Mohon tunggu...
naufal __frds
naufal __frds Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Pancasila

Aku suka mendaki gunung melewati lembah

Selanjutnya

Tutup

Nature

Berkelana menggapai atap gunung yang terkenal sakral dan mistis yaitu GUNUNG LAWU

19 September 2022   21:58 Diperbarui: 19 September 2022   22:08 1019
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potret warung mbok yem dikala siang hari

cb00e842-7984-48dd-a22b-ca7eb171ac36-6328820d165bcf01df3ae4f3.jpeg
cb00e842-7984-48dd-a22b-ca7eb171ac36-6328820d165bcf01df3ae4f3.jpeg
Gunung Lawu. Gunung setinggi 3.265 mdpl yang terletak di antara perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur ini sejak dahulu memang sudah menarik perhatianku. Bukan tanpa sebab, karena begitu banyak cerita dan kisah di sana yang menjadi perbincangan di masyarakat.

Mulai dari cerita mistis hingga urban legend warung 'Mbok Yem' yang legendaris itu. Sayangnya keinginanku mendaki Gunung Lawu tak pernah terwujud.

40bb6f69-3e67-4f63-ae09-a626e97914d0-632879d54addee57d0687033.jpeg
40bb6f69-3e67-4f63-ae09-a626e97914d0-632879d54addee57d0687033.jpeg

Memang selama mendaki gunung sejak 2014 mulai dari Ciremai, Slamet, Sindoro, Sumbing hingga Semeru saya belum pernah mengalami hal-hal mistis. Tapi, tetap saja hati ini sempat sedikit goyah.

Bukan tanpa sebab, beberapa bulan lalu baru ada kejadian pendaki hilang karena kabut lalu dia ditemukan tewas akibat jatuh ke jurang. Padahal yang bersangkutan naik ramai-ramai. Lantas bagaimana dengan nasibku nanti yang akan mendaki seorang diri?

Tiga hari sebelum keberangkatan, batin ini terus bergejolak. Ada sedikit rasa cemas namun di satu sisi hormon adrenalin terus terpancing, semakin tak sabar ingin mendaki Gunung Lawu.

Setelah mengalami pergolakan batin dan merenung panjang, rasa gundah di hati ini perlahan pudar dan saya semakin yakin mendaki Gunung Lawu seorang diri. Akhirnya dari Jakarta saya mulai menyusun sejumlah rencana perjalanan dan menetapkan tanggal pendakian yakni 20 Oktober 2020.

H-1 sebelum pendakian, saya pulang ke rumah dengan melakukan start dari Stasiun Gambir ke Stasiun Bandung. Sebagai warga negara yang baik, tentu saya mengikuti anjuran pemerintah dan Satgas COVID-19 yaitu melakukan rapid test terlebih dahulu. Hasilnya sudah pasti saya non-reaktif. Selama perjalanan juga saya mematuhi protokol kesehatan menjaga jarak, mencuci tangan dan tidak lupa memakai masker.


Singkat kata, tibalah saya di rumah dengan selamat. Di sana saya langsung menyiapkan alat-alat pendakian. Ada beberapa barangku yang masih ada tapi ada juga yang hilang seperti kompor dan nesting, tapi semua masih bisa diatasi. Jelang keberangkatan tidak lupa aku meminta izin dan doa restu dari orang tua.

Perjalanan menuju Gunung Lawu kali ini bisa dibilang unik dan cukup mewah. Dulu biasa naik kereta kelas ekonomi atau bisnis kini, pakai kelas eksekutif yakni Turangga dari Stasiun Bandung ke Stasiun Solo Balapan. Masalah harga tiket, jangan ditanya, sudah pasti cukup menguras isi dompet.

f863565e-e00e-4646-8d42-3887ad6c0a87-63287a15c1af9a55a90f4244.jpeg
f863565e-e00e-4646-8d42-3887ad6c0a87-63287a15c1af9a55a90f4244.jpeg

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun