Mohon tunggu...
Nathanael Ricardo Diaz
Nathanael Ricardo Diaz Mohon Tunggu... Jurnalis - Feature Writer, Social Dynamic Enthusiast

Seorang manusia yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terhadap kehidupan. Mari terhubung melalui Instagram: nathanaelricardoo | Facebook: Nathanael Ricardo Diaz | E-mail: ardodiaz123@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Milenial Egois, Narsistik, dan Bingung, Benarkah Demikian?

18 Januari 2020   12:52 Diperbarui: 19 Januari 2020   00:34 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi | sumber: pexels.com

Bukan salah mereka (milenial) jika terpaksa dilahirkan dan dididik oleh orang-orang tidak bertanggung jawab, tidak mau tahu, tidak mengerti tentang pentingnya punya gaya mendidik dan mengasuh anak secara baik. Anda pasti pernah melihat seorang millenial yang disfungsional, lamban untuk mencoba, takut salah dan hal-hal tidak baik lainnya

Terlalu banyak Informasi yang masuk

Zaman dahulu, untuk mengetahui sesuatu informasi biasanya seseorang mendengar melalui koran, radio, atau hal-hal yang masih berbau konvensional. Sekarang, sungguh mudah untuk mendapatkan dan menemukan informasi yang dibutuhkan. 

Semua menjadi serba instan. Gadget, media sosial, benar-benar telah mengubah pola perilaku manusia secara drastis. Generasi milennial hadir di saat transisi tersebut terlaksana.  

Ditambah lagi, pengguna internet di Indonesia juga dilaporkan meningkat setiap tahunnya. Salah satu survey menyatakan millenials terlalu banyak menghabiskan waktu lewat smartphone mereka. Survey yang dilakukan YouGov tersebut menemukan bahwa hampir dari setengah generasi milenial mempunyai kebiasaan tersebut.

Jika ditanya kegiatannya, mungkin jawaban yang Anda dan saya temukan akan bervariasi seperti melihat feed atau story, sekedar mencari headline news. Tetapi satu hal yang pasti, Anda dan saya disodorkan informasi secara masif. 

Dari yang penting sampai tidak penting. Di satu sisi, Anda dan saya menjadi informatif, namun di sisi lain, terlalu banyak informasi yang tersaring dalam pikiran.

Ekspetasi tidak realistis 

Berkaitan dengan poin sebelumnya, media sosial yang menjadi ladang informasi sangat memudahkan Anda dan saya untuk menciptakan proyeksi akan sesuatu. Kesuksesan, kemapanan, hubungan ideal, hal-hal yang berbau positif serta indah dapat secara mudah dipaparkan melalui layar gadget Anda dan saya.

Tidak perlu susah-susah menjadi artis, media sosial memudahkan Anda dan saya menjadi manusia inflasi yang tertarik dengan ajang mempromosikan dan mengindahkan diri sendiri. Istilah mudahnya, panjat sosial atau kebelet terkenal.

Tidak ada yang salah dengan hal tersebut, hanya terkadang pola kebiasaan itu saya akui sangat adiktif dan membuat Anda dan saya menjadi tidak realistis. Seperti kebiasaan seorang narsistik yang "terlalu" mementingkan kepuasan diri.

We are in love with an idealized, grandiose image of ourselves.  Ucap para peneliti yang mempelajari kepribadian narsistik.

Bagaimana dengan generasi milenial di Indonesia? 

Jujur saja, konteks pembahasannya cukup dalam dan luas karena negara Indonesia mempunyai keberagaman yang sangat banyak. Jika saya menggeneralisir, generasi milennial di Indonesia itu generasi kebingungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun