Mohon tunggu...
NATHAN LAEL GONTHA_XI MIPA 2
NATHAN LAEL GONTHA_XI MIPA 2 Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Hobiku bermain badminton

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Nasihat yang Kurindu

29 September 2022   07:40 Diperbarui: 29 September 2022   07:55 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Disore hari tahun 2016 aku yang berumur 12 tahun sedang bermain bola dilapangan bersama teman temanku. Saking asiknya bermain tidak terasa adzan maghrib sudah berkumandang pertanda waktu bermain sudah selesai dan kami pulang dirumah masing masing. 

Sesampainya dirumah sudah ada yang menungguku didepan pintu dengan tatapan seolah ingin menerkam, ternyata itu ibuku yang sedang menunggu karena pintu rumah terkunci. Ibuku langsung bertanya dari mana saja kok jam segini baru pulang?, cepat buka pintunya. Aku pun terkejut ternyata kunci rumahnya tidak ada disaku celanaku, aku lupa menaruh kuncinya dimana. Pada akhirnya akupun dimarahi oleh ibuku.
             
 Itu hanya sebagian kecil kisahku, kisah sebenarnya dimulai dari sini.Hai namaku nathan umurku 17 tahun namun pada saat itu umurku 12 tahun sekarang aku duduk di bangku kelas 12,disini aku akan menceritakan kisahku sewaktu kecil, selamat membaca.

Bel sekolah berbunyi "kringgggggggg" Pertanda sekolah telah selesai. Aku dengan semangat membereskan buku dan alat tulis ku dan bergegas menaiki mobil jemputan yang sudah menunggu di depan sekolah. 

Sesampainya dirumah aku membuka pintu yang dikunci karena ayah dan ibuku bekerja sehingga aku memegang kunci rumah sendiri. Aku dengan segera mengganti pakaian dan makan siang setelah makan aku langsung pergi bermain.

Seperti tidak ada capenya kurasa semua anak kecil sebayaku pasti melakukan hal yang sama. 

Pertama aku bermain layangan walaupun matahari tepat diatas kepala tetapi semua itu tidak menjadi halangan untuk ku bermain setelah jam 3 aku bersama teman ku pergi kelapang untuk bermain bola sampai maghrib begitulah yang aku lakukan sehari hari saat kecil walaupun dilakukan berulang aku tak pernah bosan melakukan itu.

Keesokan harinya aku melakukan aktivitas seperti biasa namun hari ini mungkin hari tersialku karena aku bermain dirumah temanku seakan akan lupa waktu karena saking asiknya. 

Yang biasa pulang paling lama jam 6 tetapi aku masih bermain dengan asiknya, tanpa memikirkan ada orang tua yang mencariku, namun lagi lagi itulah anak kecil yang masih sulit untuk mengatur waktu saya rasa semua org pada masa kecilnya seperti itu. 

Pada akhirnya ibuku menjemputku untuk pulang, alhasil setelah sampai rumah aku kena marah dan aku hanya bisa diam dan menangis.

Singkat cerita keesokan harinya seperti biasa aku sedang bermain di rumah temanku, setelah main dari rumah temanku, aku dan temanku langsung berangkat ke lapang untuk bermain bola, sambil menenteng botol minum karena aku sudah tidak punya uang untuk membeli minum, tidak terasa waktu bermain habis lalu kami pulang ke rumah masing masing. 

Sesampainya dirumah aku lupa membawa botol minumku dengan sigap aku langsung berlari ke lapang untuk mengambil botol minumku yang tertinggal. Namun sesampainya dilapang aku tidak menemukan botol minumku, akhirnya aku pulang dengan rasa cemas dan takut akan dimarahi oleh ibuku. 

Disaat aku ingin membuka pintu sialnya kunci rumah ku hilang kembali untuk kesekian kalinya, disaat itu kakiku terasa lemas dan langsung duduk didepan pintu dengan pasrah. Tidak lama kemudian ibuku sampai dirumah dengan kondisi yang lelah, akupun langsung menceritakan apa yang terjadi sontak ibuku merubah ekspresinya menjadi sangat kesal. 

Kemarahan ibuku pun tak bisa terelakkan sampai sampai sendal selop kayu melayang kearahku sapu lantai pun ikut mendarat ke kakiku lagi lagi aku hanya bisa diam dan menangis.

Keesokan harinya aku dan ibuku diam seribu bahasa, mungkin karena ibuku masih kesal dengan ku akupun yang juga kesal dan sedih kenapa ibuku tega sekali memarahiku seperti itu, namun pada akhirnya ibuku menghampiri ku dan meminta maaf karena telah melakukan itu karena pada saat itu aku masih kecil sehingga hanya bisa menangis dipelukan ibuku.

Ibuku mengelus kepalaku sambil menasehati ku "tan mamah sebenarnya gamau mukul kamu mamah cuma mau kamu berubah supaya kamu jadi lebih disiplin lagi, lebih hati hati lagi dalam menjaga barang besok jangan diulangi lagi ya" Akupun hanya menganggukan kepala.

 Setelah kejadian itu aku selalu ingat jika sedang memegang barang apapun itu untuk menjaganya dengan baik agar tidak hilang. Sekarang aku mengerti apa yang dilakukan oleh ibuku sebenarnya ingin anaknya lebih disiplin dalam menjaga sesuatu dan benar hal itu yang membuatku sampai sekarang selalu menjaga barang apapun dengan baik agar tidak hilang. 

Dan seiring bertambahnya usia nasihat nasihat seperti itu sudah mulai berkurang. Karena aku sudah dewasa sehingga aku harus bisa mengatur segala sesuatunya sendiri, dan nasihat itu terkadang yang aku rindukan sekarang ternyata cerewetnya ibuku yang dulu aku benci namun sekarang  setelah aku mengerti aku sangat merindukannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun