Mohon tunggu...
Natasya Artamefilla Rahmiawan
Natasya Artamefilla Rahmiawan Mohon Tunggu... Lainnya - Bimbingan dan Konseling

Universitas Negeri Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Implementasi Kurikulum 2013 untuk Bimbingan dan Konseling

6 Juni 2022   06:09 Diperbarui: 6 Juni 2022   06:13 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan merupukan suatu proses untuk membentuk individu yang dapat mengembangkan potensi yang ada pada dirinya dan dapat meningkatkan harkat dan martabat sehingga dapat menjadi individu yang lebih baik. Dalam pendidikan individu dapat meningkatkan pengetahuan, kreativitas dalam bidang keilmuan dan teknologi. 

Pendidikan tidak hanya mengembangkan intelektual saja tetapi juga perkembangan emosi individu keatah yang positif serta membangun karakter yang baik. Sehingga didalam pendidikan juga perlunya guru khusus untuk mengoptimalkan bimbingan dengan bantuan guru bimbingan dan konseling di sekolah.

Implementasi kurikulum dalam bimbingan dan konseling dimaksudkan untuk membimbing individu dalam empat hal yaitu : 1.pribadi 2.sosial 3.belajar 4.karir. Sehingga pesera didik dapat memdapatkan fasilitas dapat mengenal dan memahami potensi yang dimiliki, merancang ragam progam pembelajaran dan juga dapat melayani masalah yang sedang dialami oleh peserta didik.

Kurikulum 2013, tidak terlihat jelas karena kurangnya penyediaan waktu untuk bimbingan dan konseling. Sehingga menjadi kendala dalam implementasi bimbingan dan konseling disekolah. Banyak materi bimbingan dan konseling yang terintegrasi dalam mata pelajaran lain. Sehingga, bimbingan dan konseling tidak dapat dianggap menjadi komponen tempelan sjaa tetapi harus dianggap menjadi komponen inti dalam proses internalisasi.

Pembentukan pribadi dan pengasahan nilai-nilai kehidupan menjadi salah satu tujuan pendidikan, tetapi pada faktanya tujuan pendidikan sering kali dibiaskan menjadi parameter mutu akademis dan juga menyiapkan peserta didik memasuki dunia kerja ataupun perguruan tinggi. Selain itu, kerancuan peran konselor dalam pendidikan disekolah hanya menjadi polisi sekolah.

Selain itu, implementasi kurikulum 2013 sangat terasa oleh guru bimbingan dan konseling karena kedudukannya tidak tersurat dalam struktur kurikulum sehingga tidak tersedia waktu dan posisi yang tidak jelas. 

Padahal pada faktanya kurikulum 2013 menghapus penjurusan yang digantikan oleh kelompok peminatan. Maka, guru bimbingan dan konseling memiliki tugas membimbing secara intensif bagi peserta didik memilih sesuai dengan kemampuan, dan potensi yang dimiliki. Sehingga peran bimbingan dan konseling harus lebih nyata.

Sehingga solusi untuk guru bimbingan dan konseling untuk mengaplikasian kurikulum 2013 adalah perlunya dilakukan pencerahan peran guru bimbingan dan konseling kepada pihak sekolah. Sehingga guru BK memiliki kedudukan di sekolah untuk membantu peserta didik mencapai perkembangan secara optimal. 

Selain itu perlunya pelatihan kepada semua guru BK tentang penyelenggaraan kurikulum 2013, sehingga guru BK memiliki bekal dalam pelaksanaan tugas.

Dapat disimpulkan, peran guru BK masih belum optimal dan rendahnya pemahaman peran BK disekolah. Sehingga dapat dilakukan berbagai cara untuk menjadikan guru BK salah satu komponen terpenting dalam penyelenggaraan kurikulu 2013, yaitu dengan memberikan pelatihan serta bekal untuk menjalankan kurikulum 2013. Selain itu, peran guru BK lebih jelas dan memiliki kedudukan di sekolah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun