Mohon tunggu...
Muhammad NaufalRamadhan
Muhammad NaufalRamadhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UMY

Known as Bena

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hoaks tentang Covid-19, Bukti Disinformasi Masih Bertebaran di Media

2 Januari 2022   15:58 Diperbarui: 2 Januari 2022   16:16 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Semakin berkembangnya zaman semakin berkembang pula teknologi dan informasi. Hal seperti ini terlihat dari cepatnya informasi yang tersebar ke dunia maya atau internet. Tetapi ada dampak buruk dari cepatnya persebaran informasi yaitu orang-orang gampang terkena disinformasi. Orang-orang ini sudah termakan oleh persebaran berita yang dibuat-buat atau direkayasa.

Apa itu disinformasi ? Disinformasi secara sederhana diartikan sebagai produksi informasi yang salah dan pembuat serta penyebarannya mengetahui bahwa informasi itu salah. Pembuatan informasi dan penyebaran informasi salah ini dilakukan dengan sengaja untuk tujuan politik atau komersial, disinformasi dekat dengan yang namanya perilaku kejeahatan. (Kuskridho, 2019:12)

Penyebaran covid-19 sebagai suatu virus diiringi dengan banyaknya disinformasi tentang virus covid-19 ini. Disinformasi ini membuat kacau hampir seluruh masyarakat akibat respon mereka yang berbeda-beda dan berdampak pada terhambatnya upaya pemerintah untuk merubah mindset dan juga perilaku para masyarakat ini. 

Banyak informasi yang salah mengenai diagnosis dan pengobatan covid-19 telah membawa public dan penyedia layanan kesehatan pada kebingungan. Ini juga diakibatkan kurangnya penelitian dan informasi terkait pandemi covid-19 ini. Akibatnya banyak orang-orang banyak yang tidak patuh terhadap protocol kesehatan dan juga karantina dan isolasi mandiri.

Ada kasus disinformasi terkait covid-19, ada beberapa media yang dengan sengaja mengeluarkan statement bahwa vaksin itu haram dan di dalam vaksin tersebut ada chip untuk memata-matai masyarakat. 

Kasus ini sempat menjadi viral dan banyak orang-orang yang tidak mau ikut pelaksanaan vaksinasi, padahal pemerintah telah memberi vaksin terssebut secara gratis, tetapi banyak masyarakat yang telah termakan hoaks tersebut. Disniformasi seperti ini yang akhirnya membuat masyarakat terpecah belah anatar yang pro vaksin dan anti vaksin.

Akibat adanya disinformasi terkait covid-19 ini adalah terhambatnya penanganan covid selama pandemic. Masyarakat telah kehilangan kepercayaan terhadap pemerintah mauapun terhadap tenaga kesehatan yang telah berjuang dan bahkan ada yang gugur untuk menangani kasus covid-19.

Ada beberapa disinformasi lain yang terjadi dikala pandemic ini adalah disinformasi mengenai kesehatan dari covid-19 adalah dengan mengonsumsi bawang putih mencegah orang-orang terinfeksi covid-19 dan konsumsi vitamin c yang banyak. Padahal dengan mengonsumsi bawang putih masih bisa terkena virus covid-19 ini.

Kemudian penyebab disinformasi terbanyak ketika pandemi covid-19 ini adalah banyaknya teori konspirasi. Banyak orang-orang yang percaya akan teori konspirasi yang bermunculan seperti di dalam vaksin covid-19 itu ada sebuah chip yang dapat digunakan untuk mengontrol para umat manusia. 

Hal yang paling ekstrem dari konspirasi pandemi covid ini adalah bahwasannya coivd-19 ini sengaja disebarkan oleh pihak-pihak tertentu untuk memusnahkan setengah populasi dunia dan untuk meraup keuntungan bagi pihak-pihak tertentu dari adanya pandemi covid-19 ini.

Disinformasi seperti kasus diatas tidak hanya terjadi di Indonesia saja tetapi di negara-negara lain seperti Amerika Serikat, Brazil, Inggris, Italia, hingga Australia pun juga terjadi disinformasi seperti apa yang dialami oleh Indonesia sendiri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun