Mohon tunggu...
Naufal AchmadAlbani
Naufal AchmadAlbani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga (Difabel TULI)

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Kelas D NIM 20107030149 Difabel TULI Hobi touring dan otomotif Asal Bandung, Jawa Barat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menembus Batas Kesunyian

5 Maret 2021   14:31 Diperbarui: 12 Maret 2021   15:13 1144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

VONIS

"TULI"....Yaah...Itulah sebuah kata yang selalu menyertaiku.

Aku lahir di sebuah kota di pulau Lombok 20 tahun yang lalu, tepatnya tanggal 1 juni 2001. Orangtua aku berkata, aku divonis Tuli pada/waktu umurku 1,5 tahun, dan sampai hari ini aku tidal tahu penyebab yang menjadikan aku tuli. 

''Ini semua sudah takdir Allah'' itu yang selalu orangyua aku katakan, dan memang benar apakah arti sebuah kata ''sebab''. ''kenapa'', yang paling penting adalah ''mau apa'' ''kemana'' langkah yang harus aku lalui .

Sejak umurku 2 tahun, aku sudah mulai mengenal belajar, karena orangtua aku ingin agar aku memiliki kemampuan yang sama dengan anak-anak yang normal (bisa mendengar), dari mulai belajar melatih mulut aku mengucapkan A,I,U,E,O dan seterusnya, sampai aku dapat berkata-kata (walaupun tidak sejelas orang yang mendengar), menulis, berhitung dan menggambar.

Karena aku tuli, aku disekolahkan di SLB (Sekolah Luar Biasa) khusus Tunarungu, di sekolah itulah, aku bisa bersosialisasi, bergaul, belajar dan berkomunikasi. Berkomunikasi oral (bahasa bibir) dan bahasa isyarat. 

PERJUANGAN 

Setiap hari aku berangkat ke sekolah diantar jemput oleh ibuku, dengan penuh perjuangkan dan kesabaran ibuku mengantar, menunggu aku di sekolah dari pagi sampai sore hari, perjuangan dengan naik turun angkutan umum aku lalui bersama ibuku, untuk mencari ilmu agar aku bisa bersosialisasi dan kelak bisa menjadi seorang yang berguna.

Itulah sosok perjuangan seorang wanita yang ingin melihat anaknya kelak mampu menjadi seorang yang berguna. Keringat dan kelelahan tidak pernah diahiraukan, ucapan syukur Alhamdulillah aku panjatkan, karena aku sudah terlahir dari seorang wanita seperti ibuku.

IBUKU ADALAH TELINGA UNTUK AKU

Tanpa mengenal lelah, sepulang mengantar jemput aku sekolah, malam harinya ibuku mengulang kembali pelajaran yang aku dapatkan dari sekolah agar aku lebih paham, tampak dari raut wajahnya yang menahan amarahi dengan kesabaran disaat aku malas dalam belajar. 

Saat waktu luang aku suka menonton acara televisi, dari kecil aku tidak seperti anak-anak pada umumnya yang senang melihat film-film kartun,acara yang aku senangi adalah menonton berita, politik. 

Dan disaat aku menyimak acara di televisi, ibuku selalu mendampingi dan menjelaskan kepada aku tentang apa yang menjadi tema berita saat itu, ''kenapa'' ''Bagaimana''....Kata-kata yang selalu keluar dari mulutku, dan dengan kesabaran ibuku menceritakan, menjelaskannya, yaah...itulah ibuku, ibuku adalah telinga untuk aku, melalui penjelasan ibuku, aku mendapat pemahaman,penjelasan, seakan aku bisa mendengar.

SAHABAT DALAM KESUNYIAN

Sunyi dan sepi yang selalu menemaniku selama ini, walaupun aku menggunakan alat bantu dengar yang menempel di telingaku, itu tidak membantu aku, hanya suara-suara yang tidak jelas yang aku tangkap. Sehingga lama lama aku merasa nyaman dengan kesunyian. 

Walaupun aku tidak dapat mendengar, tapi aku bersyukur sudah diberikan sepasang mata untuk melihat disekitarku, diberikan sepasang tangan untuk menulis, kaki untuk berjalan. 

Itulah yang selalu ibuku katakan. Dan yang sangat aku syukuri adalah aku berada ditengah tengah keluarga yang selalu memahamiku, melindungiku dan menyayangiku.

Setiap saat aku lewati hari-hariku dengan sunyi dan sepi, keluargaku adalah sahabatku, tempat bercerita, bercanda, sahring sehingga hidupku lebih berarti lagi.

Aku bisa kuat sampai saat ini karena motivasi dan dukungan dari mereka, sunyi dan sepi bukan menjadi penghalang untuk aku bisa berkarya, aku harus bisa membuktikan bahwa dibalik telinga aku yang tidak bisa mendengar, masih ada sepasang mata, kaki dan tangan yang bisa aku gunakan untuk menjadi manusia yang lebih berguna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun