Mohon tunggu...
Ahmad NaufalRafii
Ahmad NaufalRafii Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Islam Sultan Agung

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Islam Sultan Agung

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Indonesia Cintai Produk Israel, Benarkah?

23 Mei 2021   07:00 Diperbarui: 23 Mei 2021   07:25 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam hubungan antar negara dipastikan salah satunya adalah kerjasama bidang bisnis. Adanya kerjasama ini dipicu oleh banyak faktor, salah satunya adalah perbedaan sumber daya antar negara. Sehingga, adanya kerjasama ini dapat memenuhi kebutuhan antara negara satu dengan negara lainnya. Bisnis adalah salah satu faktor penting dalam suatu negara, dengan adanya hal tersebut dapat menunjang perkembangan dalam sebuah negara. 

Selain itu, kerjasama ini dapat mempererat hubungan diplomasi yang baik antar negara yang mengikuti atau menjalani kerja sama. Tak heran jika Negara Indonesia banyak melakukan kerjasama ini, salah satu bentuk kerjasamanya adalah ekspor-impor. Indonesia belum mandiri dalam menyediakan kebutuhan negaranya, seperti teknologi, mesin, akomodasi dll.

Setiap tahun Indonesia masih melakukan aktivitas perdagangan salah satunya yakni dengan Israel. Hal ini dapat dibuktikan melalui data ekspor dan impor antara Indonesia dan Israel yang dicatat oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Meski bukan tergolong negara pemasok barang impor terbesar ke Indonesia, transaksi impor produk-produk Israel ke Indonesia nilainya mencapai miliaran rupiah tiap tahun. 

Dalam 5 tahun terakhir saja, nilai barang yang diimpor dari Israel ke Indonesia mencapai 345,45 juta dollar AS atau setara dengan Rp. 4,9 triliun sepanjang tahun 206-2020. Nilai tersebut adalah harga dalam pembelian beragam produk dengan total berat mencapai 27.750 ton menurut akumulasi dalam kurun waktu 5 tahun. Dan perdangangan ini masih berlanjut hingga tahun 2021 ini. 

Pada bulan Januari dan Februari negara Indonesia telah mengimpor barang-barang dari Israel senilai 1.785.870 dollar AS untuk pembelian produk seberat 144 ton. Bentuk barang yang didatangkan dari Israel ke Negara Indonesia meliputi beragam komoditas. Tahun 2020 misalnya, produk terbanyak yang diimpor dari Israel adalah mesin pemrosesan data otomatis yang bernilai 39,58 dollar AS.

Tetapi baru-baru ini terdapat kabar bahwa Negara Indonesia memboikot produk-produk Israel sejalan seruan banyak negara yang tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI). Keputusan ini diambil saat diadakannya agenda Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) OKI. Akibat dari keputusan ini, maka barang asal RI juga tidak akan diterima oleh Israel. 

Ini artinya eksportir negara kita akan kehilangan salah satu pemangsa pasarnya. Meski demikian, menurut Ketua Umum Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (GINSI), menyatakan bahwa Indonesia banyak menggunakan produk impor asal Israel, namun banyak yang tidak tercatat karena impor dilakukan dengan tangan kedua, maknanya melalui perantara mitra dagang Israel. 

Barang yang didatangkan dari Israel jumlahnya sangat sedikit. Barang yang masuk ke Indonesia melewati negara tetangga seperti Turki, Yordania, bahkan Palestina. Terdapat opini bahwasanya membeli barang langsung dari Israel tidak efisien, sebab barangnya mahal karena kualitasnya bagus namun jaraknya jauh. Seperti alat-alat pertanian yang berasal dari Israel yang berstandar high technology harganya terbilang sangat mahal, jadi Indonesia jarang mengimpor barang seperti itu.

(Artikel ini ditulis oleh Ahmad Naufal Rafi'i, Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Islam Sultan Agung)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun