Mohon tunggu...
Naufalda Nur Zhafrani
Naufalda Nur Zhafrani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Negeri Malang

Masih seorang mahasiswi yang masih perlu banyak belajar. Suka segala hal tentang sastra.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Teh di Indonesia, Dunia Ngeteh untuk Kita Semua

23 Mei 2022   06:06 Diperbarui: 23 Mei 2022   06:11 445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kalau kau dingin, teh akan menghangatkan. Kalau kepanasan, teh akan menyejukkan. Kalau galau, teh akan menenangkan," (William Gladstone).

Bagi orang Indonesia teh menjadi salah satu minum yang paling populer di masyarakat. Teh acapkali dijadikan sebagai suguhan pertama yang ditawarkan kepada tamu. Boleh jadi karena rasa teh yang pahit-asam, tapi diujung berasa manisnya, dan lebih 'ringan' dari kopi menjadikan teh minuman yang tepat untuk membuka sebuah obrolan.

Rasa teh yang khas juga menyimpan beragam manfaat dari minuman seduhan daun ini. Manfaat teh mungkin belum semua orang ketahui, mengingat minum teh telah menjadi rutinitas bagi kebanyakan masyarakat di Indonesia. Kelompok penulis dalam buku ini membahas mengenai manfaat teh bagi kesehatan, cerita dan filosofis dari teh, pemanfaatan limbah teh, serta prospek teh dalam masa pandemi covid-19.   

Banyak mitos seputar minuman teh terhadap kesehatan, Nur Hidayat dalam buku ini menyebutkan manfaat teh yang telah dibuktikan oleh penelitian. Teh diyakini mampu memelihara kesehatan jantung, hal ini dibuktikan dengan penelitian di Cina oleh Pang, dkk (2015). Lelaki yang meminum teh hijau mengalami penurunan risiko jantung coroner dibanding dengan mereka yang tidak meminum teh hijau. Kandungan catechin pada teh dapat mencegah proses oksidasi dan pembentukan plak atehroclerosis pada penderita jantung. Efek menguntungkan dari teh hijau ini dikaitkan dengan katekin, terutama epicatechin (EC), epigallocatechin (EGC), epicatechin gallate (ECG), dan epigallocatechin gallate (EGCG).

Banyak juga yang mengatakan bahwa minum teh dapat menyebabkan gigi berwarna kuning atau coklat. Penelitian pada hewan dan manusia justru menunjukkan bahwa ekstra teh hitam meningkatkan konsentrasi fluorida plak dan mengurangin kariogenisitas makanan kaya gula. Efek pencegahan karies diyakini karena teh kaya akan kandungan fluoride. (hlm. 3-6)

Teh memiliki beragam jenis serta rasa. Rasa teh yang berbeda bergantung bagaimana cara pengolahannya. Hatmiyarni Tri Handayani dalam buku ini membedakan teh menjadi teh hijau, teh hitam, teh oolong dan teh putih. Ia juga menyebutkan dengan spesifik bagaimana proses pengolahan teh mulai dari proses pelayuan, proses penggulungan, proses pengeringan hingga prosessortasi dan grading. Teh hijau mengalami proses pelayuan ideal sebesar 60-70% dan dipanaskan dengan mesin pelayuan pada suhu 80-100C selama 2-4 menit. Sedangkan, teh hitam mengalami kerataan kelayuan mimal 90% dan diproses selama 10-24 jam. (hlm. 13-15)

Teh telah menjadi minuman yang banyak diminum oleh penduduk dunia, tradisi meminum teh sangat beragam bahkan terdapat cara penyeduhan teh yang tepat. Bambang Larasolo menceritakan pengalamannya seputar minuman teh, kegemarannya terhadap teh dimulai dari tradisi meminum teh di keluarga, cerita dari kedai teh, hingga mendatangi pesta teh pertamanya. Cara penyeduhan teh juga harus memperhatikan kualitas teh, kualitas dan suhu air, serta waktu penyeduhan agar menghasilkan minuman teh yang baik. Dibahas juga budaya minum teh dari belahan dunia serta sejarah teh yang pertama kali ditemukan oleh Shennong 3000 tahun SM, meskipun sejarah yang dipaparkan hanya terkesan kilasan informasi.

Selain teh yang telah dikenal di masyarakat, terdapat juga teh herbal yang memang dikhususkan untuk kesehatan. Pembuatan teh herbal lazimnya menggunakan teknik infus, yaitu proses pebuatan dengan menuangkan air mendidih ke atas zat herbal dan kemudian dibiarkan 5-15 menit atau lebih. Teknik pembuatan teh herbal juga bergantung pada tradisi dan tujuan pengobatannya, umumnya teh herbal terbuat dari buah segar atau kering, daun, bunga, akar dan terkadang biji dan batang tumbuhan. (hlm. 54-57)

Teh memiliki lebih banyak manfaat dibanding kekurangannya, ampas teh yang dapat dikategorikan sebagai limbah ternyata dapat dimanfaatkan. Ampas teh mengandung mineral tembaga (Cu) 20%, magnesium (Mg) 10%, dan kalsium 13%. Ampas minuman teh dapat dimanfaatkan sebagai pupuk maupun pakan ternak. Nur Hidayat cukup teliti menerangkan produk limbah ampas teh dalam buku ini, seperti Biochar, kompos dan bahan batu bata.

Tradisi ngeteh di Indonesia biasanya berupa acara obrol santai di sore hari, namun acara ngeteh ini menjadi sebuah kesempatan bagi budaya dan praktik feodalisme yang masih kental di birokrasi Indonesia. Budaya birokrasi yang mewajibkan uang teh, uang kopi-kopi apapun istilahnya mewjibkan agar biaya dibayarkan oleh pihak swasta yang ingin melakukan kerja sama dengan BUMN. Bagi publik, ada tidaknya uang ngeteh juga dapat berdampak pada proses layanan publik yang bisa menjadi sangat molor, tidak jelas biayanya dan berbelit prosedurnya.

Dalam buku ini juga dipaparkan nilai universalitas dari teh khususnya di tengah pandemi covid-19. Teh dengan berbagai manfaatnya bagi kesehatan menjadi potensi yang menarik. Konsep eco tea tourism (ETT) mengedepankan wisata kebun teh serta ekosistemnya dapat dinikmati sekaligus menikmati produk panennya. Strategi lain untuk meningkatkan onset teh yaitu dengan branding. Branding produk teh dapat ditergetkan kepada kaum milenial lewat berbagai inovasi seperti kemasan produk dan variasi produk teh yang menarik dan mengikuti zaman. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun