Mohon tunggu...
Natasya Nurhasanah
Natasya Nurhasanah Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa Prodi Akuntansi Universitas Nusa Putra

Believe Learning Action

Selanjutnya

Tutup

Money

Bagaimana Pengaruh Inflasi terhadap Pertumbuhan Ekonomi?

18 Juni 2021   20:54 Diperbarui: 22 Juni 2021   19:25 888
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://hot.liputan6.com/read/4065934/

             Nah sebelum kita membahas bagaimana pengaruh inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi, terlebih dahulu kita akan menjelaskan apa itu inflasi. Kata inflasi tentunya sudah sering dong kita dengar namun masih banyak orang yang bingung apa sebenarnya inflasi itu. Nah mari kita bahas sama-sama.

             Istilah ini kerap kali kita dengar di dalam kehidupan sehari-hari dan tentu sudah tidak asing lagi dengan istilah inflasi. Inflasi adalah kemerosotan nilai uang karena banyak dan cepatnya uang yang beredar sehingga menyebabkan naiknya harga barang barang. Sederhananya, jika ingin membeli barang, kita perlu membayar lebih mahal  dari harga biasanya. Salah satu contohnya, jika anda membeli buku yang semula harganya 25 ribu kini anda harus membayarnya sebesar 35 ribu. Itu berarti bahwa uang tersebut mengalami penyusutan nilai, hal ini karena harga buku tersebut meningkat. Itulah efek dari adanya inflasi.

            Inflasi merupakan peristiwa ekonomi yang sering terjadi meskipun tidak dikehendaki. menurut Milton Friedman bahwa inflasi ada di mana saja dan selalu fenomena  moneter yang mencerminkan adanya pertumbuhan moneter yang berlebihan dan tidak stabil (Dornbusch dan Fischer,2001).

             Dalam penerapannya, menurut badan pusat statistik (BPS), inflasi berarti kenaikan barang dan jasa secara umum yang merupakan kebutuhan pokok masyarakat untuk turunnya daya jual mata uang suatu negara. Hal ini berdampak pada kegitan produksi, karena ketika biaya produksi naik akan menyebabkan kegiatan investasi beralih pada kegiatan yang kurang mendorong produk nasional, investasi produktif akan berkurang dan kegiatan ekonomi menurun. Investasi ini lebih cenderung kepada pembelian tanah, rumah serta bangunan. Jika produksi barang menurun hal ini akan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi.

             Menurut data badan pusat statistik (BPS) tingkat inflasi Indonesia pada tahun 2006 sebesar 6,60% , pertumbuhan ekonomi sebesar 5,50% , pada tahun 2007 inflasi sebesar 6,59% , pertumbuhan ekonomi sebesar 6,35% di mana mengalami kenaikan, pada tahun 2008 inflasi sebsar 11,06% mengalami kenaikan yang besar, pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan sebesar 6,01% , pada tahun 2009 inflasi mengalami penrunan sebesar 2,78% , begitu juga pertumbuhan ekonomi  mengalami penurunan sebesar 4,63% , pada tahun 2010 terjadi kenaikan pada inflasi sebesar 6,96% begitu juga pertumbuhan ekonomi sebesar 6,22% , pada tahun 2011terjadi penurunan kembali pada inflasi sebesar 3,79% begitu juga pertumbuhan ekonomi sebesar 6,17% dan pada tahun 2012 inflasi kembali mengalami kenaikan sebesar 4,30% dan penurunan pertumbuhan ekonomi sebesar 6,03%.

             Menurut Murni (2006) inflasi yang tinggi tingkatannya tidak akan menggalakkan perkembangan ekonomi suatu negara. Ketika inflasi naik maka akan terjadi penurunan pada pertumbuhan ekonomi.

Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu tolak ukur bagi keberhasilan pembangunan suatu negara. Di mana pertumbuhan ekonomi diukur dari tingkat pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) untuk lingkup nasional dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

            Menurut teori neo klasik yang dipelopori oleh Robert Solow ia menyatakan bahwa pertumbuhan produk nasional ditentukan oleh pertumbuhan dua jenis input yaitu pertumbuhan modal dan pertumbuhan tenaga kerja. Di samping itu, hal yang sangat penting untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi adalah faktor perkembangan teknologi (Murni, 2006). Menurut teori keynesian yang dipelopori oleh J.M.keynes menyatakan bahwa dalam jangka pendek output nasional dan kesempatan kerja ditentukan oleh permintaan agregat. Kaum Keynesian yakin bahwa kebijakan moneter  maupun kebijakan fiskal harus digunakan untuk mengatasi pengangguran dan menurunkan laju inflasi (Murni, 2006).

            Lantas apa yang membuat harga barang naik? Penyebabnya adalah jumlah permintaan masyarakat terhadap suatu barang yang ada meningkat. Oleh karena itu, nilai atau harga suatu barang menjadi meningkat. Di indonesia, hal ini sering kali dialami ketika kita berada di bulan romadhon yaitu ketika akan menginjak hari raya idul fitri. Permintaan masyarakat akan bahan pokok meningkat pesat. Sementara itu, jumlah barang yang tersedia tidak mencukupi permintaan yang ada. Oleh sebab itu, harga barang naik. Hal tersebut sesuai dengan hukum ekonomi  bahwa ketika permintaan naik, sedangkan penawaran tetap maka harga akan naik.

             Penyebab inflasi berikutnya adalah adanya kenaikan biaya produksi. Ketika biaya produksi suatu barang naik harga barang penawaran akan ikut naik yang menyebabkan bahan baku menjadi langka sehingga produksi tersebut menjadi tersendat. Hal tersebut berdampak naiknya harga dan menyebabkan inflasi. Yang terakhir tingginya peredaran uang di masyarakat sehingga menjadi lebih banyak dari yang dibutuhkan. Hal ini bisa terjadi ketika jumlah barang di pasar tetap sedangkan uang yang beredar di masyarakat berjumlah dua kali lipat. Maka bisa terjadi kenaikan pada harga-harga tersebut.

              Inflasi mengacu pada penurunan daya beli mata uang. Jumlah uang yang dimiliki saat ini bisa digunakan untuk membeli suatu barang di waktu mendatang. Namun setelah terjadi inflasi, maka diperlukan jumlah uang yang lebih banyak untuk membeli barang yang sama. Pengaruh inflasi pada suatu negara cukup besar. Oleh karena itu negara merasa takut tidak bisa mengendalikan laju inflasi. Lantas apa saja sih pengaruh inflasi terhadap ekonomi itu ? Yuk kita simak baik-baik  penjelasannya.

  • Mengurangi daya beli

Inflasi mengurangi nilai daya beli mata uang. Jadi akibat inflasi, jumlah uang yang sama akan membeli lebih sedikit barang daripada sebelumnya. Hal ini terjadi karena penjual terdorong untuk menaikan harga barang mereka. Sebagai upaya untuk menangkap nilai yang sama untuk barang barang mereka setelah inflasi.

Dengan turunnya daya beli, maka biaya hidup standar menjadi lebih tinggi daripada sebelum terjadinya inflasi. Konsekuensinya, orang orang orang dituntut untuk menghasilkan lebih banyak uang daripada barang atau jasa yang sama, mereka harus membayar lebih mahal. Biasanya kita kalau belanja dengan uang tertentu bisa membeli lebih banyak barang namun sekarang karena inflasi dengan uang yang sama hanya sedikit barang yang dapat kita beli atau dapatkan.

  • Mendorong pengeluaran

Semakin menurunnya nilai mata uang, maka akan mendorong para pemilik tabungan untuk mengeluarkan dan memakai uangnya. Kemudian menggunakannya untuk membeli barang atau jasa sesegera mungkin, sebelum uang tunai tersebut semakin kehilangan nilainya.

             Selain itu, pada prinsipnya tidak semua inflasi berdampak negative pada perekonomian. Terutama jika terjadi inflasi ringan yaitu di bawah 10%. Dengan tingkat Inflasi ringan dapat mendorong terjadinya pertumbuhan ekonomi. Hal ini dikarenakan inflasi mampu memberi semangat kepada para pengusaha untuk lebih meningkatkan prdosuksinya. Dengan kenaikan harga yang terjadi  pengusaha mendapat lebih banyak keuntungan. Selain itu, peningkatan peningkatan produksi memberi dampak positif lain seperti tersedianya lapangan kerja baru. Namun, inflasi akan berdampak negative apabila nialinya melebihi 10%.

             Dengan adanya kenaikan tingkat inflasi, hal ini menunjukkan adanya suatu pertumbuhan perekonomian, namun jika dalam jangka waktu panjang dan tingkat inflasi tinggi maka hal ini akan memberikan dampak yang sangat buruk bagi perekonomian. Dengan tingginya tingkat inflasi, ini menyebabkan barang domestik lebih mahal jika dibandingkan dengan harga barang impor.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun