayaan Mongolia pernah mencatat Genghis Khan yang menaklukkan negara-negara Asia. Namun, kini kita melihat negara Mongol yang terbelakang dan tertinggal jauh dari kerabat-kerabatnya di Asia. 

Kita juga mengingat radikalisme fasis Jepang, yang menaklukkan negara-negara Asia Timur. Namun, kejayaan Jepang itu berakhir dengan ledakan bom atom yang merontokkan Nagasaki dan Hiroshima dalam sekejab. Semua itu mengandung pelajaran, bahwa tak ada satupun bangsa di dunia ini yang mau hidup di bawah ideologi teror, atas nama apapun. 

Dan sejarah juga mencatat, bahwa Jepang justru berkembang maju ketika mengganti ideologi fasisnya dengan sikap moderat yang kooperatif terhadap dunia internasional.

Memang, Indonesia harus siap bersaing dengan negara manapun. Namun, persaingan itu harus berjalan dalam bingkai ketertiban dunia yang menghormati kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Indonesia sangat kaya sumber daya alam, dan juga populasi manusia yang melimpah. 

Karena itulah, pembangunan SDM adalah kunci agar Indonesia menjadi negara maju yang disegani seluruh bangsa-bangsa di dunia. Dengan begitu, Indonesia akan menjadi negara maju, besar dan berpengaruh di dunia, tanpa harus memerangi dan menaklukkan negara lain. 

Apalagi, kita memiliki Pancasila yang menjadi panduan hidup segenap bangsa. Oleh karena itu, jelas sudah bahwa radikalisme adalah virus kebangsaan yang harus diperangi bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun