Mohon tunggu...
Naufal Pambudi
Naufal Pambudi Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Mr.

Koordinator Ikatan Masyarakat Muda Madani (IMAM)

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Pidato "Visi Indonesia," Kartu Mati untuk HTI

15 Juli 2019   00:15 Diperbarui: 15 Juli 2019   00:17 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Pidato Visi Indonesia 5 Tahun ke Depan

Selain berbicara tahapan besar menuju Indonesia maju, pidato "Visi Indonesia" yang disampaikan Jokowi juga menyiratkan peringatan serius untuk HTI dan para pendukung khilafah. Dalam pidato di Sentul International Convention Center, minggu (14/07/2019) itu, Jokowi mengancam akan menindak tegas penghambat investasi dan birokrasi yang lamban. Apa hubungan investasi, birokrasi dan HTI?

1) Menolak Investasi

Saat kader-kader HTI berteriak anti asing, tujuan mereka sebenarnya adalah menghambat investasi masuk ke Indonesia. Dengan minimnya investasi, perekonomian indonesia akan mandeg dan lapangan kerja terbatas. Dalam posisi itu, pemerintah cenderung tidak berwibawa, dan rakyat pun mudah dipengaruhi untuk menentang pemerintah. Sebaliknya, jika banyak investasi masuk maka lapangan kerja luas, rakyat sejahtera, dan sulit dihasut untuk menetang pemerintah dan Pancasila. Karena itulah, diam-diam HTI selalu berkampanye anti asing.

2) Menyusupkan Kader sebagai ASN

Dalam upaya merebut pemerintahan dan menegakkan khilafah, HTI tak hanya melakukan pengajian-pengajian. Mereka juga menyusupkan kader-kadernya menjadi PNS, dan berusaha membusukkan pemerintah dari dalam. Mereka inilah yang sengaja ditugaskan untuk mengacau jalannya pemerintahan, memperlambat perijinan, hingga mempengaruhi ASN untuk tidak patuh pada pemerintah dan negara. Mereka juga yang mempengaruhi para ASN untuk tidak memilih Jokowi pada Pilpres kemarin, karena Jokowi jelas bersikap tegas terhadap HTI.

3) Menyusup ke Kubu 02

Jika menyusup ke instansi pemerintahan pun bisa dilakukan, maka tidak sulit bagi HTI untuk menyusup ke kubu Prabowo pada Pilpres 2019. Bagi mereka satu-satunya harapan yang tersisa adalah mengalahkan Jokowi, yang jelas-jelas berani membubarkan HTI. Mereka berharap, kalau Prabowo menang maka Perppu Ormas akan dicabut. Sayang, skenario mereka kembali gagal, karena Jokowi-Amin telah sah dinyatakan sebagai pemenang Pemilu. Maka pilihan mereka tinggal satu.

4) Memprovokasi Pendukung 02 Tetap Menolak Jokowi

Para pendukung HTI tahu, kalau Prabowo sampai mengakui kemenangan Jokowi, apalagi kalau pendukung 02 bersatu dengan pendukung 01, maka selesailah HTI. Maka ketika sabtu kemarin (13/07/2019), Prabowo bertemu dan mengucapkan selamat pada Jokowi, HTI pun langsung tancap gas, memprovokasi para pendukung 02 untuk tetap menolak kemenangan Jokowi. Mereka bahkan menggalang pendukung 02, meminta Prabowo mencabut pengakuannya atas kemenangan Jokowi.

Berbagai fakta itu mendorong Jokowi menyampaikan pernyataan tegas dalam pidato "Visi Indonesia." Setelah hampir 5 tahun menjabat Presiden, Jokowi cukup paham pergerakan HTI. Dia tahu, HTI diam-diam masih menggerogoti Pancasila dan NKRI, dan tengah merencanakan strategi cadangan untuk 5 tahun ke depan. Maka, sebelum bergerak lebih jauh, Jokowi mengambil ancang-ancang untuk menindak tegas sel-sel pergerakan HTI.

Jadi siapa pun kalian, baik pendukung 02, aktivis, ASN atau apapun yang masih sibuk mempermasalahkan Pemilu, teriak-teriak anti asing, gemar mengkafirkan orang, waspadalah. Sebenarnya kalian tengah diperalat HTI. Atau jangan-jangan, kalian memang pendukung HTI? Maka, jangan salahkan kalau pemerintah ke depan akan bertindak tegas kepada kalian.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun